Gedung Sekretariat ASEAN yang kini mimin SGPC bahas adalah gedung perluasannya yang dibangun tepat di samping gedung lama rancangan Soejoedi Wirjoatmodjo, maestro arsitektur modern asli anak bangsa, yang mimin pernah bahas jauh-jauh hari pada Mei 2019. Gedung tersebut merupakan gedung kembar berbentuk trapesium, dengan 16 lantai dan polesannya eksterior berwarna putih.
Sejak 1971 hingga 2016, lahan tempat gedung perluasan Sekretariat ASEAN ditempati oleh Kantor Walikota Jakarta Selatan. Pada tahun 2003 kantor administrasi pemerintahan tingkat walikota Jakarta Selatan tersebut pindah ke Jalan Prapanca Raya, sehingga kantor di Jalan Trunojoyo menjadi tidak terurus.
Sejak tahun 2013, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencanangkan hibah aset bekas Kantor Walikota Jakarta Selatan kepada Kementerian Luar Negeri dan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang direalisasikan pada tahun 2017. Bahkan, di balik layar, Joko Widodo (dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta saat itu) sudah membahas perluasan kantor sekretariat ASEAN dengan pihak Wasekjen ASEAN
Konstruksi perluasan Gedung Sekretariat ASEAN dimulai pada 5 Januari 2018 dengan penanaman tiang pancang pertama oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan dihadiri oleh pejabat-pejabat terkait (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi dan Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan Tamiaya).
Pembangunan dilakukan oleh PT Pembangunan Perumahan dan berlangsung sekitar 19 bulan. Proyek pembangunan gedung ini selesai dibangun pada 8 Juli 2019, dan Presiden Joko Widodo meresmikan gedung ini sebulan berikutnya (8 Agustus 2019). Dalam pidatonya, ia berharap pembangunan perluasan kantor sekretariat ASEAN mengurangi kebutuhan dana perjalanan bagi anggota sekretariat dan wakil tetap ASEAN.
Arsitektur Gedung Sekretariat ASEAN di Trunojoyo perlihatkan pergeseran makna “dialog” di telinga arsitek dan diplomat
Gedung yang didanai oleh uang negara sebesar 448,77 milyar rupiah ini merupakan rancangan Hengky Pramudya dan Aryo Widyatmiko dari Bentara Indonesia Arsitek, pemenang sayembara arsitektur Gedung Sekretariat ASEAN 2015. Rancangan tersebut selanjutnya disempurnakan di tahap DED (detail engineering design) bersama dengan Penta Rekayasa.
Bentuk gedung kembar berlantai 16 tersebut – seperti yang mimin jelaskan – berbentuk trapesium dari sisi telapak lahannya, terhubung oleh podium dan jembatan penghubung sepanjang 40,5 meter. Jembatan tersebut merupakan yang terpanjang di Indonesia tanpa menggunakan kolom penyangga (100 persen cantilever) sehingga Gedung Sekretariat ASEAN perluasan mendapat piagam Museum Rekor Indonesia, satu dari dua piagam yang mengisi rak piala gedung ini.
Konsep perancangan gedung tersebut sebenarnya berlandaskan pada dialog diplomatik, yang menjadi bagian dari budaya dan falsafah ASEAN yang diwujudkan melalui jembatan penyeberangan tadi, dan memastikan bahwa desain gedung lama mengikuti rancangan desain lama era Soejoedi, menurut rilis pers resmi Sekretariat Negara.
Namun, Instagram portfolio milik Hengky Pramudya mengatakan bahwa falsafah dialog tersebut tidak dimasukkan ke dalam konteks arsitektur (rancang urban dan lingkungan kata mereka). Bahkan salah satu posnya berisi deskripsi yang mencerca proses detail engineer dan pemerintah sebagai pemberi tugas terkait perubahan-perubahan tersebut. Diplomat dan arsitek sepertinya punya pemahaman yang berbeda mengenai “dialog.”
Jokowi mengatakan bahwa perluasan kantor sekretariat ASEAN diharapkan mengurangi kebutuhan dana perjalanan bagi anggota sekretariat dan wakil tetap ASEAN. Pernyataan tersebut melatari adanya 30 ruang rapat dan setiap negara anggota ASEAN mempunyai masing-masing satu ruang rapat di gedung baru ini. Bandingkan dengan gedung lama yang hanya punya satu. Gedung tersebut dirancang tahan gempa dan memiliki luas lantai total 49.993 m2 dan merupakan gedung bersertifikat platinum dari Majelis Bangunan Hijau Indonesia (Green Building Council Indonesia).
Data dan fakta
Alamat | Jalan Trunojoyo No. 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta |
Jumlah menara | 2 |
Arsitek | Hengky Pramudya dan Aryo Widyatmiko (Bentara Indonesia Arsitek) |
Pemborong | Pembangunan Perumahan |
Lama pembangunan | Januari 2018 – Juli 2019 |
Diresmikan | 8 Agustus 2019 |
Jumlah lantai (kedua menara) | 16 lantai 2 basement |
Biaya pembangunan | Rp. 448,77 milyar (2019) |
Referensi
- Post Instagram portfolio Hengky Pramudya, diakses 20 Desember 2021
- Budhi Firmansyah Surapati (2018). “Anies Hadiri Groundbreaking Gedung Sekretariat ASEAN.” Berita Jakarta, 5 Januari 2018. Diakses 20 Desember 2021 (arsip)
- “Pembangunan Gedung Baru Sekretariat ASEAN.” Sekretariat Nasional ASEAN Republik Indonesia, 5 Januari 2018. Diakses 20 Desember 2021 (arsip)
- Rahman Asmardika (2018). “Sekretariat ASEAN Akan Punya Gedung Baru, Ini Penampakannya.” Okezone, 5 Januari 2018. Diakses 20 Desember 2021 (arsip)
- Jamilah (2019). “Mengintip Gedung Sekretariat ASEAN Yang Didesain Tahan Gempa.” Okezone, 8 Januari 2019. Diakses 20 Desember 2021 (arsip)
- Hery Wahdaniyat (2019). “Gedung Baru Sekretariat ASEAN Ditargetkan Rampung Maret 2019.” Kementerian PUPR, 8 Januari 2019. Diakses 20 Desember 2021 (arsip)
- BPMI Sekretariat Kepresidenan Republik Indonesia (2019). “Presiden Jokowi: Gedung Baru Ini Mencerminkan Semangat Baru ASEAN.” Sekretariat Kepresidenan Republik Indonesia, 8 Agustus 2019. Diakses 20 Desember 2021 (arsip)
- Ihsanuddin (2019). “Sekretariat ASEAN Punya Gedung Baru, Jokowi Harap Bisa Hemat Biaya Perjalanan.” KOMPAScom, 8 Agustus 2019. Diakses 20 Desember 2021 (arsip)
Leave a Reply