Pluit Village adalah sebuah pusat perbelanjaan mewah yang berlokasi di Jalan Pluit Permai, Pluit, Jakarta Utara. Dikelola oleh PT Duta Wisata Loka yang menjadi bagian dari keluarga besar Lippo Malls sejak tahun 2005 (setahun setelah selesainya aset Lippo Malls lain di Plaza Semanggi), Pluit Village yang berlantai 5 memiliki luas lantai total bervariasi di atas 100 ribu m2 (134 ribu, 143 ribu atau 117 ribu meter persegi bergantung sumber) dan luas lantai tersewakan 86.591 meter persegi.

IMG_4625
Foto oleh Surya Hardhiyana Putra

Iklan

Mega Mall Pluit/Pluit Village, 1995
Saat dibangun, Februari 1995. Foto oleh Majalah Konstruksi

Pusat perbelanjaan yang dirancang oleh Cadiz Design Group bersama dengan tim arsitek internal Duta Wisata Loka (DWL) ini awalnya merupakan sebuah taman umum bernama Taman Tirta Loka. Pembangunan dilaksanakan secara sukses berkat kerjasama pihak pemilik mall dengan pemilik taman yaitu Pemda DKI. Sementara realisasi pembangunan mal dengan nama awal Mega Mall Pluit, dilakukan oleh PP Taisei, dimulai sejak Juli 1994 hingga selesai dibangun per awal Februari 1996. Mega Mall Pluit mulai beroperasi sejak 8 Juni 1996, dan diresmikan pada bulan Oktober 1996. Sudah 150 milyar rupiah dihabiskan untuk membangun pusat perbelanjaan mewah yang membuat aktivis ruang terbuka umum terserang stroke.

Mega Mall Pluit/Pluit Village, 1995
Mega Mall Pluit pra-renovasi menjelang perampungan, Desember 1995. Foto oleh Majalah Konstruksi

Tenant-tenant awal yang masuk ke pusat perbelanjaan ini terdiri dari Mega M (selanjutnya Matahari, sejak Mei 1996), Wal-Mart Supercentre, Ace Hardware, butik fashion global seperti Gucci, Benetton, toko buku Gramedia, toko kacamata Lily Kasoem dan lain sebagainya, menurut catatan prospektus Bhuwanatala Indah Permai yang mencaplok DWL pada tahun 1996. Fasilitas tambahan lain yang dimiliki oleh Mega Mall Pluit saat dibuka adalah gelanggang seluncur es (mendahului Mall Taman Anggrek, awal 1996), arena boling, taman dan sebuah waduk.

Sayangnya, krismon dan salah strategi pasar Wal-Mart membuat mereka terbuang dari Indonesia pada 1998. Setahun kemudian, Continent, cikal bakal Carrefour di Indonesia, masuk ke Mega Mall Pluit, menggantikan Wal-Mart yang angkat kaki. Sayangnya, Carrefour keluar dari mal ini pada tahun 2009 karena sengketa sewa ruang dengan DWL (saat itu Carrefour menempati luas lantai 13 ribu meter persegi, 5 ribu lebih luas dari ketentuan Perda DKI No. 2/2002. Duta Wisata Loka hanya mematuhi aturan tersebut). Kisruh tersebut sempat dibawa ke palagan meja hijau, namun reda setelah Carrefour masuk lagi pada 2013 dengan menempati lantai ground dan 1, seluas 6.800 meter persegi.

Mega Mall Pluit sebelumnya dimiliki oleh Pacific Star Properties dan Bhuwanatala Indah Permai; pada tahun 2005 Lippo Malls Indonesia Retail Trust mengakuisisi seluruh mall ini. Agar Mega Mall Pluit bisa tetap tampil segar sembari bersaing dengan banjir mal baru di Jakarta, Lippo merenovasi pusat perbelanjaan tersebut mulai Juli 2007 sampai Desember 2008, mulai dengan menambah luas lantai bersih hingga menghadirkan Festival Walk, dengan biaya pembangunan Rp 200 milyar. Secara bersamaan di tahun 2008, nama Pluit Village pun diperkenalkan sebagai nama baru mall ini.


Iklan

Pluit Village dahulu disebut salah satu mal terpanjang di Indonesia

Pluit dari Pluit Village
Suasana promenade dari Pluit Village. 1 Januari 2013, foto oleh mimin SGPC

Konsep yang diusung oleh Mega Mall Pluit sebelum menjadi Pluit Village adalah ke konsep belanja dan berekreasi. Dalam perancangan tersebut, sisi selatan Mega Mall dijadikan lahan terbuka hijau dan memanfaatkan sisi barat Waduk Pluit sebagai promenade-nya. Di dalam mall, saat dibuka, terdapat fasilitas bioskop 21 (Cinepolis), arena seluncur es, arena boling, dan food court di sisi selatan yang menghadap waduk tersebut. Rencana awal mal ini jauh lebih spektakuler: kapal. Namun rencana ini memang hanya sebuah reka seni, tidak ada kapal yang nangkring di pusat perbelanjaan ini.

Pluit Village bisa dikatakan merupakan salah satu pusat perbelanjaan terpanjang di Indonesia, dengan panjang mencapai 400 meter. Dengan luas tapak mall yang sebegitu besarnya, wajar bila Pluit Village memiliki tiga atrium.

Mall beratrium tiga ini sepanjang sejarahnya cukup beruntung bisa ditempati oleh nama-nama besar seperti Wal-Mart, Benetton, Guess, Ace Hardware, Matahari hingga Best Denki yang sekarang bisa ditemukan mudah di kota-kota seluruh Indonesia, hingga toko satu harga Valu$. Saat ini, tenant ternama yang telah menempati pusat perbelanjaan mewah ini terdiri dari taman bermain Amazone, Batik Keris, Mr. DIY, Cinepolis, Transmart, Sekolah Pelita Harapan hingga Gereja Kemah Tabernakel.

Sisi utara Pluit Village tidaklah semenjanjikan sisi selatannya. Penampilannya masih sama seperti saat dibangun pada 1996 lalu. Sisi ini didominasi bank, pertokoan, rumah makan dan dua pintu masuk ke mall Pluit Village.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaMega Mall Pluit
AlamatJalan Pluit Permai Penjaringan, Jakarta Utara, Jakarta
ArsitekMedardo T. Cadiz (Cadiz Design Group, arsitektur)
Duta Wisata Loka (architect of record)
PemborongPP Taisei
Lama pembangunanJuli 1994 – Februari 1996
DibukaJuni 1996
DiresmikanOktober 1996
Jumlah lantai5 lantai
Biaya pembangunanRp 150 milyar (1995)
Rp 1,25 triliun (inflasi 2020)
SignifikasiPop culture
Referensi: Majalah Konstruksi #218 Januari 1996

Referensi

  1. Advertorial (1995). “Mega Mall Shopping and Leisure: Mengubah Pluit Menjadi Elite”. Majalah Properti Indonesia No. 16, Mei 1995, hal. 29-31
  2. Basrul Napis (1995). “Ice Skating-Rink Megamall Pluit”. Majalah Properti Indonesia No. 18, Juli 1995, hal. 12
  3. Joko Yuwono; Herman Syahara (1994). “Berpacu Menjadi Yang Terbesar.” Majalah Properti Indonesia No. 11, Desember 1994, hal. 46-47
  4. Dwi Ratih (1996). “Megamal Pluit: Dengan Promenade dan outdoor restaurant yang aktratif.” Majalah Konstruksi No. 218, Januari 1996, hal. 57-60
  5. agd/Colliers Jardine (1996). “Gedung Perkantoran ‘Premium’ Menyebar ke Kota Baru: Sewa Turun ke Titik Terendah?” Media Indonesia, 6 September 1996, hal. 10.
  6. ika (1994). “Pusat Perbelanjaan Terbesar di Asia Tenggara Hadir di Jakut”. Republika, 7 Desember 1994
  7. ksp (1995). “Tjokropranolo: Mega Mall Pluit Beroperasi Akhir Tahun 1995.” KOMPAS, 20 Mei 1995, hal. 8
  8. we (1996). “Info Jabotabek: Mega M di Jakarta Utara”. KOMPAS, 28 Mei 1996, hal. 12
  9. Prospektus Putaran II Bhuwanatala Indah Permai 1996. Diakses 2 November 2020. (arsip)
  10. Prospektus Putaran III Bhuwanatala Indah Permai 1998. Diakses 2 November 2020. (arsip)
  11. Arsip laman resmi Pluit Village, diarsip 10 Juni 2013
  12. Arsip laman resmi Pluit Village, diarsip 22 Februari 2009
  13. Mon/sut (2009). “Carrefour Terseret Perda Perpasaran Swasta“. Hukum Online, 10 Agustus 2009, diakses 2 November 2020 (arsip)
  14. Press Release (2013). “Carrefour Buka Gerai ke-82 di Pluit Village”. Carrefour Transmart, 17 Juni 2013. Diakses 2 November 2020 (arsip)
  15. Laman resmi Lippo Malls, diakses 2 November 2020 (arsip)
  16. Laman resmi Lippo Malls Indonesia Retail Trust, diakses 2 November 2020 (arsip)
  17. Elisa (2013). “Belajar dari Sejarah: Tentang Pluit“. Rujak Centre for Urban Studies, 20 Januari 2013. Diakses 2 November 2020 (arsip)
  18. Arsip laman resmi Megamal Pluit, diarsip 7 Mei 2001
  19. Ruslan Burhani (editor). “Megamal Pluit Jadi Pluit Village“. ANTARA, 27 Maret 2008. Diakses 7 November 2020 (arsip)

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *