Iklan

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Temukan bangunan karya…. 3 – Han Awal

Ditulis pada tanggal

oleh

Terbaru:

Han Awal. Orang arsitek lebih kenal beliau sebagai konservator bangunan era Belanda, dan dicitrakan demikian.

Namun, ketika Yayasan Museum Arsitektur Indonesia dan yayasan SBCA Berlin mengadakan pameran arsitektur Dipl.-Ing. Arsitek pada 2023 lalu – sudah dua tahun yang lalu rupanya – mereka memamerkan karya-karya modern Han Awal, selain kegiatannya di pendidikan serta konservasi bangunan-bangunan antik era Belanda.

Pasca-pameran, kini kami siapkan “Temukan bangunan karya….” bagian 3 agar setidaknya anda tahu karya-karya Han Awal yang merupakan karya non-konservasi.

English version available here

Han Awal
Colonel Han. Tidak menjual ayam. Foto oleh Majalah Konstruksi.

Iklan

Han Awal dikenal masyarakat sebagai spesialis pemugaran

SGPC menelusuri Han Awal dari dua referensi: “Ayah Bagi Banyak Orang” terbitan Han Awal & Partners dan buku Dipl.-Ing. yang jadi jalan pintas buat kutipan bagi artikel ini.

Han Hoo Tjwan, nama aslinya, lahir di Malang pada tanggal 16 September 1930 dari bapak seorang pejabat daerah dan ibunya penenun. Setelah mengenyam pendidikan di kampung halamannya, mulai 1950 Han pindah ke Delft, Belanda, untuk mengenyam pendidikan arsitektur (Technische Hoogeschool).

Sama seperti mahasiswa-mahasiswa arsitektur asal Indonesia lainnya di Delft, karena Belanda dan Indonesia mulai berantem, pada 1957 Han harus cabut ke negara Eropa Barat lain yang masih baikan sama Indonesia. Maka tempat berlabuh barunya ada di Berlin Barat – Technische Universität Berlin. Beliau lulus pada tahun 1960 dan mengemban gelar Dipl.-Ing.

Karir awalnya pasca kembali ke Indonesia berkutat sebagai anggota di Biro Arsitek & Insinyur Estetika, perancang Wisma Warta dan juga merancang secara mandiri (tanpa menumpang biro) Universitas Atmajaya di Semanggi. Namun, pada 1962 ia harus wajib militer di Bogor; baru setelah wamil selesai Han diminta Soejoedi menggeber penyelesaian Gedung Conefo (MPR/DPR/DPD-RI).


Iklan

Gegara kebijakan Orde Baru soal nama Tionghoa, Hoo Tjwan ganti nama menjadi Han Awal. Istri teman Han, Carla Bianpoen, mengklaim nama “Awal” itu menjadi indikasi visi masa depan seorang Han Awal dan para arsitek-arsitek Indonesia jebolan kampus Negeri Der Panzer. Sejak 1968, ia bersama Mustafa Pamuntjak mendirikan Han Awal & Partners, yang masih ada hingga kini.

Namun, karyanya yang paling terkenal justru kebanyakan merupakan pemugaran bangunan-bangunan era kolonial Belanda seperti Gereja Katedral, Arsip Nasional RI di Jalan Gajah Mada Jakarta, Museum Bank Indonesia dan gedung lama Bank Indonesia Surakarta, ketimbang gedung-gedung modern yang SGPC akan sebutkan nantinya. Han Awal juga membentuk Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia, dan JOTRC – Badan Revitalisasi Kota Tua Jakarta.

Sembari berkarya, beliau juga mengajar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia sebagai dosen tak tetap (1965-2000) dan dosen luar biasa di jurusan arsitektur Universitas Soegijapranata Semarang (1990-2003) dan Universitas Merdeka Malang (1997-2004).

Han Awal wafat pada tanggal 14 Mei 2016.


Iklan

Karya-karya Han Awal – yang bukan konservasi bangunan Belanda

Tak seperti arsitek ternama lainnya, entah apa alasannya, karya-karya Han Awal non-restorasi bangunan era kolonial Belanda jarang diekspos. Kalaupun ada, hanya bangunan dengan nilai arsitektur kuat seperti Unika Atmajaya yang megah dan strategis.

Cukup menarik bila melihat karya-karya non-bangunan Belanda-nya bila bidangnya relevan pada sejarah pergerakan organisasi Katolik di Indonesia, terutama beberapa bangunan sosial seperti Sekolah Pangudi Luhur dan RS Carolus serta Universitas Atmajaya.

Gedung I.J. Kasimo, Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Semanggi. Foto oleh kru Majalah Cipta, 1981

Daftar karya di bawah ini belum sepenuhnya lengkap dan teridentifikasi, hasil dari penelitian tim Yayasan Museum Arsitektur Indonesia untuk proyek Dipl. Ing. Beberapa data yang disajikan SGPC adalah hasil riset sendiri dan dibeberkan atas sepengetahuan bos YMAI, Setiadi Sopandi, dan karena mimin teliti sendiri, ada kemungkinan kesalahan identifikasi.

Selain itu, hanya bangunan yang dibangun serta bisa diidentifikasi dengan jelas, terutama rumah-rumah, yang diklaim oleh Adelia Andani “jumlahnya ratusan” per buku Dipl.-Ing., yang SGPC bisa tampilkan disini. Risiko kesalahan akurasi mimin tanggung.

Tambahan 16/1/2025 23:30 – Data tambahan berdasarkan material webinar “Karya dan Pemikiran Arsitek Konservasi Han Awal.”


Iklan

Bangunan non-gereja

DKI Jakarta

Pabrik PT Martina Berto Pulogadung
Yakin ini pabrik karya Han Awal? Kami yakin! Foto: PT Martina Berto
Nama proyekAlamat (Geocode)Tahun konstruksi/desainCatatan
RumahJalan Taukhid No. 71 Tulodong Dalam Jakarta Selatandes 1962
Perluasan 1972
Rumah pribadi dan studio arsitektur Han Awal
Dibongkar 1990 untuk pembangunan kawasan KANTAS/SCBD
Universitas Katolik Indonesia AtmajayaJalan Jenderal Sudirman No. 51 Jakarta Pusatdesain masterplan 1962-64Pembangunan berlangsung bertahap hingga 2001
SMA Pangudi LuhurJalan Brawijaya IV No. 47 Jakarta Selatandes 1965
kon 1965-1966
Gedung Departemen Pertahanan & Keamanan AnnexJalan Medan Merdeka Barat No. 13-14 Jakarta Pusati.t.a.Prakiraan. Akses terbatas
Rumah Bian TaminJalan Tulodong Bawah Jakarta Selatandes 1966Lokasi alamat detil tidak jelas
Pavilion PT Astra Internasional PRJPRJ Gambir, Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusatdes 1970Dibongkar setelah PRJ 1991. Sekarang taman.
RumahJalan Barito Jakarta Selatandes 1970Lokasi alamat detil tidak jelas
Asrama Perawat RS St. CarolusJalan Salemba Raya No. 41 Jakarta Pusatdes 1971
Renovasi 1990
Kemungkinan gedung pavilion.
Bank Umum NasionalJalan Pintu Air Raya Jakarta Pusatdes 1972Lokasi kantor BUN Pintu Air Raya yang sebenarnya tidak jelas. Hasil cek fakta di Yellow Pages 1990.
Novartis IndonesiaJalan T.B. Simatupang No. 5 Jakarta Timurdes/kon
Pabrik 1973
Tower 1997-1999
d/h PT Schering Indonesia
Pabrik dirancang bersama dengan Vincent Winarko. Renovasi oleh Mustafa Pamuntjak pada 1982.
Akses terbatas
Rumah Sakit Universitas AtmajayaJalan Pluit Raya No. 2 Jakarta UtaraPoliklinik dan Asrama: des 1973, kon 1973-76Gedung poliklinik lama dibongkar 2014-2021
SMP Pangudi LuhurJalan H. Nawi Raya No. 21 Jakarta Selatandes 1976Catatan per Dipl.-Ing.
PT Martina BertoJalan Puloayang No. 3 Jakarta Timurdes/kon 1981Akses terbatas
PT Tempo Scan PacificJalan M.T. Haryono No. 7 Jakarta Timurtidak jelasd/h PT Scanchemie. Slide presentasi yang dibuat Yori Antar mengklaim dirancang dan dibangun pada 1981, namun dari halaman resmi Tempo Scan Pacific menyebut 1970, bersamaan dengan operasional resmi PT Scanchemie.
PT Dankos LaboratoriesJalan Rawagatel No. 35-40 Jakarta Timur1982Ada kemungkinan salah label sebagai pabrik Finusolprima Farma, anak usaha Kalbe lainnya di Bekasi. Keduanya akan SGPC pertahankan hingga dinyatakan berbeda.
Gedung KOMPASJalan Palmerah Selatan (Tentara Pelajar) No. 22-26 Jakarta Pusatdes 1982
kon 1983-1989
Data per buku Gramedia, gedung berlantai 9. Bersama Vincent Winarko
Gudang GramediaJalan Tipar Cakung Kav. M1 Jakarta Timurdes 1983Akses terbatas
KantorCilandak, Jakarta Selatandes 1984Lokasi pasti tidak jelas
Hotel Mercure Jakarta KotaJalan Hayam Wuruk No. 123 Jakarta Baratkon 1991-97d/h Mercure Rekso
Kediaman Duta Besar PerancisJalan Bangka XI No. 9 Jakarta Selatankon 1992Rumah pribadi, akses terbatas
SLB B Pangudi Luhur Kebon JerukJalan Kencana Murni No. 125 Jakarta Baratdes 1993-94
Rumah Han AwalJalan Kemang IV No. 89 Jakarta Selatankon 1994-95Rumah pribadi, akses terbatas
Rumah yang lokasinya tidak disebutkan nama kota dan jalannya tidak ada dalam daftar ini. Subreferensi: Moritz Henning; Eduart Kögel (ed. 2023). “Dipl.-Ing. Arsitek: German-trained Indonesian Architects from the 1960s.” Berlin: DOM Publisher. Hal. 106-107. i.t.a. = informasi tidak ada.

Iklan

Luar Jakarta

Gedung Bank Indonesia Surakarta
Gedung Bank Indonesia Surakarta yang merupakan salah satu karya teranyar Han Awal. Foto oleh mimin SGPC
Nama proyekAlamat (Geocode)Tahun konstruksi/desainCatatan
Pabrik Karung IndocementCiteureup, Kab. Bogor, Jawa Baratdes 1976Prakiraan, karena dicatat sebagai pabrik karung Bogasari. Bila benar, akses terbatas
PT Tarumatex, Indogrosir, Indomaret dan IndokemasJalan Ahmad Yani No. 806 Bandung, Jawa Baratdes 1980Akses terbatas selain Indogrosir
Asrama Mahasiswa IPB DramagaDramarga, Kab. Bogor, Jawa Baratdes 1980Arsitek masterplan oleh Sangkuriang dan Perkins & Will. Tak jelas peran Han Awal di proyek ini.
Wisma Tamu Puspiptek BRINBangunan 902 Kawasan Puspiptek Tangerang Selatan, Bantendes 1977
kon 1978-80
Data per Karya Arsitektur Arsitek Indonesia vol 1.
PT Finusolprima Farma InternasionalKawasan Industri Rawa Pesung, Jalan Raya Bekasi, Bekasi, Jawa Baratdes 1982d/h Pfrimmer Infusol Indonesia. Ada kemungkinan gedung ini sebenarnya adalah cetak biru pabrik Dankos Laboratories, anak usaha Kalbe lainnya di Jakarta Timur. Keduanya akan SGPC pertahankan hingga dinyatakan berbeda. Dibongkar 2009
3Roda ArenaCiteureup, Kab. Bogor, Jawa Baratdes 1984
Fakultas Ilmu Budaya Universitas IndonesiaKampus UI Depok, Jalan Prof. Dr. Selo Soemardjan Depok, Jawa Baratdes 1985
kon 1985-87
d/h Fakultas Sastra UI. Dirancang bersama dengan Mustafa Pamuntjak
Poliklinik Umum RS Katolik St. Vincentius a PauloJalan Diponegoro No. 51 Surabaya, Jawa Timurdes 1987Poliklinik Umum yang tercatat di web resmi lama RKZ adalah bangunan dua lantai. Ada peluang yang dimaksud adalah renovasi dan perluasan RKZ secara total.
Sekolah Pangudi Luhur DeltamasJalan Zona Eropa Boulevard Delta Mas Bekasi, Jawa Baratdes 2006
Bank Indonesia SurakartaJalan Jenderal Sudirman No. 15 Surakarta, Jawa Tengahdes 2011
kon 2011-12
Subreferensi: Moritz Henning; Eduart Kögel (ed. 2023). “Dipl.-Ing. Arsitek: German-trained Indonesian Architects from the 1960s.” Berlin: DOM Publisher. Hal. 106-107.

Iklan

Gereja dan biara

Nama proyekAlamat (Geocode)Tahun konstruksi/desainCatatan
Wisma Samadi KlenderJalan Dermaga Raya No. 6 Jakarta Timuri.t.a.Tercatat sebagai “Fasilitas Keuskupan di Klender”, subyek merupakan prakiraan
Gereja Salib Suci CilincingJalan Tugu Raya No. 12 Kec. Koja, Jakarta Utara, DKI Jakartakon 1982-84Data per Dipl.-Ing. Kolaborasi bersama Y.B. Mangunwijaya.
Gereja St. Yakobus Kelapa GadingJalan Pulo Bira Besar Jakarta Utarades 1987
kon 1990-92
Dibongkar 2009
Gereja Bunda Hati Kudus KemakmuranJalan K.H. Hasyim Ashari No. 28 Jakarta Pusatdes 1988
Gereja St. Andreas Kebon JerukKompleks Green Garden Blok J5 Jakarta Baratkon 1993-94
Gereja Immanuel Ka Im Tong BandungJalan HOS Cokoraminoto No. 63 Bandung, Jawa Baratkon 1994
Gereja St. Alfonsus PademanganJalan Pademangan II Gg. 7 No. 1 Jakarta Utarades 1978
Subreferensi: Moritz Henning; Eduart Kögel (ed. 2023). “Dipl.-Ing. Arsitek: German-trained Indonesian Architects from the 1960s.” Berlin: DOM Publisher. Hal. 106-107. i.t.a. = informasi tidak ada.

Iklan

Saksikan Webinar Han Awal disini!

Webinar Karya Pemikiran dan Arsitek Konservasi Han Awal dari Kenari Djaja, 16/1/2025

Positif-negatif

PositifNegatif
Dikenal sebagai konservator bangunan era kolonial Belanda. Status ini menyelamatkan nama Han Awal mengingat catatan karya non-konservasi yang dirasa “medioker”.Sebagai arsitek praktik, selain kompleks Universitas Atmajaya di Semanggi dan kontribusinya di Puspiptek BRIN dan Universitas Indonesia Depok, karya-karyanya terasa biasa-biasa saja dan kurang menginspirasi (medioker). Namun, sukses merestorasi bangunan era Belanda mengangkat namanya.
Keterlibatan di bidang pendidikan arsitektur juga perlu anda pertimbangkan sebagai sisi positif sepak terjang Han Awal dalam arsitektur nasional kita.Rumah-rumah karya Han Awal kebanyakan menyasar kalangan menengah-atas.

Referensi

  1. Yori Antar; Nadia Purwestri et. al. (2017). “Han Awal, Ayah bagi banyak orang.” Jakarta: Han Awal & Partners
  2. Moritz Henning; Eduart Kögel (ed. 2023). “Dipl.-Ing. Arsitek: German-trained Indonesian Architects from the 1960s.” Berlin: DOM Publisher. Hal. 106-113

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *