Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kimaya Sudirman Yogyakarta by Harris

Kembali lagi hotel berbintang dan menjulang yang dibahas SGPC, yaitu adik kandung Kimaya Slipi di pusat bisnis Jalan Jenderal Sudirman Yogyakarta yang juga namanya Kimaya – penuhnya bernama Kimaya Sudirman Yogyakarta by Harris.

Hotel dengan 197 kamar yang menempati delapan lantai ini merupakan salah satu karya cipta dari Wiratman & Associates untuk arsitektur, dan Thomas Sardjono Consulting Engineers untuk struktur bangunan. Ia dahulu merupakan bagian dari keluarga Grup PSP seperti halnya adiknya di Jakarta dan dibangun di akhir 1990an.

Hotel Kimaya by Harris Yogyakarta
Tampang pasca-modern-nya lebih kerasan. Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Sejarah Kimaya Sudirman Yogyakarta: Potensinya besar…..

Awalnya hotel ini merupakan bagian dari Accor Hotels dibawah nama Novotel Yogyakarta dan dimiliki oleh Grup PSP. Pada bulan September 1993, majalah Warta Ekonomi (27/9/1993) mengabarkan bahwa Grup PSP dan Accor berencana membangun sebuah Novotel dengan biaya konstruksi 90 milyar rupiah (1993), yang diharapkan dibangun dari September 1994 hingga selesai 1996. Alasannya sederhana, potensi pariwisata di Yogyakarta, menurut pihak PSP masih cukup besar.

Konstruksi hotel berbintang empat yang berdiri di atas bekas sebuah bioskop bernama President di Jalan Jend. Sudirman Yogyakarta baru dimulai pada tanggal 1 Mei 1996 hingga selesai keseluruhan konstruksinya (finishing) pada 9 September 1997. Keseluruhan konstruksi dilakukan oleh kontraktor swasta Nusa Raya Cipta.

Dalam waktu sebulan lebih pasca-pemolesan akhir, operasional Novotel dimulai pada tanggal 23 Oktober 1997 dengan mengadakan sebuah lakon wayang. Hotel ini diresmikan oleh Gubernur DIY Paku Alam VIII pada 6 Desember 1997, di masa-masa Indonesia menghadapi krisis moneter regional.

Hebatnya, hotel ini masih bertahan ditengah badai krismon dan guncangan gempa, sampai pada akhirnya, mengikuti kakaknya di Slipi, mulai akhir tahun 2021 menanggalkan atribut Accor Hotels-nya dan bergabung ke dalam grup hotel Ascott sebagai Hotel Kimaya Sudirman Yogyakarta. Dan, setiap Kimaya dikelola Harris Hotels.


Iklan

Arsitektur Kimaya Sudirman Yogyakarta: Gaya antik dan kokoh terhadap gempa

Dilihat dari samping demi hindari pohon. Foto oleh mimin SGPC

Secara arsitektur, Hotel Kimaya Sudirman Yogyakarta dirancang oleh tim arsitek dari Wiratman & Associates dan strukturnya dibuat oleh Thomas Sardjono Consulting Engineers. Ia berlantai 8 dengan 2 lantai bawah tanah, dengan luas lantai total mencapa 15.500 m2. Desain hotel disebutkan oleh majalah Konstruksi merupakan gabungan arsitektur era Belanda, tradisional Jawa dan modern, alias dalam bahasa sederhananya adalah pascamodern.

Semisal, karakter era Belanda bisa dilihat dari pemakaian spandek di atap podium, tradisional Jawa dengan menggunakan batu candi dan modernisme diperlihatkan melalui bahan bangunan yang dipakai. Pihak PSP mengatakan bahwa desainnya dicocokkan dengan keadaan sekarang, toh itu juga karena dulunya Bioskop President juga bergaya kolonial.

Secara struktur, gedung ini berdiri di atas pondasi rakit berketebalan 30 cm, yang mengambang di atas tanah keras kedalaman 10 meter. Sementara struktur atasnya menggunakan rangka portal beton daktail karena perhitungan besarnya gaya dari gempa ketimbang angin. Terbukti struktur ini membuat Kimaya Sudirman bertahan saat gempa mengganyang Yogyakarta pada tahun 2006 (SGPC jarang bahas struktur dan baru-baru ini diangkat lagi untuk ilustrasi kenapa hotel ini masih eksis).

Sekarang, mengenai hotelnya. Ketika pertama dibangun, Hotel Kimaya Sudirman Yogyakarta memiliki 203 kamar yang terbagi ke lima tipe kamar (Superior, Deluxe, Disabled, Executive dan Novotel Suite), tetapi renovasi membuat jumlah kamar sekarang susut menjadi 197 kamar dengan tiga tipe kamar (Deluxe, Grand Deluxe dan Executive).

Fasilitas yang tersedia terdiri dari sasana kebugaran, kolam renang, bar dan restoran Coconut Club. Seperti hotel-hotel lain, Kimaya Sudirman Yogyakarta juga memiliki 5 ruang rapat dan ballroom yang berkapasitas maksimal 250 hadirin.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaNovotel Yogyakarta
AlamatJalan Jenderal Sudirman No. 89 Gondokusuman, Yogyakarta, DI Yogyakarta
ArsitekWiratman & Associates (arsitektur)
Thomas Sardjono Consulting Engineers (struktur)
PemborongNusa Raya Cipta
Lama pembangunanMei 1996 – September 1997
Dibuka23 Oktober 1997
Diresmikan6 Desember 1997
Jumlah lantai8 lantai
2 basement
Jumlah kamar197
Biaya pembangunanRp. 50 milyar (1997)
Rp. 361,8 milyar (inflasi 2022)
Referensi: Majalah Konstruksi #265, BERNAS 6/12/1997

Referensi

  1. Saptiwi Djati Retnowati (1997). “Hotel Novotel Yogyakarta, Ciptakan Desain yang Kompak.” Majalah Konstruksi No. 265, Desember 1997, hal. 46-51
  2. kk (1997). “Babad Alas Wana Marta” Tandai “Soft Opening” Novotel Yogya.” Harian Berita Nasional, 23 Oktober 1997
  3. kk; hjl (1997). “Hari Ini Paku Alam VIII Resmikan Novotel.” Harian Berita Nasional, 6 Desember 1997, hal. 3
  4. Ni Nyoman Wira Widyanti (2021). “Ascott Kerja Sama dengan Kimaya Group Perluas Hotel di 4 Provinsi.” KOMPAScom, 4 Desember 2021. Diakses 24 Juli 2022 (arsip)
  5. Hari Susmayanti (2022). “Kimaya Sudirman Yogyakarta by Harris Hotel Ramaikan Bisnis Perhotelan di Yogyakarta.” Tribun Jogja, 17 Maret 2022. Diakses 30 November 2022 (arsip)
  6. Budi Cahyana (2022). “Grup Hotel Kimaya Resmikan Pembukaan di Jakarta, Bandung dan Jogja Secara Serentak.” Harian Jogja, 13 Juni 2022. Diakses 30 November 2022 (arsip)
  7. Deni (2018). “Mengenang Bioskop di Jogja.” Starjogja, 1 Februari 2018. Diakses 30 November 2022 (arsip)
  8. Naptharina Mussolini (1993). “Menggenjot devisa lewat kamar hotel.” Warta Ekonomi, 27 September 1993, hal. 27

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *