Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Sebelum Plaza Indonesia dibangun di lokasi ini, berdiri sebuah hotel berlantai 8 yang awalnya merupakan pusat pewartaan Asian Games 1962 dan berlantai 6. Gedung itu bernama Wisma Warta – alias Press House – saat Asian Games berlangsung, yang selanjutnya diberi nama Hotel Asoka.

Gedung karya arsitek Kwee Hin Goan bersama dengan Sunaryo Sosro dari tim arsitek Biro Arsitek & Insinyur Estetika ini diperkirakan dibangun mulai Juni 1961 hingga rampung pada Juni 1962. Wisma Warta menjadi tempat kerja bagi 200 wartawan dan peliput asing yang melaporkan perhelatan olahraga terbesar di Asia tersebut, dilengkapi dengan fasilitas vital seperti hubungan teleks dan telepon langsung ke Stadion Gelora Bung Karno, kantor PTT (pos, telegram dan telepon), ruang peliputan dan konferensi pers, beserta layanan bioskop dan rumah makan dan rekreasi.

hotel asoka 1970an, jakarta masa lalu
Hotel Asoka, 1976-77. Foto: tidak diketahui, disadur dari “Welcome to Jakarta”, Editions Delroisse Montreal.

Secara arsitektur, Hotel Asoka dirancang dengan gaya modern, namun di salah satu sisi bangunannya terdapat lukisan bergambar bola dunia dan hubungan erat antar masyarakat dunia melalui komunikasi, sesuai dengan peruntukan awal Wisma Warta sebagai pusat penerangan. Hal ini, menurut otobiografi Kwee Hin Goan, Bloeiende Bron: Een architectenleven (Mekar di Musim Semi: Kisah seorang arsitek) yang ditulis hanya dalam bahasa Belanda, itu semua karena Soekarno yang mencari bahan inspirasi di negara-negara berhaluan kiri, ketimbang saran Kwee dkk yang menginginkan seni abstrak.

Manajemen Wisma Warta dikelola oleh Yayasan Gelora Senayan. Pada tanggal 14 Februari 1968 Hotel Indonesia Internasional, pengelola Hotel Indonesia, menandatangani kontrak persetujuan dengan Yayasan Gelora Senayan. Diduga kesepakatan ini mengawali renovasi vertikal Hotel Asoka, yang selesai per 1969.

Potongan renovasi vertikal ini dinyatakan milik negara sejak 29 Januari 1969. Tetapi pengelolaan, berubah lagi ke pihak asing per September 1969. Wisma Warta berganti nama menjadi Hotel Asoka sejak 26 September 1969.

Sekelompok investor ibukota di bawah naungan Grup Bimantara membeli lahan Hotel Asoka lengkap dengan gedungnya seharga USD 1000 per meter persegi (setara USD 2550 per meter persegi pada tahun 2019), menjadikannya pembelian properti termahal di masanya. Pada 1984, hotel Asoka ditutup, dan dibongkar mulai setahun kemudian untuk selanjutnya dibangun Plaza Indonesia.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaPress House Asian Games 1962
Wisma Warta
AlamatJalan M.H. Thamrin No. 28-30 Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekKwee Hin Goan dan Sunaryo Sosro (Biro Arsitek & Insinyur Estetika)
Lama pembangunan1960 – Juni 1962
Dibongkar1985 – 1987
Jumlah lantai5 lantai (1962-1969)
8 lantai (1969-1985)
SignifikasiSejarah
(peran hotel dalam Asian Games 1962)
Referensi: Panpel Asian Games 1962, 1960; Panpel Asian Games 1962, 1962

Referensi

  1. Panitia Peneyelnggara Asian Games IV (1960). “Second Progress Report, Asian Games IV 1962.” Jakarta: Penerbit tidak diketahui, halaman 5.
  2. Panitia Penyelenggara Asian Games IV (1962). “Third Progress Report, Asian Games IV 1962.” Jakarta: Penerbit tidak diketahui, halaman 6.
  3. KOMPAS (1968). “Wisma Warta Diupgrade Mendjadi Hotel Pariwisata”. KOMPAS, 14 Februari 1968.
  4. pab (1969). “Keputusan Presiden: Ruang Baru Jang Dibangun Diatas Wisma Warta Milik Negara”. KOMPAS, 29 Januari 1969.
  5. ANTARA (1969). “Hotel Asoka” dan “Hotel Asri” di Djakarta”. KOMPAS, 27 September 1969.
  6. Sam Setyautama (2008). “Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia.” Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hal. 143
  7. Kwee Hin Goan (2004). Bloeiende Bron: Een architectenleven (Mekar di Musim Semi: Kisah seorang arsitek). Rotterdam, Belanda: penerbit tidak diketahui. Hal. 120-124

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *