Empat apartemen mewah yang berlokasi di dalam kawasan hunian elit Pantai Mutiara Pluit ini dikembangkan oleh Dharmala Intiland (sekarang cukup bernama Intiland) sebagai bagian dari proyek reklamasi Pantai Mutiara. Namun sejarahnya cukup berliku karena krisis moneter 1998 yang membuat proyek ini merasakan sakaratul maut.
Setelah sebelumnya memperkenalkan produk apartemen Graha Famili di Surabaya dan Menteng Prada dan Kondominium Kintamani untuk Jakarta, pada awal bulan Agustus 1996, Dharmala Intiland meluncurkan produk apartemen Pantai Mutiara, menarik ratusan calon pembeli. Proyek tersebut awalnya dibangun 6 tower dengan 33 lantai. Konstruksi dimulai pada tahun 1997, namun seperti yang disebutkan kemudian, proyek ini terhambat karena krismon 1998.
Tower perdananya, disebut Tower A oleh Majalah Konstruksi yang menjadi sumber sentral artikel ini, entah sekarang disebut tower apa, baru saja pondasinya disiapkan. Tinjauan ulang prospek bisnis, dan juga banyaknya calon pembeli yang urung membeli apartemen akibat krismon, memaksa pihak Dharmala Intiland memangkas jumlah lantai apartemen menjadi 24 lantai, dan tower yang dibangun menjadi 4, dan penyelesaiannya dibuat bertahap. Material promosi di harian Kompas edisi 15 Februari 2001, masih mengiklankan 6 tower yang akan dibangun. Konstruksi keempat tower dilanjutkan pada 2000, dan diperkirakan selesai sekitar 2002 dan 2003.
Desain arsitektural yang diusung pada gedung ini, disebut di Majalah Konstruksi, memadukan modernisme dengan tropis, yang tidak terlalu mementingkan sisi eksterior. Karena lebih menjual sisi pemandangan lautnya ketimbang sisi arsitekturalnya, maka dari segi desain dan pemilihan warnanya dibuat kurang begitu menonjol, seperti warna beige (cokelat terang) pada tembok bangunan. Untuk menyenangkan para Silabanista, developer mengklaim gedung ini sudah menganut arsitektur tropis, karena menggunakan jendela yang lebar dan sedikit pemakaian AC. Walau, kembali lagi pada keputusan penghuni memasang AC pada bangunan.
Struktural bangunan keseluruhan menggunakan pondasi tiang pancang, dengan struktur bangunan utama pada dua tower pertama menggunakan flat slab dengan perimeter, dan dua tower terakhir tidak menggunakan perimeter. Tembok luar bangunan menggunakan struktur precast.
Apartemen Pantai Mutiara awalnya akan dirancang oleh Wimberly Allison Tong & Goo dan Jatimmakmur Ekabuana saat diluncurkan; namun laman resmi Atelier 6 pada tahun 2010 menyebutkan bahwa apartemen Pantai Mutiara adalah karya mereka. Untuk saat ini tim SGPC merujuk klaim dari pihak Atelier 6 sebelum sumber definitif bisa ditemukan.
Data dan fakta
Alamat | Kompleks Pantai Mutiara Pluit, Jakarta Utara, Jakarta |
Jumlah menara | 4 (Aru, Bunaken, Damar, Enggano, berdasarkan info dari Google) |
Arsitek | Atelier 6 (final) |
Pemborong | Wijaya Karya (pilling) Waskita Karya (struktur) |
Lama pembangunan | 1997 – 2003 |
Jumlah lantai | 24 lantai (empat menara) |
Jumlah unit | Tower A dan B: 86 Tower C dan D: 96 Total: 364 |
Referensi
- Website lama Atelier 6
- Wahyu S. (2002). “Apartemen Pantai Mutiara: Menjual Pemandangan Pantai”. Majalah Konstruksi, September 2002
- Advertorial (2001). “Apartemen Pantai Mutiara Tawarkan Pemandangan Pantai nan Elok”. KOMPAS, 15 Februari 2001.
- Advertorial (2001). “”Invasi” Konsumen ke Apartemen Pantai Mutiara”. KOMPAS, 9 Agustus 2001.
- Yudi Suharso (1996). “Apartemen “pulau” pertama di Indonesia”. Majalah Konstruksi No. 256, Agustus 1997, hal. 65
Tinggalkan Balasan