Iklan

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Padma Hotel Bandung

Pemandangannya indah, kamarnya mewah, harganya gahar. Tetapi ia tidak di Ubud atau Puncak melainkan di kawasan Dago, Bandung Utara. Ia adalah Padma Hotel Bandung, atau lebih ngetop di kalangan fans arsitektur sebagai The Chedi Bandung di bawah manajemen GHM Hotels.

Hotel ini merupakan karya rancang dari Kerry Hill dengan interior digarap Terry Fripp. Tidak ada catatan siapa kontraktornya, dan lama pembangunannya. The Chedi Bandung memulai kegiatan usahanya sejak bulan November 1993. Promosinya hanya mengandalkan informasi mulut ke mulut, alias tanpa iklan, konpers dan lain sebagainya.

Di awal-awal kehadirannya, The Chedi Bandung memang banjir puji dari sana-sini. Saat itu, hotel Chedi laris manis karena pelayanannya yang sangat memuaskan, suasana interiornya yang dinilai terasa seperti di rumah hingga lokasinya yang sangat tenang dan sunyi, berlokasi di dalam kompleks perumahan dekat tebing perbukitan Ciumbuleuit. Namun, hotel yang berkonsep butik ini cukup banyak menyerap tenaga kerja untuk hotel yang saat itu hanya memiliki 51 kamar, yaitu 120 orang.

Secara historis, hotel ini berpindah kepemilikan dua kali. Sejak 1 April 2001, The Chedi Bandung dilego dan berganti nama menjadi Hotel Malya Bandung. Nama “Hotel Malya” bertahan hingga 8 tahun ke depan, saat berganti nama menjadi Hotel Padma Bandung sekaligus membuka perluasan yang dibangun mulai Maret 2008 hingga September 2009, atau 18 bulan.

Arsitektur Padma Hotel Bandung titikberatkan lingkungan sekitar

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, desain arsitektur awal Padma Hotel Bandung dirancang oleh Kerry Hill (arsitek Hyatt Regency Sanur) dengan interior digarap oleh Terry Fripp. Konsep desainnya menitikberatkan suasana alam yang didapatkan dari daerah sekitar, maka karena berdiri di atas tebing perbukitan Bandung Utara, gedung ini memiliki maksimal 5 lantai ke bawah untuk bangunan lama dan 8 lantai untuk bangunan baru.

Itu artinya, secara pengolahan bentuk, hotel ini mirip dengan yang SGPC bahas sebelumnya di Sheraton Mustika Yogyakarta, Hilton Nusa Dua Bali dan Hotel Biak Beach yang juga menerapkan susunan menjulang ke bawah. Eksterior bangunannya tak banyak dibahas media-media yang dikutip blog ini, namun sekilas ia bergaya modern yang dipadukan dengan interior art deco dengan elemen kanopi yang oleh Majalah Laras “tampak luarnya mengingatkan kita pada bentuk-bentuk arsitektural karya [Eero] Saarinen” – merujuk pada bentuk atap Bandara Dulles di Washington D.C., ibukota Amerika Serikat garapan Eero Saarinen, maestro arsitektur dunia.

Untuk interiornya, saat itu tergolong salah satu yang terlihat simpel dan sederhana, namun rapi dan mewah karena pemakaian bahan-bahan alami (kayu pada tembok dan mebel, batu pada lantai) baik di lobi maupun kamar-kamarnya.

Saat pertama berdiri sebagai The Chedi Bandung, hotel ini memiliki 51 kamar yang terbagi ke 44 kamar hotel dan 7 suite; diperkirakan pada 2004 jumlah kamar yang tersedia menyusut menjadi 50 dengan 42 kamar dan 8 suite. Dengan perluasan bangunan baru pada 2009, jumlah kamar bertambah menjadi 124 buah, terbagi ke 92 kamar (Premier dan Deluxe), 16 unit studio (Hillside), dan 16 suite (Gallery, Premier dan Family).

Mengenai fasilitas, awalnya The Chedi Bandung memiliki kolam renang yang sudah pasti menghadap lembah, pusat bisnis, lapangan tenis dan balai serbaguna berkapasitas maksimal 120 orang. Sejak renovasi, terdapat fasilitas Padma Hotel Bandung yang tidak dimiliki di masa The Chedi, seperti balai pernikahan bernama Champacha Chapel, arena bermain Adventure Park dan delapan ruang rapat dengan luas bervariasi.

Data dan fakta

Nama lamaThe Chedi Bandung
Hotel Malya Bandung
AlamatJalan Ranca Bentang 56-58 Cicadap, Kota Bandung, Jawa Barat
ArsitekKerry Hill (Kerry Hill Associates, arsitektur)
Terry Fripp (interior)
Selesai dibangunNovember 1993
Jumlah lantai8 lantai
Jumlah kamar124 kamar

Referensi

  1. Mira Larasati (1994). “Goresan panorama alam Chedi Hotel.” Majalah Laras No. 68, Agustus 1994, hal. 46-50
  2. Nukman Luthfie; Silawati (1995). “Bisnis personal di Hotel Butik.” Majalah SWAsembada No. 11/X, Februari 1995, hal. 62-63
  3. “Small Chedi draws big crowd” (Hotel kecil Chedi tarik massa besar). Majalah Travel Indonesia Vol. 17 No. 9, September 1995, hal. 14-15
  4. Arsip halaman resmi GHM Hospitality, diarsip 2 Maret 2001
  5. Arsip halaman resmi Hotel Malya/Padma Bandung:
  6. Profil Hotel Padma Bandung di Agoda, diakses 22 Oktober 2024

Lokasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *