Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Sebagian masyarakat di Bali, termasuk mimin, memegang kepercayaan tinggi bahwa gedung tertinggi di Bali akan selamanya diisi Inna Grand Bali Beach, yang sudah berdiri sejak 1966 dengan 10 lantai. Selamanya dalam artian Bali sudah mengeluarkan kebijakan larangan mendirikan bangunan di atas tinggi pohon kelapa sejak awal 1970an. Sayangnya mimin belum mendapat data tersebut. Namun, pandangan ini 100 persen salah. Sebenarnya Hilton Bali Resort, yang menempel di tebing, adalah yang tertinggi – itupun bila diasumsikan tingginya k/l 50 meter.

Nikko Bali Resort & Spa
Foto oleh Miguel Bernas, CC-BY-NC-ND 2.0

Hilton Bali Resort berlokasi di Desa Sawangan, Kecamatan Benoa, Kabupaten Badung, kurang lebih 5 kilometer perjalanan darat dari Nusa Dua (atau 3 km garis lurus). Dimiliki oleh PT Caterison Sukses yang dahulu adalah bagian dari grup milik Sudwikatmono, hotel berbintang lima ini dirancang oleh tim arsitek dari Wimberly, Allison, Tong & Goo (WATG) bersama dengan Airmas Asri dan dibangun oleh Wijaya Kusuma Contractors.

Awalnya bernama Hotel Nikko Bali maupun Grand Nikko Bali, hotel ini mulai direncanakan sejak 1989, awalnya untuk mengejar target dibuka untuk konferensi PATA di Bali pada tahun 1991. Tetapi rencana tersebut baru terealisasi pada tanggal 2 Oktober 1993, saat diadakan peletakan batu pertama pembangunan hotel ini oleh Gubernur Bali Ida Bagus Oka, yang mengharapkan konstruksinya selesai pada tahun 1995, tepat di tahun emas Kemerdekaan Republik Indonesia. Rencana sejak 1980an tersebut menghindarkan Hotel Nikko dari masalah moratorium pembangunan hotel yang diambil Pemprov Bali saat itu.

Dibangun dengan biaya investasi Rp. 297,5 milyar nilai 1996, hotel yang dahulu dioperasikan oleh maskapai penerbangan Japan Airlines ini mulai beroperasi sejak 10 Mei 1996 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 14 Desember 1996. Saat itu, dipilihnya Nikko sebagai pengelola hotel ini adalah untuk menggaet wisatawan Jepang yang cukup banyak datang ke Pulau Dewata.

Tetapi nama Hotel Nikko, selanjutnya Grand Nikko Bali sejak 2013, dan manajemen di bawah Hotel Nikko (awalnya dimiliki maskapai penerbangan Japan Airlines, dan selanjutnya Okura Hotels), hanya bertahan hampir 20 tahun. Pemilik hotel, Caterison Sukses dan jaringan hotel Hilton meneken perjanjian manajemen baru pada bulan Mei 2016, dan sejak bulan Desember tahun yang sama, hotel ini mulai beroperasi kembali dibawah panji Hilton Bali Resort.


Iklan

Cliff Tower Hilton Bali Resort, dengan tingginya mencuri perhatian

Hotel rancangan Wimberly, Allison, Tong & Goo (WATG), dengan Airmas Asri sebagai rekan kerja dalam negerinya, banyak menyematkan ciri khas tradisional (ukir-ukiran, material batu padas, candi bentar, arca) Bali ke dalam perancangan hotel mewah ini, mulai dari tata kebunnya, interior hingga eksterior. Hotel ini awalnya terbagi ke dalam beberapa bangunan, yaitu Cliff Tower berlantai 13, North Bluff dan South Bluff berlantai 5, gedung lobi, balai konvensi Sawangan seluas 800 m2 dan lapangan tenis Liga Tennis.

Pada tahun 2006, Hotel Nikko membuka kapel pernikahan (wedding chapel) Wiwaha. Tujuh tahun kemudian, melalui serangkaian renovasi, Hotel Nikko menambah 19 unit villa dan balai konvensi MPF alias “Multi purpose function”, yang sejak dikelola Hilton diberi nama Graha Paruman seluas 1.008 m2. Unit villa tersebut terbagi menjadi 17 villa 1 kamar tidur dan satu unit masing-masing untuk 2 dan 3 kamar tidur. Setiap unitnya memiliki kolam renang.

Sementara North dan South Bluff tidak banyak mencuri perhatian, Cliff Tower justru menarik perhatian karena tingginya yang “melebihi” standar dan ketentuan yang dituangkan dalam Surat Ketetapan Gubernur Bali No. 590/1991. Tetapi “menara tebing” tidak melanggar aturan tersebut karena wing hotel berlantai 14 tersebut menempel bukit setinggi 40 meter dan diukur dari permukaan tanah tertinggi, bukan terendah.

Wing tersebut juga dirancang memiliki 3 tipe lift, satunya untuk yang menyukai pemandangan, satunya untuk yang takut ketinggian dan sisanya buat jaga-jaga saja. Di dasar wing Cliff Tower, terdapat kolam renang berukuran besar. Ketiga sayap tersebut menampung 388 kamar, terbagi ke dalam kamar deluxe, family, executive dan 3 suite, dan beberapa fasilitas seperti spa, rumah makan khas Bali Paon Bali, rumah makan Jepang Shiki dan delicatessen.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaNikko Bali Hotel, Resort & Spa
Grand Nikko Bali
AlamatJalan Raya Nusa Dua Selatan, Sawangan, Kuta Selatan, Badung, Bali
ArsitekWimberly Allison Tong & Goo (arsitektur)
Airmas Asri (architect of record)
Wiratman & Associates (struktur)
Ove Arup (struktur)
PemborongWijaya Kusuma Contractors
Lama pembangunanOktober 1993 – Mei 1996
Jumlah lantai (Cliff Tower)14 lantai
Jumlah lantai (North Bluff dan South Bluff)5 lantai
Tinggi gedung (Cliff Tower, estimasi SGPC)~50 meter
Jumlah kamar (sudah termasuk villa)407
Biaya pembangunanRp. 179,4 milyar (1996)
Rp. 1,4 triliun (inflasi 2021)

Referensi

  1. Umi Suswatiani (1996). “Hotel Nikko Bali, Dibangun di dataran lembah dan tebing kapur.” Majalah Konstruksi No. 227, Mei 1996, hal. 45-49
  2. 022 (1993). “Hotel Berbintang Lima Dibangun di Sawangan.” Bali Post, 4 Oktober 1993, hal. 12
  3. can (1996). “Japan Airlines Bangun Hotel di Nusa Dua Bali.” KOMPAS, 14 Juni 1996, hal. 8
  4. dis/osd (1996). “Presiden Resmikan Hotel Nikko Bali.” KOMPAS, 15 Desember 1996, hal. 12
  5. Halaman resmi Hotel Hilton Bali Resort, diakses 20 Januari 2022 (arsip)
  6. Arsip halaman resmi Nikko Bali Hotel, Resort & Spa:
    1. Press release Nikko Bali Hotel Oktober 2006
    2. Factsheet Hotel, 2008
    3. MPF Grand Nikko Bali, 4 Juni 2014
  7. Press release (2013). “Wajah Baru Nikko Bali.” DestinAsian Indonesia, 19 September 2013. Diakses 20 Januari 2022 (arsip)
  8. Ahmad Baihaki (2016). “Grand Nikko Bali Berganti Nama menjadi Hilton Bali.” Venuemagz, 24 Mei 2016. Diakses 20 Januari 2022 (arsip)
  9. Hilda B. Alexander (2017). “Delapan Hotel di Bali Ganti Nama.” KOMPAScom, 9 Januari 2017. Diakses 20 Januari 2022 (arsip)

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *