Paket Oktober 1988. Saat itu, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan mengeluarkan kebijakan deregulasi di bidang perbankan berupa kebebasan membuka kantor-kantor cabang baru, pembukaan bank baru serta memperkenalkan regulasi baru berupa rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) dan batas pinjaman (legal lending limit).
Ternyata, kebijakan ini berimbas pada menjamurnya bank-bank swasta di kota-kota besar Indonesia, termasuk di Denpasar. Dengan jumlah data yang semakin banyak yang ditemukan akhir-akhir ini, maka sejak April 2025 SGPC memecah artikel kompilasi sejarah kantor niaga dengan membuat artikel baru mengenai kantor bank di Denpasar sejak 1988.
Tak semua data mengenai kantor-kantor bank di Denpasar yang terliput karena kendala data; dan artikel ini tidak menyertakan kantor bank yang dibangun bersamaan dengan era Pakto 1988 yaitu kantor Bank Bumi Daya di Jalan Veteran yang berdiri di atas bekas kantor lama sejak 1975 dan kantor Bank Sri Partha di Jalan WR Supratman yang berdiri sejak 1980 dan diperluas sebelum krismon 1997.
1989-1990




Tidak heran bahwa di medio 1989-97, atau setahun usai keluarnya kebijakan tersebut, mulai bermunculan kantor-kantor bank swasta baik nasional maupun regional bak cendawan. Mulai dari Bank Internasional Indonesia yang membuka operasionalnya di Rukan Duta Permai Blok D-E (sekarang Bank Panin) pada 26 Juni 1989, disusul dengan Bank Danamon yang memulai operasionalnya di gedung berlantai 3 bergaya a la bangunan Bank Danamon di daerah lain di Jalan Gunung Agung No. 1A mulai 19 Januari 1990.
Selanjutnya adalah Bank Bali sejak 11 September 1990 (berdasarkan iklan peresmian kantor Bank Bali Dewi Sartika pada 1994, disebut Bank Bali punya kantor di Jalan Sulawesi No. 1A) dan Bank Niaga yang buka cabang di Jalan Melati No. 29 mulai 5 November 1990, yang diresmikan operasionalnya sebulan kemudian (19 Desember 1990).
1991-1992
Perkembangan bank-bank swasta nasional membuka cabang maupun membangun gedung baru di Denpasar masih berlanjut pada kurun 1991-92.
Tidak puas dengan kantornya di kompleks Duta Plaza, BII membangun kantor baru di seberang kantor Bank Ekspor-Impor Indonesia Jalan Udayana. Gedung berlantai 3 tersebut – kemungkinan, berdasarkan iklan – adalah rancangan dari Paraga Arta Mida dan dibangun oleh kontraktor kecil Prambanan Dwipaka asal Surabaya, diresmikan pemakaiannya oleh Gubernur Bali I.B. Oka pada 26 Juli 1991.


Tahun 1992 bank-bank baru yang buka cabang di Denpasar terdiri dari Bank Central Asia (BCA) dan Bank Modern. BCA menempati sebuah gedung berlantai tiga di Jalan Hasanuddin No. 58, berdiri di atas bekas gedung NV Gabungan Impor Ekspor Bali alias GIEB, bergaya arsitektur campuran internasional dan Bali alias pascamodern. Operasional di gedung tersebut diresmikan oleh Gubernur Bali Ida Bagus Oka pada 24 Maret 1992.
Tak lama berselang, mulai Juni 1992, Bank Modern menggelar operasional di Jalan M.H. Thamrin No. 49, di sebuah ruko dekat Denpasar Theatre sekarang, yang diresmikan oleh Gubernur yang sama pada September 1992 di Hotel Sahid Kuta. Krisis moneter membuat bank milik Grup Modern tersebut stop operasional setelah enam tahun lamanya, dan sejak era reformasi, kantor tersebut pernah ditempat oleh toko topi Istana Topi, dan mulai 2019, Grup Modern kembali membuka kantornya disini sebagai kantor penyalur mesin fotokopi Ricoh.


Disusul dengan Bank Lippo pada tanggal 22 Agustus 1992 yang juga meresmikan gedung berlantai 3 di Jalan M.H. Thamrin No. 77, yang difungsikan sebagai kantor cabang utama. Sejak peleburan dengan Bank Niaga pada 2008, kantor Bank Lippo tersebut telah beralihguna menjadi kantor CIMB Niaga.
1993-1994
Giliran Bank Dagang Nasional Indonesia dan CIC Bank membuka kantornya di Denpasar pada tahun 1993.
Pertama adalah CIC dan kedua adalah BDNI, sama-sama di Jalan Dipenogoro, namun kami lebih tahu alamat eks BDNI yaitu di Jalan Diponegoro No. 57, atau bekas sebuah bioskop. Dalam peresmian operasional bank milik grup Gajah Tunggal itu pada 26 Juni 1993, Sultan Yogyakarta, Hamengkubuwono X yang dalam kapasitasnya sebagai presiden komisaris kehormatan BDNI mengeluarkan kekhawatirannya soal perubahan struktur sosial sebagai efek dari meningkatnya arus investasi.
Sayangnya, sejak BDNI dibubarkan karena efek krisis moneter 1998, gedung tersebut kosong dan akhirnya dibongkar di tahun 2007-an untuk membangun dealer sepeda motor Yamaha. Sementara CIC pindah ke Teuku Umar di sebuah rukan (eks ABN Amro/Bank Ekonomi/HSBC/ANZ/DBS) dan kini menempati rukan lain di Teuku Umar juga sebagai J-Trust Bank.
Setahun berselang, pada tahun 1994 dua bank buka kantor/gedung baru di Denpasar.


Pertama adalah Bank Negara Indonesia 1946, yang menjadi bank BUMN pertama yang bangun kantor baru sejak pesta era 1980an. Gedung berlantai 3 di Jalan Raya Puputan, kawasan Niti Mandala Renon itu sudah ditempati BNI 1946 sejak 4 April 1994.


Kedua adalah Bank Bali, yang berkantor di sebuah gedung sederhana berlantai 4 dengan gaya arsitektur Bali juga. Gedung yang beralamat di Jalan Dewi Sartika Kav. 88 itu diresmikan oleh Gubernur Bali pada 8 Agustus 1994. Gedung dengan luas lantai 2.000 meter persegi ini juga sempat akan difungsikan sebagai kantor beberapa perusahaan yang mau menyewa di gedung ini. Bank Bali melebur ke beberapa bank lain dan menjelma menjadi Permata Bank sejak 2002.
1995-1997


Di tahun 1995, giliran Bank Umum Nasional (Bunas) yang membuka kantor baru, di Jalan P.B. Sudirman yang sekompleks dengan kawasan Grand Sudirman, proyek rukan Grup Ongko yang juga pemilik Bunas. Mengikuti standar bahasa desain Bunas dari Grahacipta Hadiprana, gedung yang dibangun oleh kontraktor swasta Pulau Mas Utama tersebut diresmikan pada 16 Mei 1995 oleh Gubernur Bali.
Biaya konstruksi kantor baru Bunas Denpasar mencapai Rp. 2,5 milyar (1995, setara Rp. 21,8 milyar nilai 2024). Gedung berlantai 3 dengan 1 basement tersebut memiliki luas lantai total 1.200 m2. Sayangnya, pasca bubarnya Bunas akibat dari krismon 1998, gedung ini praktis tidak berpenghuni.
Paruh akhir tahun 1995, tiga bank ibukota membuka cabang barunya di Denpasar; semua berlokasi di Jalan Diponegoro. Berturut-turut dari bulan Oktober dan November adalah kedua bangunan kembar yang berdiri di seberang Mal Bali saat ini dahulu adalah kantor cabang dari Bank Guna dan Bank Harapan Sentosa (BHS).
Tak ada informasi mengenai arsitek dan kontraktor kedua gedung kembar identik berlantai tiga ini; tetapi gedung Bank BHS mendahului peresmian pada 30 Oktober 1995 sementara kantor Bank Guna diresmikan penggunaannya pada 29 November 1995 – menjadikan kantor cabang keempat Bank Guna setelah di Medan, Semarang dan Bandung. Akibat krisis moneter, kedua bank ini sudah bubar.
Bekas kantor Bank BHS pasca-krismon digunakan sebagai kantor BUMN Telkomsel (sebelum 2016) maupun instansi pemerintah yaitu Otoritas Jasa Keuangan (30 Mei 2016 hingga 21 Desember 2020). Saat ini, gedung tersebut kosong dan sedang disewakan; sementara bekas kantor Bank Guna beralih fungsi menjadi department store Rimo yang selanjutnya menjadi pusat pertokoan komputer Rimo Trade Centre (RTC).
Lima hari sebelum peresmian kantor Bank Guna, diresmikan pula kantor cabang Bank Nusa Internasional di Jalan Diponegoro No. 148 (sekarang Klinik Pramita) di sebuah gedung berlantai dua bernama Griya Nusa pada 24 November 1995. Sayangnya, keberadaan Bank Nusa tak bertahan lama, karena gedung ini sudah lama kosong sebelum menjadi klinik.
Referensi
- fen (1994). “Gubernur Bali Resmikan Bank Bali Building”. Republika, 10 Agustus 1994.
- Departemen Mutu Bank Bali (1992). “Pilar-Pilar Bank Bali”. Jakarta: Medcompro Utama.
- Iklan Bank BNI. Bali Post, 4 April 1994
- Iklan Pemberitahuan Bank Umum Nasional. Jawa Pos, 16 Mei 1995
- Advertorial (1995). “Semua Layanan BUN Ditangani Profesional.” Bali Post, 16 Mei 1995, hal. 11
- Iklan Ucapan Selamat Peresmian Gedung BUN Denpasar. Bali Post, 16 Mei 1995, hal. 10
- “Kesulitan Perbankan Pertanda Belum Maksimalnya Pengawasan.” Bali Post, 17 Mei 1995, hal. 11
- Iklan Bank Danamon. Bali Post, 19 Januari 1990
- “Bank Danamon Targetkan 100 Kantor Cabang.” Bali Post, 20 Januari 1990
- “Gedung BCA” (keterangan foto). Bali Post, 24 Maret 1992
- “Sabtu ini, Kantor Cabang Modern Bank Akan Diresmikan Gubernur.” Bali Post, 12 September 1992, hal. 13
- Iklan Modern Bank. Bali Post, 11 Oktober 1993, hal. 9
- Iklan Peresmian Bank Bali Building Dewi Sartika. Bali Post, 8 Agustus 1994, hal 5
- Abdul Rahman; Danang Kemayan Jati; Amal Taufiq (1990). “Pertarungan Bebas Antarbank.” Majalah SWA No. 12/V, Maret 1990, hal. 12-14
- “CIC Bank Diresmikan, perbankan jangan saling bajak naker.” Bali Post, 12 Juni 1993
- “Sri Sultan khawatir, Bali alami pergeseran kultur akibat berjubelnya investor.” Bali Post, 27 Juni 1993
- “BII buka cabang di Denpasar, Perbankan di Bali menggembirakan.” Bali Post, 27 Juni 1989 hal. 6 dan 10
- Iklan ucapan selamat peresmian Bank Internasional Indonesia cab. Denpasar. Bali Post, 27 Juni 1989 hal. 5
- “Kantor cabang utama BII Denpasar diresmikan; Kebijaksanaan pengetatan rupiah belum ada tanda dilonggarkan.” Bali Post, 27 Juli 1991, hal. 13
- Iklan ucapan selamat peresmian gedung baru BII cab. Denpasar. Bali Post, 27 Juli 1991, hal. 10
- “Bank Niaga Denpasar diresmikan, praktek bank dalam bank sulitkan dunia perbankan.” Bali Post, 20 Desember 1990, hal. 7
- Iklan peresmian Bank Lippo Cabang Utama Denpasar. Bali Post, 24 Agustus 1992, hal. 10
- “Lippo Bank konsentrasi ke “retail banking.” Bali Post, 25 Agustus 1992, hal. 7
- “Pertumbuhan Kredit Tahun 1996 Diperkirakan mencapai 20 Persen.” Bali Post, 25 November 1995, hal. 11
- “Bali masih potensial bagi pengembangan usaha perbankan.” Bali Post, 30 November 1995, hal. 7 dan 11
- jas (1995). “Perbankan terlalu berhati-hati Rp. 300 milyar belum tersalur.” Bali Post, 31 Oktober 1995, hal. 7
- Rohmat (2017). “Gedung OJK Bali Nusra Layani Jasa Keuangan dan Pusat Edukasi Masyarakat.” Kabarnusa dot com, 20 Mei 2017. Diakses 26 April 2025 (arsip)
Leave a Reply