Apartemen Puri Casablanca adalah kompleks apartemen empat menara yang berdiri tepat di sebelah TPU Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan. Kompleks apartemen yang kin merupakan gabungan apartemen servis dan hunian kelas menengah tersebut dikembangkan dan dikelola oleh PT Angkasa Interland, anak usaha PT Indonesia Prima Property, sebuah afiliasi Gajah Tunggal.
Apartemen yang berdiri diantara pemakaman Ereveld dan Menteng Pulo dan superblok Kota Kasablanka memiliki empat menara dengan jumlah lantai 33 dan menampung 988 unit apartemen; 227 unit diantaranya menjadi apartemen sewa. Ketika berdiri, apartemen yang awalnya bernama Apartemen Casa Grande ini menyasar kalangan menengah-atas.
![Apartemen Puri Casablanca](https://setiapgedung.id/wp-content/uploads/2024/11/81371688-by-ikung-adiwar.jpg)
Sejarah Apartemen Puri Casablanca: Jadi apartemen sewa karena pembeli ramai-ramai mengundurkan diri
Apartemen ini diperkenalkan kepada umum melalui media massa sejak 28 Oktober 1994 dengan nama Casa Grande (tidak ada kaitannya dengan apartemen Casa Grande di Kota Kasablanka); penjualan resminya dimulai 11 November 1994. Pembangunan apartemen dengan 988 unit (sekarang terbagi ke apartemen hak milik dan Residences at Puri Casablanca) memulai pembangunannya sekitar Januari 1995, dengan kontraktor yang ditunjuk adalah kerjasama operasional Waskita Karya dengan Société Auxiliaire d’Entreprises (SAE); kerjasama ini adalah yang kedua setelah Hotel Shangri-La di Jalan Jenderal Sudirman.
Pembangunan diharapkan rampung dalam waktu 26 bulan. Pada tanggal 29 Oktober 1996, atau tepat dua tahun setelah perkenalan, Apartemen Puri Casablanca akhirnya tutup atap, Pihak pengembang dari Angkasa Interland berharap pada pertengahan 1997 apartemen ini dapat ditempati konsumennya, namun karena keterlambatan yang tidak dapat dipahami, Apartemen Puri Casablanca baru rampung sekitar 1998, menyebabkan terjadinya sengketa hukum antara SAE-Waskita dan pengembang.
![Iklan Apartemen Puri Casablanca, dahulu Casa Grande Condominium, Bisnis Indonesia 10-11-1994](https://setiapgedung.id/wp-content/uploads/2024/11/Apartemen-Puri-Casablanca-Casagrande-iklan-Bisnis-Indonesia-10-November-1994-hal-5.jpg)
Koleksi Perpustakaan Nasional RI Salemba
Awalnya, proyek yang dibangun dengan biaya Rp. 300 milyar (1996) tergolong sukses sebagai apartemen hak milik, dengan 80 persen unitnya terjual. Saat unit-untinya diserahterimakan ke pembeli, setengah dari pembeli yang sudah down payment 30 persen tiba-tiba mundur; menyisakan 40 persen pembeli unit yang bertahan.
Pihak pengembang, yang ditanyai wartawan Bisnis Properti (versi Panangian) dalam konteks penambahan fasilitas hunian, memutuskan mengalihfungsikan unit yang tidak terjual itu sebagai apartemen sewa; hunian sewa tersebut sekarang bernama The Residences at Puri Casablanca. Tidak dijelaskan apa penyebabnya, namun keterlambatan penyelesaian dan krisis moneter 1998 menjadi pemicu mundur massal calon pembeli.
Arsitektur Apartemen Puri Casablanca mirip dengan tetangganya
![Air Mancur Apartemen Puri Casablanca, 2011](https://setiapgedung.id/wp-content/uploads/2024/11/53097878-by-SambaSamba.jpg)
Secara arsitektur, Apartemen Puri Casablanca dirancang oleh tim arsitek Architects Pacific, arsitek yang juga merancang tetangga-tetangganya yaitu Apartemen Casablanca (dipisah oleh mall Kota Kasablanka) dan Apartemen Taman Rasuna. Bentuknya yang nyaris mirip dengan bentuk bangunan di Taman Rasuna juga didasari oleh efisiensi dan harapan memaksimalkan pemandangan dari unit hunian. Apartemen ini memiliki 4 menara, berlantai 33 dengan nama Alamanda, Bougainvillea, Cattleya dan Dahlia, dengan luas lantai total 85.000 m2 menurut Architects Pacific.
![Apartemen Puri Casablanca, 2011](https://setiapgedung.id/wp-content/uploads/2024/11/53099014-by-SambaSamba.jpg)
Saat berdiri, apartemen ini memiliki 988 unit, terbagi ke dalam empat jenis yaitu 1 kamar tidur, 2 kamar tidur dan 3 kamar tidur serta sebuah griya tawang alias penthouse; per menaranya ia memiliki sekitar 247 unit; salah satu menara dengan 228 unitnya disewakan sebagai The Residences at Puri Casablanca. Banderol harga per meter persegi saat itu bervariasi dari 981 hingga 1.485 USD (Rp. 2,14 – 5,23 juta, setara Rp. 20,4 – 50 juta nilai 2024).
Unit apartemen tersebut awalnya dibanderol Fasilitas yang disediakan “standar” untuk apartemen yang awalnya membidik kalangan menengah atas a.l. kolam renang, sasana kebugaran, taman bermain anak, lapangan tenis hingga aula serbaguna dan ruang rapat sebanyak 3 buah berkapasitas 50 orang.
Data dan fakta
Nama lama | Casa Grande Condominium |
Jumlah menara | 4 (Alamanda, Bougainvillea, Cattleya, Dahlia) |
Alamat | Jalan Puri Casablanca No. 1 Tebet, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Architects Pacific |
Pemborong (J.O.) | Waskita Karya Société Auxiliaire d’Entreprises (SAE) |
Lama pembangunan | Januari 1995 – 1998 |
Jumlah lantai (4 menara) | 33 lantai |
Jumlah unit | 988 unit (sudah termasuk 227 unit sewa The Residences) |
Biaya pembangunan | Rp. 300 milyar (1996) Rp. 2,34 triliun (inflasi 2024) |
Referensi
- Sonar Sihombing (1994). “Gajah Tunggal di Kelas Menengah.” Warta Ekonomi No. 24/VI, 7 November 1994, hal. 84
- Agd/win (1994). “Gajah Tunggal Group terjun ke bisnis perumahan.” Media Indonesia, 29 Oktober 1994, hal. 3
- “Kronik: Penutupan atap Puri Casablanca”. Warta Ekonomi No. 25/VIII, 11 November 1996, hal. 9
- Erfendi Eka Putra (2004). “Cara membuat penghuni betah.” Majalah Bisnis Properti (Panangian) No. 7, Maret 2004, hal. 110
- Halaman resmi Arc-Pac USA (penerus Architects Pacific), diakses 26 Januari 2022 (arsip)
- Laporan tahunan PT Indonesia Prima Property, diakses 5 November 2024 (arsip)
- Tahun 2012, hal. 26-27
- Tahun 2018, hal. 69
- Halaman resmi PPPSRS Puri Casablanca, diakses 5 November 2024 (arsip)
Tinggalkan Balasan