Iklan

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Pakubuwono 6 – Residence, View, Signature dan House

Pakubuwono 6. 4 tahap pengembangan, 9 menara apartemen, 0 bahasa Indonesia. Ia adalah kompleks apartemen mewah yang dikembangkan oleh Grup Agung Podomoro melalui Pakubuwono Development yang dibangun bertahap dari 2003 hingga selesai keseluruhan pada 2014. Kompleks apartemen mewah tersebut menyediakan ~1.600 unit hunian di atas lahan seluas 13,2 hektar yang berlokasi di Jalan Pakubuwono VI No. 68-72.

Dokumen resmi Pakubuwono Development selalu menyertakan Pakubuwono Spring di kawasan Simprug sebagai bagian dari pengembangan Pakubuwono di Jalan Pakubuwono Kebayoran Baru; karena lokasinya yang agak berjauhan, kami tidak cantumkan disini.

Kompleks ini nyaris sepenuhnya ditangani Airmas Asri; tahap pertamanya yang bernama Pakubuwono Residence dirancang bersama dengan biro arsitek dari Dallas, AS bernama Three Architects – tidak ada kaitannya dengan biro asal Malaysia yang namanya agak mirip. Sementara konstruksinya ditangani oleh pemborong yang berbeda-beda; maka baca masing-masing subtopik.

Apartemen Pakubuwono dari udara, 12 April 2019.
Kawasan apartemen Pakubuwono 6 dari udara. Foto oleh Javaistan/Shutterstock. Editorial use only/Penggunaan terbatas untuk ilustrasi semata

Penelusuran kilat


Iklan

Pakubuwono Residence dengan lima menara

Tahap pertama dari pengembangan Pakubuwono 6 adalah Pakubuwono Residence, sebuah apartemen lima menara yang terdiri dari Sandalwood, Basswood, Eaglewood, Ironwood dan Cottonwood (nama-nama pohon impor semua selain Sandalwood (Cendana)) dengan jumlah unit apartemen yang tersedia sebanyak 639 buah.

Agung Podomoro Group memperkenalkan Pakubuwono Residence pada bulan Juni 2003, di masa-masa kebangkitan kembali industri properti Indonesia yang sempat tiarap karena krisis moneter 1997-98. APG memasarkan apartemen kelas menengah-atas kala itu sebagai sebuah “kebangkitan kembali Kebayoran Baru dengan cara modern” (rejuvenation of the old Kebayoran Baru in a modern way) karena konsepnya yang menonjolkan ruang terbukanya disesuaikan dengan lingkungan di Kebayoran Baru saat itu.

Sementara analis properti yang ditanyai Majalah Properti Indonesia (No. 1113, Juni 2003) mengatakan bahwa Pakubuwono Residence lebih menyasar pembeli keluarga, baik WNI maupun WNA karena lokasinya yang dekat dengan sekolah internasional tetapi sedikit jauh dari perkantoran di Sudirman/Thamrin.

Walaupun terdapat sedikit keraguan dari analis mengenai kemampuan Agung Podomoro menyelesaikan proyek apartemen kelas menengah-atas dari nol (tidak seperti proyek Apartemen Eksekutif Menteng yang merupakan proyek melanjutkan saja), agaknya advertorial di harian KOMPAS tertanggal 15 Januari 2004 menyatakan bahwa pengembang berhasil menjual lebih dari 60 unit yang tersedia seperti membuktikan mereka bisa menjual proyek di ceruk pasar yang dikenal lebih rasional dalam mengeluaran uangnya.

Konstruksi Apartemen Pakubuwono Residence, yang merupakan proyek kerjasama Shimizu Corporation dan Total Bangun Persada, dimulai pada tanggal 5 September 2003; pada bulan November 2003 pengecoran pondasi dimulai, terlebih dahulu di menara Sandalwood, disusul dengan Ironwood, Cottonwood, Basswood dan terakhir Eaglewood di akhir tahun 2003 dan awal 2004. Pembangunannya berlangsung lancar dan tidak ada drama berarti; per Oktober 2004, Sandalwood dan Ironwood sudah tutup atap; Eaglewood diperkirakan tutup atap pada tanggal 27 Desember 2004.

Tapi, dengan kondisi berduka karena tragedi gempa-tsunami 26 Desember 2004, upacara tutup atap kemungkinan tak dilaksanakan. Penyerahan kunci kepada para pembeli unit terjadi pada bulan Januari 2006; Pakubuwono memasang iklan di koran KOMPAS “Your dreams become reality” (Mimpi anda menjadi kenyataan) yang secara tersirat mengindikasikan proyeknya telah rampung.


Iklan

Arsitektur Pakubuwono Residence sarat art deco dan konsep kembali ke alam

Foto oleh Heru Sidik @ Panoramio.

Secara arsitektur, Pakubuwono Residence dirancang oleh tim arsitek dari Three Architects asal Dallas, AS, bersama dengan tim arsitek dari Airmas Asri dan strukturnya ditangani oleh Davy Sukamta & Partners. Interiornya digarap oleh Hirsch Bedner Associates dan penataan kebun diracik oleh Karl Princic Design.

Konsep yang dibawa adalah “kembali ke alam” yang dicapai dengan memaksimalkan penggunaan lahan untuk ruang terbuka alias taman yang dikabarkan mencapai 80 persen dari luas lahan 4 hektar. Konsep ruang terbukanya merupakan taman tropis yang dipadukan dengan fasilitas umum seperti lintasan jogging, taman bermain, kolam renang dan kolam air. Tidaklah mengejutkan bila apartemen ini memenangkan Prix d’Excellence dari FIABCI cabang Indonesia pada akhir tahun 2009.

Sementara arsitekturnya mengadopsi gaya arsitektur pascamodern. Kata pengembang, modern art deco. Dari kelima menara yang berdiri, menurut majalah internal Airmas Asri Insight, setiap menara memiliki penyelesaian mahkota (crown) yang berbeda-beda. Sandalwood, Cottonwood dan Ironwood punya mahkota bundar, sementara Basswood dan Eaglewood bermahkota kotak.

Interiornya – menurut laporan majalah Griya Asri – merupakan paduan dari gaya klasik dan ekletik, dengan perabotan yang dipilih untuk memperkuat suasana anggun dan berwibawa tetapi hangat dan nyaman.

Keseluruhan menara memiliki 24 lantai dengan jumlah unit total yang tersedia adalah 639 unit – jumlah unit per menara berkisar dari 125 (Sandalwood), 128 (Cottonwood dan Ironwood) dan 129 (Basswood dan Eaglewood) dan sudah termasuk 16 unit rumah bandar di dua lantai terbawah masing-masing menara. Rumah bandar/townhome paling diistimewakan dari segi luas lantai per unitnya yaitu 400-550 m2; sementara unit tipikal hanya terdiri dari 2 kamar tidur 151 dan 181 m2 serta 3 kamar tidur 206 dan 268 m2. Total keseluruhan lantai menurut Davy Sukamta adalah 170.000 m2 – dibagi lima menjadi rata-rata 34.000 m2.


Iklan

Pakubuwono View unitnya diperkecil, tetapi mewahnya setara

Tahap kedua dari proyek Pakubuwono 6 adalah Pakubuwono View. Berbeda dengan proyek tahap pertama yang jumlah menara dan unitnya sama-sama banyak, sekarang jumlahnya lebih sedikit. Ia memiliki dua menara yaitu Lacewood yang ramping serta tinggi dan Redwood yang posturnya lebih gendut dan pendek.

Pakubuwono View memulai konstruksinya sekitar tahun 2008; klaim Airmas Asri bahwa proyek dimulai pada 2009 bisa disebut kurang masuk akal karena pada Februari 2009, Lacewood sudah mencapai lantai 20 dan Redwood di lantai 15. Penutupan atap terakhir kedua menara dilaksanakan serempak pada 19 Agustus 2009. Keseluruhan konstruksi oleh Adhi Karya selesai dan diserahterimakan ke penghuni mulai 30 September 2010.

Menara Redwood dan Lacewood, dengan bedeng. Makanan lezat aktivis. Foto oleh Wady Afriadi @ Panoramio

Tidak seperti proyek tahap pertamanya, perancangan Pakubuwono View ini murni karya Airmas Asri, tanpa di/meng-ajak biro arsitek asing. Penampilan masih pascamodern alias art deco modern, mahkota bulat untuk si gendut Redwood dan mahkota kotak bagi Lacewood, beserta luas lahan yang diperuntukkan bagi ruang terbuka dan fasilitas umum.

Tetapi yang menjadi pembeda dari apartemen ini adalah penerapan kaidah arsitektur Indonesia secara tak kasat mata. Pada mahkota dan eksterior lantai terbawah proyek Pakubuwono View terdapat ornamen yang berbentuk berlian, yang oleh pihak Airmas Asri mengadopsi corak tenun ikat khas Batak dari Sumatera Utara.

Secara properti, Pakubuwono View menyediakan 384 unit apartemen yang terbagi ke unit 2 kamar tidur 140 dan 153 m2 sebanyak 248 buah di 32 lantai menara Redwood dan unit 3 kamar tidur 180 dan 196 m2 sebanyak 136 buah di 35 lantai (153 m, versi Davy Sukamta) menara Lacewood. Total luas lantai k/l 100.000 m2 menurut Airmas Asri.

Terlihat lebih kecil dibanding Pakubuwono Residence karena ada faktor krisis keuangan global yang terjadi bersamaan dengan lahirnya proyek ini. Keseluruhan apartemen memiliki fasilitas yang sama dengan proyek tahap pertama.


Iklan

Pakubuwono Signature dan House dibangun bersamaan

Apartemen tertinggi se-Indonesia. Foto oleh Obengplus com @ Panoramio

Sementara Pakubuwono Signature dan Pakubuwono House merupakan dua menara yang berbeda tempat tetapi dibangun bersamaan.

Apartemen Pakubuwono Signature, yang menaranya diberi nama Satinwood, adalah yang tertinggi di kawasan ini dengan tinggi 250 meter, memiliki 48 lantai dan menyediakan 188 unit apartemen dengan 4 kamar tidur seluas 319 m2. Desain arsitekturnya tetap meneruskan bahasa desain Pakubuwono 6 secara umumnya, tetapi mahkotanya terinspirasi oleh pola janur kuning yang dipasang di hajatan pernikahan.

Sementara Pakubuwono House yang menaranya diberi nama Rosewood memiliki 33 lantai – 9 lantai terbawahnya adalah parkiran – dengan ketinggian 125 meter menurut Davy Sukamta & Partners. Berbeda dengan menara lainnya, menara Rosewood terlihat lebih konvensional dan hanya menonjolkan dirinya dengan sebuah pucuk di pojok timur. Ia menyediakan unit apartemen dengan 2 kamar tidur seluas 117, 127 dan 129 m2 dan 2+1 kamar tidur seluas 165 dan 172 m2. Karena bentuk lahannya yang berbentuk J, di sebelah apartemen ini terdapat rumah bandar sebanyak 9 unit.

Tidak ada catatan berapa banyak unit apartemen yang ada di Pakubuwono House, tetapi menurut prakiraan SGPC, terdapat 360 unit yang tersedia di apartemen ini. Kedua menara yang disebut di atas adalah rancangan tim arsitek Airmas Asri dan dibangun oleh Acset Indonusa secara serentak dari 2011 hingga selesai sekitar 2014 menurut perancang strukturnya Davy Sukamta & Partners.


Iklan

Data dan fakta

Pakubuwono Residence

AlamatJalan Pakubuwono VI No. 68 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekThree Architects (arsitektur)
Airmas Asri (architect of record)
Davy Sukamta & Partners (struktur)
Pemborong (J.O.)Shimizu Corporation
Total Bangun Persada
Lama pembangunanSeptember 2003 – Januari 2006
Jumlah lantai (semua menara)24 lantai
Jumlah unit125 (Sandalwood)
128 (Cottonwood dan Ironwood)
129 (Basswood dan Eaglewood)

Pakubuwono View

AlamatJalan Sultan Iskandar Muda No. 12 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekAirmas Asri (arsitektur)
Davy Sukamta & Partners (struktur)
PemborongAdhi Karya
Lama pembangunan2008 – September 2010
Jumlah lantai35 lantai (Lacewood)
32 lantai (Redwood)
Tinggi gedung (Lacewood, Davy Sukamta & Partners)153 meter
Jumlah unit248 (Redwood)
136 (Lacewood)

Pakubuwono Signature/Menara Satinwood

AlamatJalan Pakubuwono VI No. 72 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekAirmas Asri (arsitektur)
Davy Sukamta & Partners (struktur)
PemborongAcset Indonusa
Lama pembangunan2011 – 2014
Jumlah lantai48 lantai
Tinggi gedung (Davy Sukamta & Partners)250 meter
Jumlah unit188

Pakubuwono House/Menara Rosewood

AlamatJalan Pakubuwono VI No. 70 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekAirmas Asri (arsitektur)
Davy Sukamta & Partners (struktur)
PemborongAcset Indonusa
Lama pembangunan2011 – 2014
Jumlah lantai33 lantai
Tinggi gedung (CTBUH)150 meter

Referensi

  1. Halaman resmi Pakubuwono 6, diakses 1 April 2024 (arsip)
  2. Arini Yunita (2003). “Pakubuwono Residence: Jual konsep, bukan lokasi.” Majalah Properti Indonesia No. 1113, Juni 2003, hal. 28-29
  3. Esti Sawitri; Marcel Ignatius; Imelda Anwar et al (2007). “Indonesia Apartment: Design, Concept, Lifestyle.” Jakarta: PT Griya Asri Prima/ProLease. Halaman 68-83
  4. Ardi Jahya (2015). “Nine Tower, Nine Crowns” (Sembilan menara….. sembilan mahkota). Airmas Asri Insight Vol. 1 No. 2, November 2015, hal. 14-21
  5. Advertorial (2003). “Membangun apartemen, menjaga komitmen.” KOMPAS, 12 November 2003 hal. 13
  6. Advertorial (2004). “Membangun harmoni sebuah apartemen.” KOMPAS, 15 Januari 2004, hal. 45
  7. Advertorial (2004). “Sebuah karya yang dibangun dengan kesungguhan dan hati.” KOMPAS, 5 Maret 2004, hal. 9
  8. Advertorial (2004). “Ketika mimpi itu menjadi nyata di tahun mendatang.” KOMPAS, 28 Juni 2004, hal. 31
  9. Advertorial (2004). “Serasa membangun untuk rumah terbaik kami sendiri.” KOMPAS, 14 Oktober 2004, hal. 38
  10. Advertorial (2004). “Topping-off seluruh menara The Pakubuwono Residence, Satu langkah besar sudah kami lakukan.” KOMPAS, 6 Desember 2004, hal. 27
  11. Iklan pembukaan The Pakubuwono Residence. KOMPAS, 13 Januari 2006, hal. 11
  12. Progres perkembangan The Pakubuwono View, diakses Maret 2010 – September 2011:
  13. Imelda Akmal (2013). “Monograph of Airmas Asri” (Monograf Airmas Asri). Jakarta: Imaji Media Pustaka. Halaman 96-103
  14. Halaman resmi The Pakubuwono View, diakses 1 April 2024 (arsip 2024, arsip 2011 – memerlukan Ruffle)
  15. Halaman resmi Pakubuwono Signature, diakses 1 April 2024 (arsip)
  16. Halaman resmi Pakubuwono Residence, diakses 2 April 2024 (arsip)
  17. Progres perkembangan Pakubuwono Signature dan House:
  18. Expose PT Acset Indonusa TW1 2016, diakses 1 April 2024 (arsip)
  19. Halaman resmi Davy Sukamta & Partners, diakses 1 April 2024 (arsip)

Lokasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *