Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Balai Kota Surabaya (Jalan Jimerto)

Ini bukan gedung yang anda cintai dan anda kenal, yang merupakan rancangan C. Citroen zaman pemerintahan Belanda pada tahun 1916-17. Gedung Balai Kota Surabaya yang kami maksud adalah gedung di Jalan Jimerto, yang secara resmi bernama Graha Sawunggaling, rancangan tim Sub Bidang Pembangunan Pemerintah Kota Surabaya. Namun, kami menyebutnya juga sebagai Balai Kota Surabaya karena banyak operasional pemerintah kota terbesar kedua Indonesia yang ditempatkan di gedung modern berlantai enam ini.

Balai Kota Surabaya Jalan Jimerto alias Graha Sawunggaling dari arah barat daya.
Bukan gedung era 1980an. Foto oleh Dodod wirosableng @ Panoramio

Gedung Balai Kota alias Gedung Pemkot Surabaya ini bukan gedung era delapan puluhan seperti yang mimin, dan masyarakat Kota Surabaya kontemporer duga-duga selama ini. Saat ini gedung tersebut sudah terlihat jauh lebih beda, walau fungsi di dalamnya kini tidak banyak berubah dari saat pertama digunakan pada pertengahan tahun 1977, bahkan dengan beberapa fungsi pelayanan daerahnya didelegasikan ke Mall Pelayanan Publik Siola.


Iklan

Konstruksi Balai Kota Surabaya didanai oleh voorfinanciering dan pinjaman bank

Balai Kota Surabaya
Balai Kota Surabaya sebelum 1977 dan setelah 2000an. Foto oleh mimin SGPC

Awal tahun 1975, dikabarkan bahwa gedung Balai Kota era Belanda, yang didesain hanya untuk 500 pegawai Pemkot Surabaya, ditempati lebih dari 3 kali lipatnya, tepatnya 1771 pegawai, sehingga gedung barupun amat mendesak untuk dibangun. Pada 24 Maret 1975, kontrak kerja Pemkot dengan pemborong bernama CV Banyu Mas diteken, sehingga secara legal memulai konstruksi kantor Pemkot Surabaya di Jalan Jimerto.

Pemancangan tiang pertama simbolis dilaksanakan oleh Gubernur Jawa Timur merangkap Kepala Dirjen Otonomi Daerah Wang Suwandi SH pada 2 Mei 1975. Saat penggalian pondasi berlangsung, ditemukan tiga kerangka manusia dan beberapa bom yang diantaranya aktif. Beruntung tidak ada kejadian yang membahayakan pekerja kontraktor saat bom tersebut ditemukan. Per 31 Januari 1976, konstruksi sudah mencapai k/l 40 persen, dan 21 Februari 1976 meningkat menjadi 45 persen dan sudah mencapai lantai 3.

Konstruksi selesai keseluruhan pada akhir April 1977, dengan biaya keseluruhan Rp. 2,2 milyar (1977) yang bersumber dari voorfinanciering (pendanaan oleh pemborong dalam tahun jamak) dan pinjaman dari Bank Negara Indonesia yang disepakati antara kreditur dan Pemkot Surabaya pada 31 Januari 1976. Dana dari APBD Surabaya lebih digunakan untuk melunasi voorfinanciering dan pinjaman bank komersil milik negara tersebut.

Gedung baru berlantai enam tersebut diresmikan penggunaannya oleh Menteri Dalam Negeri Amir Machmud pada 30 April 1977. Namun, pemindahan pegawai Pemkot dari balai kota era Belanda dan Balai Pemuda dilakukan secara bertahap mengingat finishing touch masih perlu dilakukan, seperti yang diilustrasikan dalam pemberitaan Surabaya Post edisi 2 Mei 1977.

Balai Kota Surabaya (heritage) dan Balai Kota Surabaya di Jalan Jimerto. Surabaya tempo dulu 1970an, 1977, Pemkot Surabaya.
Gedung Balai Kota Surabaya saat selesai dibangun, ~April 1977.
Dari iklan peresmian, Surabaya Post, 30 April 1977, hal. 3

Perubahan penampilan dan desain

Saat pertama dibangun, terdapat dua tangga yang menghubungkan langsung ke lantai 2 kantor Gedung Balai Kota Surabaya; namun tangga pintu masuk utamanya sudah dibongkar dan diganti dengan kanopi yang meneduhi pintu masuk baru di lantai 1. Pada tahun 2014-15, Pemkot Surabaya menganggarkan 4 milyar rupiah untuk merenovasi eksterior gedung menjadi terlihat lebih futuristik dan “ikut zaman”, namun terjegal masalah kualifikasi kontraktor.

Setahun setelah “operasi plastik” tersebut sukses, salah satu panel aluminium terlepas saat hujan deras dan angin menerpa Surabaya pada 3 Maret 2016, menimpa sebuah mobil milik Pemkot. Selepas kejadian panel tersebut dievakuasi dan dipasang kembali dengan cepat.


