Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

SGPC kembali membahas hotel di Bali bagian selatan, kini giliran Prama Sanur Beach Hotel, hotel pertama milik Grup Aerowisata. Dahulu bernama Sanur Beach Hotel dan dalam 6 tahun perdana dikelola bersama antara maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan KLM Royal Dutch Airlines, hotel dengan 428 kamar dan berformat resort, seperti halnya hotel-hotel di Desa Sanur ini, merupakan salah satu hotel legendaris di Bali, dibangun saat-saat menjelang momen PATA 1974 di pulau kesayangan ini. Namun, berbeda dengan salah satu tetangganya iaitu Hyatt Regency Bali, hanya kontraktornya yang diketahui, yang SGPC bahas di paragraf-paragraf berikutnya.

Gedung pertama Prama Sanur Beach Hotel, 2009
Suasana di bangunan lama Hotel Sanur Beach, Juni 2009. Foto oleh Maria Majdanska di Panoramio (RIP)

Iklan

Hotel ini berdiri di atas tanah milik warga lokal bernama I Gusti Putu Raka – yang mungkin sudah menjual tanahnya ke pemilik lahan ini, BUMN perhotelan Aerowisata. Konstruksinya yang merupakan kerjasama swasta Decorient Indonesia dengan BUMN Pembangunan Perumahan berlangsung dari Agustus 1972 hingga Maret 1974 (data PT PP), saat itu menampung hanya 270 kamar dan 13 bungalow. Tahap pertama dari hotel ini, yang menghabiskan biaya 8 juta dolar AS (Rp. 3,3 milyar nilai 1974), diresmikan Menteri Perhubungan Emil Salim pada 29 Juli 1974.

Karena berdiri di tengah malaise ekonomi global, pemasukan dan okupansi seret, dalam enam bulan pertama baru mengisi rerata 34 persen kamar. Baru saat ekonomi global pulih di tahun 1975-paruh pertama 1978, ekonomi berangsur-angsur pulih dan setidaknya mampu mengisi rata-rata 65-70 persen kamar. Hal ini mendorong pembangunan kamar baru sebanyak 54 unit yang akhirnya diresmikan penggunaannya pada November 1979. Ekstensinya dirancang oleh tim arsitek dari Atelier 6. Total 337 kamar saat itu.

Gedung perluasan Prama Sanur Beach Hotel, 2009
Kolam renang wing baru Hotel Sanur Beach, Juni 2009. Foto oleh Maria Majdanska di Panoramio (RIP)

Sementara gedung perluasannya yang berbentuk M yang juga digarap oleh Atelier 6 menyusul dibangun, karena tingginya permintaan kamar untuk hotel milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia saat itu. Pembangunan perluasannya disetujui pada 1987, namun konstruksinya oleh Wijaya Kusuma Contractors baru dimulai April 1989 dan berlangsung setahun kurang, selesai dibangun pada Maret 1990 dengan biaya konstruksi USD 13,3 juta (Rp. 24,3 milyar nilai 1990). Perluasan berbentuk M itu berdiri di atas bekas 13 unit bungalow itu.

Perluasan Sanur Beach Hotel diresmikan oleh Menteri Pariwisata Postel, Soesilo Soedarman, pada 30 Maret 1990. Dengan tambahan 134 kamar (120 kamar standar dan 14 suite), hotel yang saat itu berusia 16 tahun itu memiliki total 458 kamar. Sejak 2015, hotel ini bersalin nama menjadi Prama Sanur Beach Hotel dan sudah mengalami renovasi rutin, sehingga susut menjadi 428 kamar.

Prama Sanur Beach Hotel (Agoda/Booking) saat ini menyediakan 428 kamar yang dibagi ke dalam lima kategori kamar. Seperti halnya hotel-hotel lainnya, ia juga menyediakan kolam renang, lapangan tennis, empat ruang balai sidang (Wantilan, terluas dengan 600 m2 dan berkapasitas maksimum 1.000 orang), fasilitas spa dan pijat, serta empat restoran yang menawarkan serbaneka kuliner plus sebuah lounge.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaSanur Beach Hotel
AlamatJalan Cemara Sanur, Denpasar Timur, Denpasar, Bali
Arsitek (gedung ekstensi “T” dan gedung “M”)Atelier 6
Pemborong (gedung “T”, J.O.)Decorient Indonesia
Pembangunan Perumahan
Pemborong (gedung “M”)Wijaya Kusuma Contractors
Lama pembangunan (gedung “T”)Agustus 1972 – Maret 1974
Selesai dibangun (gedung ekstensi “T”)November 1979
Lama pembangunan (gedung “M”)April 1989 – Maret 1990
Jumlah lantai (“T” dan “M”)4 lantai
Jumlah kamar428
Biaya pembangunan (1974)Rp. 3,3 milyar (1973)
Rp. 316 milyar (inflasi 2023)
Biaya pembangunan (“M”)Rp. 24,3 milyar (1990)
Rp. 309,4 milyar (inflasi 2023)

Referensi

  1. “Hotel Sanur Beach Bali Dibuka Resmi Senin Lusa.” Bali Post, 27 Juli 1974
  2. Iklan peresmian Sanur Beach Hotel, Bali Post, 29 Juli 1974
  3. mjk (1974). “Indonesia Harus Merubah Pengelolaan Pariwisata untuk Menjaring Wisatawan2.” KOMPAS, 31 Juli 1974, hal. 4
  4. Paul Blair (1994). Great Hotels & Resorts of Indonesia. Singapura: Archipelago Press. Halaman 156-157
  5. Arsip halaman resmi PT Pembangunan Perumahan, diarsip 19 Juli 2003
  6. Halaman resmi Wijaya Kusuma Contractors, diakses 23 Oktober 2022 (arsip)
  7. Halaman resmi Prama Sanur Beach Hotel, diakses 23 Oktober 2022 (arsip)
  8. Ni Luh Made Pertiwi F (2015). “Hotel-hotel dari Aerowisata Berganti Nama.” KOMPAScom, 25 April 2014. Diakses 23 Oktober 2022 (arsip)
  9. Advertorial (1978). “Hotel Sanur Beach Bali Berusia 4 Tahun: Dari Tahun ke Tahun Okupansi Meningkat Terus.” Bali Post, 29 Juli 1978, hal. 3
  10. “20 Tahun Hotel Sanur Beach.” Berita Yudha, 3 Agustus 1994, hal. 5
  11. ANTARA (1990). “Empat Kelemahan Pariwisata Perlu Segera Lebih Diatasi.” Harian Ekonomi “Neraca,” 2 April 1990, hal. 3
  12. “Info Singkat: Denpasar.” Harian Ekonomi “Neraca,” 22 Maret 1990, hal. 4
  13. Keterangan foto. Majalah Indonesia Travel Vol. 1 No. 6, Desember 1979, hal. 2
  14. “Aerowisata’s new extensions at Hotel Sanur Beach and Airport” (Aerowisata perluas Hotel Sanur Beach dan fasilitas Bandara). Majalah Travel Indonesia Vol. 11 No. 6, Juni 1989, hal. 7-8
  15. “Allison’s role in hotel development lauded at Hotel Sanur Beach anniversary” (Memuji peran Stanley Allison dalam pengembangan hotel dalam acara HUT Hotel Sanur Beach). Majalah Travel Indonesia Vol. 11 No. 9, September 1989, hal

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *