Tavia Heritage Hotel merupakan hotel bintang empat yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Hotel berlantai 16 itu merupakan rancangan Aspac Consultindo dan dibangun oleh BUMN pemborongan, PT Pembangunan Perumahan.
Semua karena Pemprov tertarik dengan dinamisnya industri perhotelan di ibu kota berpenduduk 7 juta jiwa masyarakat Indonesia yang mereka naungi, sehingga membangun sebuah hotel mewah berbintang empat di kawasan Cempaka Putih. Pembangunan Hotel Cempaka, nama lama Grand Cempaka Business Hotel, mulai dibangun di bulan September 1994 hingga selesai keseluruhan di akhir tahun 1996 dan dibuka untuk tamu sejak 3 Oktober 1996, dengan biaya investasi mencapai Rp. 51 milyar. Pembangunan Hotel Cempaka sempat terganggu oleh sengketa lahan dengan warga sekitar.
Sebelum menjalani masa renovasi, hotel ini bernama Grand Cempaka Business Hotel. Renovasi hotel yang sekarang diberi nama Tavia Heritage Hotel tersebut menyuntikkan konsep klasik Batavia; Tavia Heritage Hotel memulai kegiatan bisnisnya pada awal bulan Januari 2024.
Hotel milik PD Wisata Niaga Jaya (sekarang PT Jakarta Tourisindo/Jakarta Experience Board) tersebut memiliki 230 kamar yang menempati bangunan berlantai 16 dan 2 basement dengan luas lantai 35 ribu meter persegi (KOMPAS 7/10/1996: 32 ribu meter persegi), dirancang oleh tim arsitek dari Aspac Consultindo (yang juga merancang revitalisasi THR Lokasari, Wisma SMR dan Graha Pratama) dan dibangun oleh PT Pembangunan Perumahan.
Tidak banyak yang bisa dicatat dari hotel yang sekarang berwarna kuning pastel ini; Grand Cempaka terbagi ke dalam podium berlantai 3 dan sisanya blok menara berlantai 16. Grand Cempaka, seperti yang dilakukan hotel dan kantor lain di Jakarta, lantai dasarnya diangkat agar ada lantai basement tambahan untuk parkir, sementara menara berlantai 17-nya hanya menonjol dengan setback-nya sehingga bentuk proporsi gedungnya lebih baik, kata para perancang kepada Majalah Konstruksi.
Grand Cempaka Business Hotel memiliki 230 kamar yang terbagi ke dalam lima kelas. Lantai 16 atau lantai tertingginya dimanfaatkan untuk kamar suite eksklusif. Interior dan fasilitas hotel ini dipengaruhi oleh kebudayaan dan lokasi di Jakarta, mulai dari lukisan Jakarta tempo dulu di interior hingga nama rumah makan, ruang rapat dan ballroom yang mengadopsi nama lokasi seperti Cempaka, Semanggi, Gambir, Marunda, Menteng, Cikini (ruang rapat dan ballroom) dan Harmoni (rumah makan). Ballroom Cempaka menampung maksimal 1000 orang.
Data dan fakta
Nama lama | Hotel Cempaka |
Alamat | Jalan Let. Jend. Suprapto Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | Aspac Consultindo (arsitekur dan struktur) |
Pemborong | Pembangunan Perumahan |
Lama pembangunan | September 1994 – Oktober 1996 |
Dibuka | 3 Oktober 1996 |
Jumlah lantai | 16 lantai 2 basement |
Jumlah kamar | 230 |
Biaya pembangunan | Rp. 51 milyar (1996) Rp. 396 milyar (inflasi 2021) |
Referensi
- Saptiwi Djati Retnowati (1996). “Hotel Cempaka Jakarta, Kesan Tropis Lewat Ekspresi Modern.” Majalah Konstruksi No. 229, Juni 1996. Hal. 47-51, 61
- el (1996). “Pemda Jakarta Punya Hotel Bintang Empat.” Merdeka, 15 Mei 1996, hal. 2
- ksp (1996). “Kontribusi Perusahaan Daerah Terhadap PAD Belum Memuaskan.” KOMPAS, 7 Oktober 1996, hal. 12
- Arsip halaman resmi Hotel Grand Cempaka, diarsip 20 Agustus 2015
- Faqihah Muharroroh Itsnaini; Nabila Tashandra (2023). “Jakarta bakal punya 3 hotel bernuansa budaya Betawi.” KOMPAScom, 16 Mei 2023. Diakses 14 Februari 2024 (arsip)
Tinggalkan Balasan