Kembali lagi SGPC membahas bangunan modern karya legenda arsitektur modern Indonesia Friedrich Silaban; sekaligus melanjutkan pembahasan gedung di Surabaya dan kantor Bank Indonesia (BI) secara keseluruhan. Gedung Bank Indonesia yang berdiri di dekat titik pertemuan antara Jalan Kebon Rojo, Jalan Pahlawan dan Jalan Bubutan, utara Lapangan Pahlawan dan timur laut Kantor Gubernur Jawa Timur adalah salah satu karya Silaban lainnya.
Gedung Bank Indonesia Surabaya dirancang oleh tim arsitek dari Biro Arsitektur F. Silaban NV dan dibangun bertahap mulai Agustus 1964 hingga selesai keseluruhan 10 tahun kemudian, tepatnya Agustus 1974, dengan kontraktor struktur utama oleh Pembangunan Perumahan. Gedung ini dikenal luas bagi para pecinta arsitektur dan Silabanista karena, seperti halnya bangunan lain karya Silaban, karya desainnya cukup menonjol dan sarat dengan disiplin arsitektur tropis yang kaku.
Kantor Bank Indonesia di Surabaya awalnya berada di bekas kantor de Javasche Bank di pertigaan Jalan Kasuari dan Jalan Garuda, dekat dengan kantor Telkom, Gedung Internatio, dan Jembatan Merah Plaza, yang diperluas dan dirombak pasca-nasionalisasi DJB oleh Pemerintah Republik Indonesia. Namun, karena kebutuhan ruang perkantoran yang semakin besar, maka BI harus membangun sebuah gedung baru. Rencana tersebut sudah muncul sejak akhir 1950an, dan rancangan arsitektur gedung oleh Friedrich Silaban sudah disetujui Presiden Soekarno pada 15 April 1961.
Pemkot Surabaya dan Bank Indonesia sepakat melakukan tukar guling tanah, dimana organ moneter Republik Indonesia mendapatkan lahan milik Pemkot di utara Lapangan Pahlawan, berdasarkan akta notaris yang baru terbit 19 September 1961. Menariknya, dalam buku “Sejarah Perkembangan Kantor Bank Indonesia Surabaya” terbitan organisasi pensiunan organ moneter (yang merupakan referensi induk artikel ini), menyebut bahwa enam bulan sebelum akta notarisnya terbit, tanah bakal Gedung BI Surabaya itu dipagari serta bangunannya yang kebanyakan aset Pemkot, termasuk bangunan pertunjukan Yayasan Taman Kebudayaan, dibongkar. Untuk melancarkan relokasi itu, BI memberi bantuan senilai Rp. 6 juta uang lama (1961, setara Rp. 3,1 milyar nilai 2023).
Pembangunan Gedung BI Surabaya berlangsung bertahap. Pada 1964, pagar halaman (Februari) dan 735 tiang pondasi (Agustus) sudah ditancapkan, tetapi baru pada 13 September 1968 diteken kontrak antara Bank Indonesia dengan Pembangunan Perumahan, sekaligus memulai secara keseluruhan pembangunan gedung tersebut. Pembangunan gedung tersebut berlangsung cukup lama, selama enam tahun sampai awal Agustus 1974. Tepatnya saat diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Mohammad Noer pada 3 Agustus 1974.
Pasca-penempatan Kantor BI Surabaya di bilangan Lapangan Pahlawan, Bank Indonesia menyewakan ruangan kantor eks de Javasche Bank untuk beberapa perusahaan, mulai dari BPD Jawa Timur (1981-1988) hingga Sucofindo (1991-1996). Sekarang ia digunakan sebagai Museum Bank Indonesia.
Seperti yang disinggung di awal, Gedung Bank Indonesia Surabaya dirancang oleh Friedrich Silaban bersama timnya dari Biro Arsitektur F. Silaban NV. Melihat dari bentuknya, bangunan berlantai enam dengan satu ruang teknikal ini tambun serta beratap datar, dengan luas lantai yang tidak kalah leganya, yaitu 22.440 m2.
Secara eksterior, ia diselimuti oleh balok dan kolom peneduh matahari, sama dengan rancangan Silaban di kantor pusat Bank Indonesia, dan kantor Bank Negara Indonesia di Jakarta. Tetapi, ada catatan dari buku tentang Friedrich Silaban karangan Astuti S.A. Odang dan kawan-kawan bahwa ada perombakan rancangan dari arsitek lain. Catatan Gubah Laras, biro arsitek yang merancang renovasi kantor ini, menyebut renovasinya baru dilaksanakan sejak 1992.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1950an hingga 1970an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Alamat | Jalan Pahlawan No. 105 Krembangan, Surabaya, Jawa Timur |
Arsitek | Friedrich Silaban (F. Silaban NV, arsitektur) |
Pemborong | Pembangunan Perumahan |
Lama pembangunan | Agustus 1964 – Agustus 1974 |
Diresmikan | 3 Agustus 1974 |
Jumlah lantai | 7 lantai |
Referensi
- Arsip halaman resmi PT Pembangunan Perumahan, diarsip 1 Mei 2004
- Arsip halaman resmi Gubah Laras, diarsip 7 Januari 2007
- Bank Indonesia (2012). “Gedung Bank Indonesia: Jejak Arsitektur Dalam Menggapai Kemakmuran Negeri.” Jakarta: Bank Indonesia. Hal. 120-121
- Erwin Kusuma; Sidarto; Siswano et. al. (2013). “Sejarah Perkembangan Kantor Bank Indonesia Surabaya.” Jakarta: Perkumpulan Pensiunan Bank Indonesia. Hal. 194-199
- Setiadi Sopandi (2017). “Friedrich Silaban”. Jakarta: Gramedia. Hal. 302
- Astuti S.A. Odang; Bambang Triatma; Tri W. Handayani et. al. (1991). “Arsitek dan Karyanya F. Silaban, dalam konsep dan karya.” Bandung: Penerbit “Nova”. Hal. 73
- Gambar rancang bangun di Arsitektur Indonesia, diakses 31 Oktober 2023 (arsip)
Tinggalkan Balasan