Iklan

Balai Kota Surabaya konon lebih baik dari gedung-gedung Pemprov DKI

Balai Kota Surabaya Jalan Jimerto alias Graha Sawunggaling dari arah tenggara.
Cukup tinggi di masanya, 34 meter. Foto oleh Wherysusanto @ Panoramio

Gedung Balai Kota Surabaya atau Gedung Pemkot Surabaya/Graha Sawunggaling dirancang oleh tim arsitek dari Sub Bidang Pembangunan Pemkot Surabaya, dengan gaya arsitektur modern tipikal tahun 1970an. Artinya ia juga produk arsitektur asli Surabaya yang agaknya jarang dijumpai di tanah airnya sendiri. Gedung ini terdiri dari enam lantai dan satu basement dengan luas lantai total sekitar 10.680 m2 dengan tinggi 34 meter tidak termasuk antena yang dipasang di belakang gedung ini.

Ia berdiri di atas 368 tiang pancang dan dominan menggunakan struktur beton yang semennya datang langsung dari Semen Gresik. Seorang kontraktor – kemungkinan adalah orang Jakarta – mengatakan bahwa perancangan struktur dan bangunan gedung ini lebih baik dari gedung-gedung milik Pemprov DKI Jakarta, sayangnya tidak disebutkan argumentasinya; sementara pihak Pemprov Jawa Timur menyebutkan gedung ini lebih besar dari kantor pemda tingkat kabupaten/kota lainnya.

Ketika pertama dibuka, Gedung Balai Kota baru digunakan sepenuhnya oleh semua instansi-instansi Pemkot yang sebelumnya berkantor di Taman Surya (balai kota lama) dan Balai Pemuda; lantai 1 dan 2 merupakan kantor pelayanan umum dan juga Dinas Pendapatan Daerah, lantai 3 dan 4 untuk subdirektorat dan lantai 5 untuk pejabat teras Pemkot (Walikota, Bagian Umum, staf-staf ahli dan humas). Sementara lantai terakhirnya merupakan auditorium berkapasitas 800 orang.

Kini, sebagai akibat dari perkembangan populasi dan kebutuhan Pemkot Surabaya, beberapa instansi Pemkot ada yang berpencar atau malahan kembali ke Balai Kota lama, terutama setelah DPRD Surabaya berkantor di gedung baru dekat Balai Pemuda. Bila merujuk ke halaman web resmi Pemkot, instansi yang berkaitan dengan keuangan (Badan Pendapatan Daerah dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah), sumber daya manusia, Dinas Komunikasi dan Informatika, sumber daya air dan jalan, masih berkantor di gedung di Jalan Jimerto ini.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaGedung Pemerintah KMS Surabaya
Gedung Pemkot Surabaya
AlamatJalan Jimerto No. 25-27 Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur
ArsitekTeam arsitek dari Pemerintah Kota Surabaya
PemborongCV Banyu Mas
Lama pembangunanMei 1975 – April 1977
Diresmikan30 April 1977
Jumlah lantai6 lantai
1 basement
Tinggi gedung (Surabaya Post, 30 April 1977)34 meter
Biaya pembangunanRp. 2,2 milyar (1977)
Rp. 94,6 milyar (inflasi 2023)

Referensi

  1. A. Sani (1975). “Tiang pertama kantor Pemda KMS dipancangkan.” Surabaya Post, 2 Mei 1975 hal. 1
  2. “Gubernur Jatim: Sudah sepatutnya Pemda KMS punya gedung yang dapat diandalkan.” Surabaya Post, 3 Mei 1975 hal. 2
  3. “Kantor KMS di Jl. Jimerto selesai 40 persen.” Surabaya Post, 2 Februari 1976 hal. 2
  4. “Balai Kota Surabaya dahulu dibangun hanya untuk 500 orang, tetapi sekarang menampung 1771 karyawan.” Surabaya Post, 25 Februari 1976 hal. 2
  5. “KMS sudah membayar harga gedung Pemda yang baru Rp 1,4 milyar.” Surabaya Post, 30 April 1977 hal. 2
  6. Iklan peresmian Gedung Baru Kantor Walikota KMS. Surabaya Post, 30 April 1977 hal. 3
  7. “Lantai 3 dan 4 gedung baru Pemda KMS belum selesai.” Surabaya Post, 2 Mei 1977, hal. 2
  8. Halaman resmi Pemkot Surabaya (Kepala Teknis, Kabag, Kepala Dinas), 22 Maret 2023, diakses 24 Juni 2023 (arsip: Kepala Teknis, Kabag, Kepala Dinas)
  9. Sri Handi Lestari (2016). “Fasad Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya langsung diperbaiki.” SURYA, 3 Maret 2016, diakes 24 Juni 2023 (arsip)
  10. Ahmad Amru Muiz (2015). “Ada kejanggalan renovasi Gedung Pemkot Surabaya Rp. 4 milyar.” SURYA, 8 April 2015, diakses 24 Juni 2023 (arsip)
  11. Josef Prijotomo (1994). “Perjalanan Gedung Jangkung Surabaya.” Majalah Konstruksi No. 191, Maret 1994, hal 23-25

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *