Gedung ITBK Slipi adalah sebuah gedung berlantai 12 yang dahulu berdiri di Jalan Raya Letjen S. Parman di Slipi, Jakarta Pusat. Gedung bergaya modern tersebut memiliki sejarah yang unik karena awalnya ia berdiri sebagai apartemen sebelum dialihfungsikan menjadi kampus. Ia bahkan pernah menjadi subyek sengketa hukum
Gedung ITBK Slipi dirancang oleh tim arsitek dari Kume Consultants bersama dengan Dacrea dan dibangun oleh Kadi International bersama dengan Kumagai Gumi. Gedung ITBK Slipi, sebagai apartemen, mulai dibangun pada tahun 1986 sampai tahun 1987.
Sejarah Gedung ITBK Slipi: Hampir saja jadi perkantoran……
Secara historis, Slipi Condominium/Calindra bergabung sebagai satu dari beberapa apartemen mewah yang muncul di akhir 1980an seperti Apartemen Sultan, Park Royale, Apartemen Senopati dan Garden Wing Hotel Borobudur. Berbeda dengan keempat apartemen yang dibangun nama besar, Slipi Condominium dikembangkan oleh seorang akademisi.
Prof. Ismail Suny, guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan bekas Rektor Universitas Muhammadiyah, adalah bekas pemilik lahan seluas 45 are di Jalan Letjen S. Parman Kav. 76. Sebagian lahannya digunakan sebagai SPBU Pertamina. Menurut berita Infopapan pada Maret 1987, rencana membangun real estat strategis di lahan ini sudah dijajagi oleh Prof. Suny sejak 1980.
Jones Lang Wotton/Procon Indah menyarankan Suny untuk tidak membangun gedung kantor karena prediksi pada 1985 akan terjadi kelebihan ruang perkantoran dan sebaliknya didorong untuk membangun apartemen setelah mempertimbangkan ramainya peminat Apartemen Ratu Plaza.
Prof Suny mengikuti saran Procon dan membentuk pengembang bernama Wisma Calindra dan bekerja sama dengan Kumagai Gumi. Dalam patungan ini, guru besar FH UI itu menyediakan lahan 45 arenya, sementara Kumagai Gumi sediakan dananya.
Dana tersebut, untuk membangun apartemennya saja, belum termasuk unsur yang lain, disiapkan sebanyak 9,3 milyar rupiah (USD 5,5 juta) nilai 1988. Konstruksi apartemen tersebut dimulai dari Maret 1986 hingga rampung sekitar Juni 1987 bila tiada aral melintang. Semuanya menggantikan lusinan rumah-rumah tapak milik Prof. Suny di banyak tempat di Jakarta yang ia jual, dan di lahan apartemen ini, menggantikan SPBU Pertamina.
Sayangnya, pamor Slipi Condominium sebagai apartemen tidak bertahan lama. Gedung ini sempat menjadi pusat sengketa antara pemborongnya Kadi Internasional dan Wisma Calindra pada tahun 2000an karena Wisma Calindra menolak membayar Kadi Internasional, dengan dalih kualitas pembangunannya tidak sesuai harapan.
Masih menjadi tanda tanya soal alih fungsi apartemen ini menjadi kampus STIE Supra atau yang kini bernama Kalbis Institute, dan berganti nama menjadi Menara Supra. Kalbis Institute pindah ke Pulomas pada tahun 2012, dan Wisma Calindra dibongkar pada awal Februari 2013, dimana kini menjadi parkiran Wisma 76 yang berada di belakangnya.
Arsitektur Gedung ITBK Slipi masih terjebak di era gaya internasional
Saat masih menjadi Slipi Condominium (sekarang menjadi nama apartemen kembar di ruas yang sama), gedung berlantai 12 tersebut difungsikan sebagai sebuah apartemen dengan 46 unit dengan luas lantai total 11.200 meter persegi. Semua unit apartemen memliki luas 200 meter persegi dengan tiga kamar tidur
Bergaya modern, Slipi Condominium sengaja dibuat “berjejeran” terbelah tiga dan memiliki elemen atap agar terlihat pascamodern. Hal ini untuk mengimbangi karya arsitektur Indonesia yang masih terjebak di tren gaya internasional. Fasilitas umum yang tersedia di apartemen ini berupa kolam renang, lapangan tenis dan sasana senam.
Data dan fakta
Nama lama | Slipi Condominium Menara Supra Wisma Calindra Gedung ITBK Slipi |
Alamat | Jalan Letjen S. Parman Kav. 76 Palmerah, Jakarta Barat, Jakarta |
Arsitek | Kume Consultants (arsitektur dan mekanikal) Dacrea (architect of record, struktur dan elektrik) |
Pemborong (J.O.) | Kadi Internasional Kumagai Gumi |
Lama pembangunan | 1986 – 1988 |
Dibongkar | 2013 |
Jumlah lantai | 12 lantai |
Jumlah unit | 46 |
Biaya pembangunan | Rp 9,3 milyar (1988) Rp. 133 milyar (inflasi 2020) |
Signifikasi | Sospol (kasus hukum) |
Referensi
- Vera Trisnawati (1988). “Wisma Calindra: Mengambil bentuk arsitektur Semi Post Modern”. Majalah Konstruksi No. 119, Maret 1988, hal. 71-74
- Arsip web Kadi Internasional, 2 Oktober 2010
- Arsip web STIE Supra, 22 November 2009
- Bachtiar Abdullah; Max Wangkar (1988). “Mahal Tapi Aman”. TEMPO, 25 Juni 1988
- Ade Sulaeman (2013). “Tidak Mau Bayar karena Barang Tidak Sesuai Pesanan, Tetapi Malah Digugat“. Intisari, 19 November 2013. Diakses 7 Oktober 2020. (arsip)
- Imanuel More (2013). “Bangunan Tua 11 Lantai di Slipi Dirobohkan“. KOMPAS.com, 21 Februari 2013. Diakses 7 Oktober 2020. (arsip)
- Bachtiar Abdullah (1987). “Apartemen buat expats.” Majalah Infopapan No. 2/II, Maret 1987, hal. 9-18
Leave a Reply