Iklan

Benarkah SGPC semakin hari semakin tidak jelas arahnya? Jawaban dari kami adalah ya, semakin banyak gedung-gedung acak yang kata banyak orang tak bernilai sejarah yang ternyata kami bisa bahas – sebelumnya ada hotel di Sumbar seperti Kyriad Bumiminang dan Pusako Bukittinggi. Sekarang kami membahas Hotel Prima Cirebon, sebuah gedung tinggi terawal di Negeri Petis.

Hotel Prima Cirebon adalah sebuah hotel berbintang tiga di Jalan Siliwangi Kecamatan Kejaksan. Hotel milik PT Cirebon Grahatama tersebut menyediakan 97 kamar yang terbagi ke dalam 10 tipe kamar di setiap enam lantai gedungnya. Ia dirancang oleh tim arsitek Bita Enarcon Engineering.

Hotel Prima Cirebon, 25 Agustus 2010
Foto oleh Yan Purwadi Kurniawan/Panoramio

Iklan

Sejarah Hotel Prima Cirebon: Hotel berbintang pertama

Secara historis, Hotel Prima merupakan hotel berbintang pertama di Cirebon. Pembangunan yang dilaksanakan oleh BUMN pemborongan Pembangunan Perumahan, dengan PT Gunasejati Prakarya Raya untuk finishing telah dimulai sejak bulan Desember 1989 hingga selesai pada bulan Juli 1991. Sementara operasionalnya dimulai di bulan yang sama (Juli 1991).

Hotel Prima diresmikan operasional penuhnya di bawah nama Park Hotel Cirebon pada 21 September 1991 oleh Menteri Perhubungan Azwar Anas. Ketika berdiri, hotel yang dibangun dengan investasi 11 milyar rupiah (1991) itu adalah hotel bintang tiga pertama – dan hotel berbintang satu-satunya – di Cirebon.

Park Hotel berganti nama menjadi Hotel Prima – kemungkinan terkait indonesianisasi nama tempat di tahun 1995. Pada tahun 2012-2015 dibangun gedung perluasan di sebelah gedung serbaguna/eks kantor sewa yang dirancang oleh PT Redana Daksa Arja, dan dibangun oleh perusahaan bernama Indotel Graha Pratama. Detail mengenai gedung ini sayangnya sangat minim, sehingga sisa artikelnya lebih banyak membahas wing lama Hotel Prima.

Arsitektur Hotel Prima Cirebon berupaya mengadopsi potensi kedaerahannya

Bita Enarcon Engineering adalah biro arsitek yang menangani desain Hotel Prima secara keseluruhan (baik arsitektur, struktur hingga utilitias dan tata pekarangannya). Secara kasat mata, orang akan melihat gedung ini bergaya pasca-modern atau modern “biasa-biasa saja”.

Dalam wawancara dengan Majalah Konstruksi (#164, Desember 1991), pihak arsitek mengatakan hotel ini dirancang menyatu dengan daerah sekitar yang sarat dengan bangunan era kolonial Belanda – atau dari kata mereka sendiri, “tidak terlalu aneh atau terlalu keluar dari lingkungannya.”

Sehingga desainnya terlihat sederhana, berwarna putih dengan elemen tekukan yang terinspirasi dari Balai Kota Cirebon; jendela kamar alias elemen vertikalnya ada di sisi utara/selatan karena pertimbangan konservasi enersi. Sementara interiornya saat itu dominan diisi pengaruh Cirebonan. Gedung berbentuk kotak ini memiliki luas lantai 6.650 m2.

Nah, soal profil hotelnya. Hotel Prima Cireon memiliki 97 kamar yang terbagi ke dalam tujuh tipe suite dan tiga tipe kamar biasa (standard, superior dan deluxe). Ia juga menyediakan fasilitas rapat dan sebuah ballroom berkapasitas 800 orang, kolam renang dan restoran.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaPark Hotel Cirebon
AlamatJalan Siliwangi No. 107 Kejaksan, Cirebon, Jawa Barat
ArsitekBita Enarcon Engineering (arsitektur dan struktur)
PemborongPembangunan Perumahan
Lama pembangunanDesember 1989 – Juli 1991
Diresmikan21 September 1991
Jumlah lantai6 lantai
Jumlah kamar97 kamar
Biaya pembangunanRp. 11 milyar (1991)
Rp. 130 milyar (inflasi 2023)

Referensi

  1. Rakhidin; Sorita (1991). “Park Hotel: Menggali potensi lokal.” Majalah Konstruksi No. 164, Desember 1991, hal. 58-62
  2. ANTARA (1991). “Dephub terus kembangkan pelayanan angkutan wisata.” Bali Post, 23 September 1991, hal. 13
  3. Profil Hotel Prima Cirebon di halaman resmi dan di Agoda, diakses 13 Juni 2024

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

  1. Handi Suyadi Avatar
    Handi Suyadi

    Tolong jangan katakan “SGPC tidak jelas arahnya.” Karena semua artikel mengenai suatu gedung, entah itu penting atau tidak, penting untuk diketahui kisah sejarahnya.

    1. Wah tanggapan yang cukup diplomatis. Saat SGPC membuat artikel ini, kita nyaris kebingungan milih gedung yang akan diangkat, karena ada yang perlu “dikejar” alias nilai viralnya tinggi. Kalau ada tambahan baru dari gedung ini, mimin sunting.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *