Bertambah lagi sebuah apartemen mewah yang ditulis SGPC. Apartemen Permata Hijau adalah sebuah apartemen kelas atas yang berlokasi, tentunya, di Jalan Arteri Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Memiliki 3 blok menara, apartemen yang dikembangkan secara keroyokan oleh Metropolitan Linggajaya, Wijaya Wisesa dan Lippo ini secara keseluruhan memiliki dua blok berlantai 11 dan satu blok berlantai 12, dengan jumlah unit apartemen yang ditawarkan mencapai 168 unit.
Sejarah Apartemen Permata Hijau: Proyek hasil balas budi
Advertorial Apartemen Permata Hijau di majalah SWA edisi Maret 1992 memiliki catatan sejarah menarik langsung dari pelakunya.
Kisahnya diawali dari pembelian sebuah potongan lahan milik PT Permata Hijau, pengembang real estat milik kelompok Jan Darmadi, oleh Herry Wijaya, pemilik ATD Plaza dan Wisma Bank Industri, pada tahun 1980an. Saat mempersiapkan proyek Apartemen Permata Hijau, grup Lippo dibawah James Riady mengajak Wijaya bekerjasama, yang merupakan “balas budi” Lippo untuk Wijaya karena ia menjual tanah miliknya kepada Grup Lippo.
Lippo selanjutnya mengajak Metropolitan Linggajaya, yang di saat yang bersamaan juga mengembangkan proyeknya sendiri bernama Le Cristal di Cilandak, untuk bekerjasama mengembangkan Apartemen Permata Hijau jua.
Ketiga perusahaan tersebut membentuk PT Masato Prima. Walau kondisi ekonomi yang sedang dalam keadaan uang ketat (pembatasan kredit), permintaan akan apartemen yang tinggi dari ekspatriat dan eksekutif perusahaan asal Indonesia yang terbiasa hidup di apartemen menjadi alasan dibangunnya Apartemen Permata Hijau.
Konstruksi dilakukan oleh PT Metropolitan Linggapermai, dimulai pada bulan Februari 1992 untuk blok 1 dan 2, sementara blok ketiganya baru mulai dibangun pada Mei 1992. Proyek tersebut diestimasikan selesai dibangun keseluruhan sekitar Oktober 1993, dengan asumsi proyek berlangsung lancar. Proyek ini menghabiskan 83,48 milyar rupiah (1993, setara Rp. 839 milyar nilai 2020) dengan pendanaan dari Bank Lippo.
Arsitektur Apartemen Permata Hijau bergaya mediterania tropis
Apartemen Permata Hijau dirancang oleh arsitek asal Amerika, Richard “Randy” Dalrymple, bersama dengan tim arsitek dari RSP-Pacific Associates. Dalrymple mengusung ciri khas mediterania tropis, dimana ciri khas utama dari apartemen ini, secara desainnya, adalah jendela yang lebar dan disela oleh topangan kolom Etruscan. Ruang lanskapnya ditata sedemikian rupa agar, menurut Dalrymple, “penghuni dihantar oleh suasana sejuk dan asri ke pintu masuk masing-masing gedung”.
Apartemen ini memiliki tiga blok yang terdiri dari blok 1, 2 dan 3; dengan blok 1 dan 2 memiliki 11 lantai dan blok 3 dengan 12 lantai. Keseluruhan blok memiliki 173 unit (tidak mewakili keadaan saat ini – beberapa versi terawal menyebut 163, 164 dan 184 unit) dengan rincian di bawah ini:
- 1 unit 1 kamar tidur, dengan luas lantai 135 meter persegi
- 138 unit 2 kamar tidur, dengan luas lantai 150-180 meter persegi
- 30 unit 3 kamar tidur, dengan luas lantai 236 meter persegi
- 4 unit penthouse (4 kamar tidur), dengan luas lantai 236-272 meter persegi, di blok 3 lantai 11-12
Fasilitas umum yang ditawarkan apartemen yang saat pertama dijual dibanderol dari 750 juta hingga 1 milyar rupiah nilai 1993 (setara Rp. 7,5 milyar hingga 10 milyar nilai 2020) ini terdiri dari sebuah gedung clubhouse/fasilitas bersama yang menampung pusat kebugaran, kedai kopi dan ruang rapat; kolam renang; lapangan tenis; dan tempat bermain anak-anak.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Permata Hijau Blok B No. 8 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jakarta |
Jumlah menara | 3 |
Arsitek | Richard Dalrymple (desain arsitektur) RSP-Pacific Associates (architect of record) Gistama Intisemesta (struktur) |
Pemborong | Metropolitan Linggapermai |
Lama pembangunan (menara 1 dan 2) | Februari 1992 – ca. Oktober 1993 |
Lama pembangunan (menara 3) | Mei 1992 – ca. Oktober 1993 |
Jumlah lantai (menara 1 dan 2) | 11 lantai 1 basement |
Jumlah lantai (menara 3) | 12 lantai 2 basement |
Jumlah unit (keseluruhan) | 173 |
Biaya pembangunan | Rp. 83,48 milyar (1993) Rp. 839 milyar (inflasi 2020) |
Referensi
- Advertorial (1992). “Citra: Membangun Reputasi Lewat Apartemen Permata Hijau”. Majalah SWA No. 12/VII, halaman sela antara 51-52
- Advertorial (1992). “Citra: Siapa Dibalik Permata Hijau?” Majalah SWA No. 12/VII, halaman sela antara 51-52
- HB Supiyo; Amal Taufiq; Danang Kemayan Jati et. al. “Yang Masih Tetap Laris”. Majalah SWA No. 12/VII, hal. 30-32
- Dwi Ratih; Saptiwi Djati Retnowati (1993). “Apartemen Permata Hijau: Apartemen Dengan Wajah Klasik Kontemporer”. Majalah Konstruksi No. 185, September 1993, hal. 51-57
Tinggalkan Balasan