Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Apartemen Amartapura adalah satu dari tiga apartemen yang dibangun di kawasan kota mandiri Lippo Karawaci dan merupakan apartemen tertinggi di Tangerang sebelum Apartemen U dibangun di sebelah Supermal Karawaci.

View from my "kost2an"
Foto oleh Cindy Madison

Dikembangkan secara kerjasama antara Lippo Karawaci dengan Hyundai Engineering & Construction Co. (Korea Selatan), gedung rancangan Richard “Randy” Dalrymple dan tim arsitek Pacific Adhika Internusa[mfn]Majalah Konstruksi, yang meliput proyek Amartapura, menegasikan peran Dalrymple dari laporan mereka, sebaliknya Pacific Adhika dihilangkan dari advertorial Apartemen Amartapura di KOMPAS edisi 16 Mei 1997[/mfn] ini memiliki ketinggian masing-masing tower berlantai 52, 163 meter dan tower berlantai 41 lantai, 158 meter.

Pemborong proyek Amartapura, Duta Graha Indah, bekerjasama dengan Hyundai E&C, memulai pembangunannya pada tanggal 8 Februari 1995. Lippoland pada 1994 sudah melakukan penawaran unit pra-penjualan dan penjualan apartemen Amartapura dimulai 20 Mei 1995. Pembangunan gedung selesai pada akhir Juli 1997, dan per Agustus 1997, apartemen yang diklaim Lippo sebagai “kondominium tertinggi di dunia” – klaim yang sepertinya menafikan keberadan apartemen super tinggi setinggi 200 meter di Hong Kong atau AS – sudah bisa digunakan.

Apartemen Amartapura memiliki 716 unit apartemen yang terdiri dari tipe studio 1 atau 2 kamar tidur (lantai 2, 8 unit), tipe 3 kamar tidur (lantai tipikal, 8 unit/lantai) dan penthouse (dua lantai teratas, 4 unit/lantai). Secara teori, Amartapura 1 memiliki 400 unit dan Amartapura 2 sebanyak 312 unit. Tetapi jumlah unit apartemen sesungguhnya bisa berbeda karena untuk standar 3 kamar tidur, pembeli bisa meminta unit apartemen tipikal tersebut digabung. Lippo menghabiskan 90 juta dolar AS/Rp. 220 milyar (nilai 1997) untuk pembangunan kompleks apartemen ini sudah termasuk biaya tanah.


Iklan

Arsitektur Apartemen Amartapura terinspirasi dari kebudayaan Indonesia

Penamaan apartemen Amartapura memang dirancang lebih meng-Indonesia, yaitu dinamai setelah Kerajaan Amarta, dari kisah pewayangan Mahabharata. Menurut Ir. Ahmad Djuhara dari Pacific Adhika Internusa kepada pewarta Majalah Konstruksi, citra Kerjaan Amarta akan menjadikan Apartemen Amartapura istana bagi tenantnya.

Secara arsitektur, gedung yang dicat putih sejak 2015 lalu ini memiliki filosofi raja dan ratu, dan memiliki banyak inspirasi, salah satunya dari anyaman rotan untuk bagian wajah bangunan (fasad) dan detil kaya ornamen a la Candi Prambanan. Pemilihan warna cat sebelum 2015 membawa makna tradisional, kuning melambangkan padi dan merah melambangkan tanah merah, dan puncak gedung berwarna emas mahkota, mengukuhkan citra “raja dan ratu” Apartemen Amartapura.

Secara struktur, Apartemen Amartapura dibangun dengan pondai tiang bor berkedalaman sekitar 30 meter dan struktur utama beton bertulang, lapis lantai flat slab dan tembok core dengan balok outrigger yang diberi lubang kecil di lantah tengah kedua apartemen, untuk mengurangi dampak inersia akibat gempa. Eksterior Amartapura menggunakan lapis GRC yang diklaim menyejajarkan Amartapura dengan bangunan kelas dunia, menurut advertorial Apartemen Amartapura di KOMPAS edisi 16 Mei 1997, tetapi jangan dilupakan GRC sudah digunakan di gedung-gedung terkemuka di Jakarta lainnya.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Sutan Sjahrir No. 50 Lippo Karawaci Kelapa Dua, Kab. Tangerang, Banten
ArsitekRichard Dalrymple (arsitek perancang dan interior)
PT Pacific Adhika Internusa (architect of record)
Pemborong (J.O.)Duta Graha Indah
Hyundai Engineering & Construction Co.
Lama pembangunanFebruari 1995 – Juli 1997
Jumlah lantai (tower 1)52 lantai
Jumlah lantai (tower 2)41 lantai
Tinggi gedung (tower 1)163 meter
Tinggi gedung (tower 2)158 meter
Jumlah unit400 (tower 1)
312 (tower 2)
716 (total)
Biaya pembangunanUSD 90 juta (1997)
Rp 220 milyar (kurs 1997)
Rp 1,6 triliun (inflasi 2020)
Referensi: Majalah Konstruksi #258 September 1997; KOMPAS 16/5/1997

Referensi

  1. Saptiwi Djati Retnowati (1997). “Amartapura the Residential Palace: Sebagai Landmark Lippo Karawaci”. Majalah Konstruksi No. 258, September 1997.
  2. ksp (1994). “Lippo Bangun Apartemen 52 Lantai di Karawaci.” KOMPAS, 19 Juli 1994.
  3. tik (1995). “Kondominium Tertinggi di Dunia Percantik Daerah Lippo Village.” Merdeka, 11 Mei 1995.
  4. sht (1995). “Amartapura Mulai Dipasarkan 20 Mei 1995”. Merdeka, 19 Mei 1995.
  5. Advertorial (1997). “Kondominium Kelas Dunia Hadir di Indonesia”. KOMPAS, 16 Mei 1997.
  6. EMPORIS. Diakses 23 Agustus 2019. (arsip)
  7. Salva Garcia; Nina Delgado. El Poder de la Palabra. Diakses 23 Agustus 2019. (arsip).[mfn]Dalam bahasa Spanyol. Ketinggian gedung (altura) berlainan dengan versi EMPORIS, dan lokasi (Dirección) tidak berada di BSD City. Konsensus SGPC adalah versi EMPORIS digunakan.[/mfn]

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *