Seri Industriawan kembali dengan variasi pabrik yang sama sekali berjauhan, acak, sehingga blog ini tidak memerlukan pembahasan spesifik. Dari pilihan pabrik yang dibahas juga cukup “liar” dari gudang percetakan di JIEP Pulogadung hingga es krim Diamond.
Pabrik es krim Diamond Ancol


Pabrik Diamond di Jalan Pasir Putih Raya No. 1 Ancol ini merupakan salah satu bangunan tertua di kawasan Ancol. Gedung yang berdiri cukup dekat dengan perkantoran Kobexindo Tower ini merupakan pabrik es krim dari PT Diamond Cold Storage. Hampir semua detail mengenai pabrik ini didapatkan dari pemberitaan media-media ibukota melalui jumpa pers dengan PT Diamond Cold Storage pada 4 Februari 1974.
Diamond Cold Storage dibentuk sebagai kerjasama antara W.T. Chen dengan dua perusahaan asing Amatil (Allied Manufacturing & Trade Industries Ltd., Australia) dan Cold Storage Company (Singapura) sekitar 1970; sementara pembangunan pabriknya selesai sekitar awal tahun 1974, sehingga Diamond Ice Cream bisa memulai kegiatan usahanya pada 25 Januari 1974. Biaya investasi pabrik ini sekitar USD 3,2 juta (Rp. 1,328 milyar nilai 1974, setara Rp. 95 milyar nilai 2024).
Pabrik dengan lahan seluas 1,5 hektar saat berdiri memproduksi es krim dan es lilin dengan kapasitas produksi 2.000 liter/jam serta es kering karbon dioksida. Pabrik ini menyediakan jua penyimpanan dingin untuk keperluan Diamond sendiri. Dengan berkembangnya jajaran produk Diamond Cold Storage, maka Diamond tak hanya memproduksi es krim melainkan pula susu (dairy) dan produk pangan lainnya.
Pabrik Percetakan Swasta di JIEP Pulogadung
Bagian pertama dari Industriawan sebelumnya telah membahas pabrik-pabrik yang berdiri di kawasan JIEP yang merupakan rancangan dari maestro arsitektur nasional Han Awal (Han Awal & Partners), Soejoedi Wirjoatmodjo melalui Gubah Laras, biro arsitek Parama Loka Consultant dan “Davina diantara Goliath Arsitektur JIEP” Ir. Maria Grace. Pabrik karya Soejoedi di JIEP semuanya adalah milik BUMN penerbitan Balai Pustaka.
Namun, dalam bagian kedua ini, kami sejujurnya hanya bisa mengambil dua pabrik yang diinformasikan selentingan dari buku dan majalah yang tersedia di rak arsip SGPC hingga saat ini. Keduanya adalah Percetakan Tema Baru dan PT Sarana Bakti Semesta.
Percetakan Tema Baru, Jalan Pulo Ayang Blok S31


Pertama adalah Percetakan Tema Baru (Tenaga Masyarakat Baru) yang merupakan bagian dari Grup Sahid, yang mengelola banyak hotel dan memiliki harian Bisnis Indonesia. Awalnya, Tema Baru menempat sebuah bangunan kecil di Jalan Karet III (diperkirakan sudah tertutup proyek WTC Jakarta) dari 1959 hingga 1982.
Sukamdani Sahid membeli lahan di Jalan Pulo Ayang JIEP Pulogadung setelah perusahaan percetakan tersebut berkembang sangat cepat pasca booming pasar grafika dan buku di Tanah Air, serta mendukung penataan ulang pusat bisnis Jalan Jenderal Sudirman Jakarta. Percetakan Tema Baru JIEP diresmikan oleh Kadirjen Aneka Industri Ir. Kusudiarso Hadinoto pada 12 Januari 1983.
Awalnya, gedung ini hanya sepenuhnya digunakan sebagai pabrik pembuatan buku. Namun, pertengahan 1980an, sebagai akibat dari kebijakan ekspor non-migas dan kebijakan Pemerintah yang kurang berpihak pada industri grafika, Tema Baru mengalami diversifikasi; dengan 2/3 luas lantai pabrik dimanfaatkan sebagai pabrik rotan dan garmen.
Pada tanggal 1 Oktober 2013, perusahaan Tema Baru dan pabriknya dibangkitkan lagi sebagai Grafika Tema Baru, tetapi perusahaan ini tak bertahan lama. Bahkan gedung bekas Tema Baru di Pulo Ayang sudah dilepas ke pasar properti.
Percetakan Sarana Bakti Semesta, Jalan Pulo Kambing Raya No. 9


PT Sarana Bakti Semesta adalah sebuah perusahaan milik Grup Majalah “Kartini” yang bertugas melakukan kegiatan percetakan buku, majalah dan produk grafika lainnya. Perusahaan tersebut berlokasi di gedung di Jalan Pulo Kambing Raya No. 9, JIEP Pulogadung.
Mengenai bangunannya, tidak ada info spesifik, namun pabrik ini diresmikan oleh Menteri Penerangan Harmoko sekitar bulan Oktober 1992. Gudang percetakan ini konon disebut yang paling canggih se-Indonesia di masanya.
Namun, eksistensi PT Sarana Bakti Semesta tak bertahan lama, seiring dengan digitalisasi dan ambruknya industri majalah di Tanah Air, spesifiknya Grup Kartini. Sekitar 2013, gedung bekas percetakan tersebut sudah menjadi gudang milik Grup Mahakam yang merupakan pemilik Mahakam Beta Farma, perusahaan farmasi.
Referensi
Bisniscom berafiliasi dengan Grup Sahid; Asri, sebelum dibawah naungan Vinoti Living, adalah afiliasi Grup Kartini
- “Pabrik es krim dan es kering modern.” Berita Yudha, 5 Februari 1974 hal. 2
- “US$ 3,2 juta ditanam dalam usaha es krim.” Sinar Harapan, 5 Februari 1974, hal. 7
- rl (1974). “Pabrik es krim termodern di Asia Tenggara diresmikan.” KOMPAS, 5 Februari 1974, hal. 8
- Arsip halaman resmi PT Diamond Cold Storage, diarsip 27 Januari 2013.
- Sukamdani Sahid Gitosardjono (1993). “Sukamdani Sahid Gitosardjono: Wirausaha Mengabdi Pembangunan.” Jakarta: CV. Masagung. Halaman 84, 87-91
- “Sudah Saatnya Menertibkan Usaha Percetakan.” Berita Yudha, 14 Januari 1983, hal. 3
- Peni Widarti (2013). “Bisnis Indonesia investasikan untuk percetakan ke-5.” Bisniscom, 1 Oktober 2013. Diakses 22 Januari 2025 (arsip)
- dns (1992). “Percetakan PT Sarana Bakti Semesta diresmikan.” Majalah Asri No. 116, hal. 84
- Arsip halaman resmi Mahakam Group, diarsip 24 Juni 2014
Leave a Reply