Menara Hijau, sebelumnya Gedung Kiani Murni, Gedung Bank Umum Nasional dan Wisma Kalimanis, merupakan gedung perkantoran berlantai 14 dan 2 basement di bilangan Cawang, Jakarta, yang saat ini dikelola oleh PT Graha Menara Hijau.
Dirancang oleh tim arsitek Parama Matra Widya, yang juga merancang Wisma Tugu yang ikonis, gedung sederhana bergaya modern ini dibangun oleh PT Pembangunan Perumahan, yaitu BUMN pemborongan, mulai Oktober 1992 hingga selesai dibangun pada Desember 1993. Pihak arsitek dalam web resminya mengklaim gedung tersebut dirancang sekitar tahun 1992. Sebelum Menara Hijau dibangun, terdapat sebuah gedung berlantai 3 yang dihancurkan sekitar pertengahan 1992.
Sesuai namanya, Menara Hijau awalnya merupakan kantor pusat dari Grup Kiani Metra 72, dan Grup Kalimanis dimana mereka menempatkan logo Kalimanis Group di sisi barat dan timur bangunan. Kedua grup tersebut terlibat dalam bisnis perkayuan yang secara langsung mempengaruhi konsep desain arsitektur.
Desain arsitektur yang diusung Menara Hijau adalah menonjolkan sukses Grup Kiani Metra 72, diwakili oleh setback bagian depan bangunan, dan inspirasi dari alam yang menjadikan gedung ini dilapisi kaca berwarna hijau, lapis granit cokelat dan krem. Pada setback, belakangan ini dijadikan tempat tanaman rambat tumbuh, mirip dengan Wisma Barito Pacific yang hadir setahun sebelum Menara Hijau memulai konstruksinya.
Secara struktur, Menara Hijau dirancang dengan pondasi frankipile, struktur utama rangka terbuka dengan plat lantai beton bertulang dan core tembok geser. Vierendeel dan pelat lantai transfer beam digunakan pada setback gedung. Tinggi gedung dari permukaan tanah sampai puncak gedung mencapai 61,2 meter, setengah tinggi tetangga Menara Saidah.
Gedung dengan floorplate total mencapai 24.831 meter persegi ini menghabiskan Rp. 31 milyar rupiah (setara Rp. 312 milyar untuk nilai 2020) untuk pembangunan Menara Hijau.
Tambahan: Misteri 15 Lantai Menara Saidah
Seperti yang mimin jabarkan sebelumnya dalam “Distorsi Fakta? Menara Saidah dalam Media: Grid.id“, seringkali media daring di Indonesia menyebutkan bahwa “Gedung Gracindo awalnya memiliki 15 lantai, kemudian direnovasi besar-besaran menjadi 28 lantai dan merubah desain arsitektur”.
Mimin mencurigai bahwa ada kesalahan ingatan dari orang yang pernah mengklaim bahwa Menara Drassindo/Menara Saidah memiliki 15 lantai sebelum direnovasi menjadi 28 lantai. Dengan blog ini menemukan sumber dari Majalah Konstruksi edisi Desember 1997 B, maka narasi tersebut sudah seharusnya dihentikan, karena kontradiktif dengan realitas yang tercatat di pemberitaan tahun 1995-1997.
Kesalahan ingatan tersebut muncul karena Menara Hijau berlokasi dekat dengan Menara Saidah, sekitar 200 meter, memicu sebuah false memory. Ini adalah teori penulis, tetapi tetap saja klaim bahwa awalnya Menara Saidah berlantai 15 adalah salah, bila merujuk ke Majalah Konstruksi edisi Desember 1997 B dan berita KOMPAS tertanggal 26 Mei 1997.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Nama lama | Wisma Kalimanis Gedung Kiani Murni Gedung Bank Umum Nasional |
Alamat | Jalan M.T. Haryono Kav. 33 Pancoran, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Parama Matra Widya |
Pemborong | Pembangunan Perumahan |
Lama pembangunan | Oktober 1992 – Desember 1993 |
Jumlah lantai | 14 lantai 1 semi-basement 1 basement |
Tinggi gedung | 61 meter |
Biaya pembangunan | Rp. 31 milyar (1993) Rp. 312 milyar (inflasi 2020) |
Referensi
- Dwi Ratih; Retnowati, Saptiwi Djati (1994). “Gedung Kiani Murni: Suatu Ekspersi yang Mengambil Inspirasi dari Alam”. Majalah Konstruksi No. 191, Maret 1994.
- Web resmi Parama Matra Widya (klien), diakses 2 Oktober 2019 (arsip)
- Web resmi Parama Matra Widya (detail proyek), diakses 2 Oktober 2019 (arsip)
- Arsip web PT PP, diarsip 15 April 2004
- Arsip web Wisma Kalimanis, diarsip 4 Desember 2004
- Retnowati, Saptiwi Djati (1992). “Info Proyek: Gedung Perkantoran Kiani Murni”. Majalah Konstruksi No. 173, September 1992.
Tinggalkan Balasan