Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Hotel Melia Purosani adalah sebuah resort kota di Yogyakarta dekat kawasan Jalan Malioboro, yang saat ini merupakan bagian dari jaringan hotel Spanyol, Melia Hotels sejak dibuka pada tahun 1994. Dirancang oleh tim arsitek Synergos Associes dari Perancis, bersama dengan Adhi Moersid dari Atelier 6, hotel berlantai 8 ini memiliki 280 kamar, 3 rumah makan, sebuah lounge dan bar, dan kolam renang.

Hotel Melia Purosani
Hotel Jowo setengah Amerika yang gagal jadi Conrad. Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Sejarah Hotel Melia Purosani: Awalnya akan menjadi Conrad

Sebelum hotel ini dibangun, pemilik hotel ini, PT Suryaraya Idaman milik imperium bisnis Soerjadjaja, sudah menggodok kerjasama dengan jaringan hotel Conrad untuk membangun sebuah hotel bintang lima pertama di Yogyakarta pada 9 September 1991, bahkan Conrad menanam 10 persen sahamnya di Suryaraya Idaman. Sayangnya, Conrad membatalkan kerjasamanya pada Maret 1992, dengan alasan mereka ingin bekerjasama dengan investor yang membangun hotel Conrad di tempat yang lebih bergengsi dari Yogyakarta, sehingga sampai saat ini hanya ada satu Conrad di Indonesia yaitu di Bali.

Sebagai penggantinya, tak lama berselang, Suryaraya Idaman berkolaborasi dengan maskapai perhotelan Spanyol Melia Sol melalui Suryalaya Anindita Internasional, maskapai penerbangan Singapore Airlines dan maskapai properti Straits Steamship Land (sekarang Keppel).

Untuk merealisasikan proyek yang diklaim berada di atas bekas pabrik baja ini, kolaborasi bernama Purosani Sri Persada dilaporkan menggelontorkan modal awal 50 juta dolar Amerika Serikat. Konstruksi sudah berjalan sejak Januari 1992 dan digarap oleh Nusa Raya Cipta. Konstruksi strukturnya secara seremonial tutup atap beton pada 12 Desember 1992, dihadiri oleh Gubernur DIY Paku Alam VIII.

Sayangnya, konstruksi hotel ini mengalami keterlambatan, terutama terkait pendanaan dari Keppel dan Singapore Airlines yang terhambat oleh status Suryaraya Idaman sebagai penanaman modal dalam negeri dan membutuhkan alih status menjadi penanaman modal asing. Akibatnya, rencana selesai dibangun triwulan IV 1993 dan Maret 1994, molor.


Iklan

Walaupun finishing hotelnya belum jadi, Melia Purosani akhirnya beroperasi secara soft opening pada 29 Juli 1994, menjadikannya Melia ketiga di Indonesia setelah di Nusa Dua dan Batam. Seorang warga Amerika Serikat yang yang bekerja di Jakarta, bersama sanak istri dan seorang tamu asing dari Jerman menjadi tamu pertamanya dalam sambutan yang sederhana. BERNAS juga melaporkan turis dari Taiwan yang ngeyel menginap di hotel yang masih belum sempurna saat itu. Dalam tahap ini, hanya 100 dari 299 kamar yang difungsikan, sementara beberapa fasilitas umum belum seratus persen tuntas.

Namun, dalam keadaan soft opening ini, Melia Purosani dipercaya menjadi tuan rumah acara-acara seperti Festival Keraton dan penandatanganan kerjasama Singapore Airlines dan SilkAir (Melia Purosani berafiliasi dengan SIA secara langsung). Khusus untuk Festival Keraton 1994, kontraktor harus ngebut menyelesaikan pembangunan kolam renang yang saat itu dijadikan venue jamuan makan malam raja-raja Pulau Jawa saat itu.

Pembangunan hotel ini akhirnya selesai sekitar September 1994. Selama dua bulan pertama soft opening, hotel ini berhasil mengisi rata-rata 58 persen dari 100 kamar. Hotel Meliá Purosani diresmikan oleh Kadirjen Pariwisata Departemen Parpostel, Andi Mappisammeng pada tanggal 7 April 1995. Sehari sebelumnya hotel ini menerima sertifikat bintang lima dari Pemerintah. Awalnya, hotel ini memiliki 299 kamar. Diklaim hotel ini merupakan hotel pertama di Yogyakarta yang memiliki 8 lantai, yang berdasarkan catatan mimin SGPC, bukanlah yang pertama.

Pada tanggal 30 Oktober 2012, Singapore Airlines dan Keppel melepas sahamnya dari Purosani Sri Persada, dan disusul oleh Suryalaya Anindita sehari kemudian, menjadikan hotel ini murni milik Suryaraya Idaman. Tetapi, di permukaan, merk dan manajemen Meliá tetap setia melayani tamu Hotel Purosani.


Iklan

Arsitektur dan profil Melia Purosani: Kesulitan mencari suasana Jawa

Tiada yang lebih tinggi dari Melia
Difoto dari kereta api. Foto oleh mimin SGPC

Mimin jadikan kedua bagian ini satu subartikel karena, pada dasarnya, hotel ini memiliki fasilitas umumnya hotel bintang lima standar dunia dan arsitekturnya cenderung sederhana untuk dijelaskan.

Secara kasat mata, desain arsitektur Hotel Melia Purosani berlanggam pascamodern, dengan beberapa sentuhan Jawa pada eksterior dan interior, walau diakui oleh orang-orang Atelier 6 yang diwawancara Majalah Konstruksi, membuat idiom Jawanya malah susah terlihat. Menurut pandang mata SGPC desain eksterior Hotel Melia Purosani lebih mirip hotel-hotel kontemporer di suburban Amerika Serikat.

Hal yang menarik dalam artikel Majalah Konstruksi edisi Agustus 1994 yang membahas hotel ini adalah lanskap kolam renangnya yang mengusung kisah Jaka Tarub. Tak hanya menciptakan suasana resort, lanskap kolam renangnya bersama dengan tanamannya merefleksikan nuansa dalam kisah Jaka Tarub. Dan untuk menegaskan nuansa Jawanya, terdapat dua gazebo yang mencerminkan unsur Keraton Yogyakarta.

Versi Ananda Moersid di buku Kagunan agaknya bisa menggambarkan perancangan hotel yang menurut kami di SGPC mirip hotel kontemporer pinggiran kota AS. Karena ingin menitikberatkan hubungan antara lingkungan di Jalan Malioboro dan keraton Ngayogyakarta, maka desainnya harus merujuk pada suasana tersebut, sehingga desain arsitektur aristokratik Jawa dan neoklasik Eropa yang ada di Gedong Jene-lah yang diterapkan..

Hotel Melia Purosani (Agoda/Booking) memiliki 280 kamar yang terbagi menjadi 7 kategori mulai dari Deluxe, Premium, The Level, Junior Suites, Executive Suites, sampai Presidential Suite. Ketiga rumah makan yang tersedia terdiri dari restoran Cina Ching San, Parangsari Poolside dan El Patio yang menyajikan masakan global. Ada juga bar Pub Med yang bergaya mediterania dan Soka Lounge.


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Mayor Suryotomo No. 31 Gondomanan, Yogyakarta, DI Yogyakarta
ArsitekSynergos Associates (arsitektur)
Adhi Moersid (Atelier 6, architect of record)
Hirsch Bedner Associates (interior)
Duta Cermat Mandiri (lanskap)
PemborongNusa Raya Cipta
Lama pembangunanJanuari 1992 – September 1994
Diresmikan7 April 1995
Jumlah lantai8 lantai
Jumlah kamar280
Biaya pembangunanRp 91 milyar (1992)
Rp 1 triliun (inflasi 2022)
Referensi: Majalah Konstruksi #196 Agustus 1994, BERNAS 12/12/1992

Referensi

  1. Saptiwi Djati Retnowati; Dwi Ratih (1994). “Hotel Melia Purosani: Dengan Taman Firdausnya”. Majalah Konstruksi No. 196, Agustus 1994, hal. 41-42A, 61-62B
  2. mon (1992). “Kilas Ekonomi: Batal Bangun Hotel”. KOMPAS, 7 Maret 1992, hal. 2
  3. dpy (1992). “PT SRI dan Melia Sol Bangun Hotel Bintang Lima”. KOMPAS, 10 Maret 1992, hal. 2
  4. ea (1995). “Hotel Milik Suryaraya Idaman Dibuka”. Republika, 10 April 1995, hal. 3
  5. Website resmi Hotel Melia Purosani
  6. Arimbi Ramadhiani (2017). “Hotel Melia Purosani Hadirkan Konsep Baru“. KOMPAScom, 4 Juli 2017. Diakses 5 Maret 2020. (arsip)
  7. Laporan Tahunan PT Surya Semesta Internusa 2012, hal. 38. Diakses 5 Maret 2020 (arsip)
  8. Pengumuman dari Keppel Land dan Singapore Airlines (30 Oktober 2012), diakses 5 Maret 2020. (arsip: Keppel, SIA)
  9. Rian Sudiarto; Ferry Firdaus (1993). “Bisnis Baru Mustika Ratu”. Warta Ekonomi, 18 Januari 1993, hal. 28. Kutipan di paragraf 6 menyinggung pembangunan hotel Melia Purosani.
  10. Jonminofri Nazir (1991). “Conrad Masuk Tiga Kota”. Warta Ekonomi, 16 September 1991, hal. 17
  11. KOMPAS (1992). “Conrad Batal Bangun Hotel di Yogya.” Harian Berita Nasional (Bernas), 7 Maret 1992, hal. 1
  12. dhi (1992). “Pembangunan Hotel Melia Purosani Masuki Tahap Akhir.” Harian Berita Nasional (Bernas), 12 Desember 1992, hal. 5
  13. dhi (1992). “Grupo Sol Bangun Hotel Melia Purosani Yogyakarta.” Harian Berita Nasional (Bernas), 14 Desember 1992, hal. 5
  14. dhi (1993). “Maret 1994, “Soft Opening” Melia Purosani Hotel Yogya.” Harian Berita Nasional (Bernas), 16 Juni 1993, hal. 5
  15. ans (1994). “Melia Purosani Hotel Soft Opening 1 Agustus.” Harian Berita Nasional (Bernas), 18 Juli 1994, hal. 5
  16. ans (1994). “Melia Purosani Terima Tamu Pertama: Tandai Awal Operasional.” Harian Berita Nasional (Bernas), 30 Juli 1994, hal. 5
  17. ans (1994). “Jamuan Tujuh Raja di Areal Kolam Renang Melia Purosani Hotel.” Harian Berita Nasional (Bernas), 12 Agustus 1994, hal. 1
  18. ans (1994). “Dua Bulan beroperasi: Melia Purosani Hotel raih tingkat hunian 58 persen.” Harian Berita Nasional (Bernas), 24 September 1994, hal. 5
  19. ans (1995). “Melia Purosani Hotel Grand Opening 7 April.” Harian Berita Nasional (Bernas), 30 Maret 1995, hal. 5
  20. ndi; ans (1995). “Melia Purosani Hotel Resmi Hotel Bintang 5: Targetkan Raih ISO 9000 pada 1996.” Harian Berita Nasional (Bernas), 7 April 1995, hal. 5
  21. Ananda Feria Moersid (2012). “Kagunan: Karya Arsitektur Adhi Moersid.” Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal. 32-37

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *