Wisma GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) adalah bangunan tinggi berlantai 37, dengan ketinggian 131 meter (data CTBUH) dan luas lantai mencapai sekitar 130 ribu meter persegi, berlokasi di bilangan Simpang Semanggi, sebelah kantor pusat Bank Rakyat Indonesia dan seberang jalan dengan Plaza Semanggi dan Hotel Sultan.

Wisma GKBI
Foto oleh mimin SGPC

Gedung ini merupakan proyek kerjasama Gabungan Koperasi Batik Indonesia dan Muliacemerlang Dianpersada, sebelum menjadi bagian dari Grup Mulia sejak pertengahan 1996. Sebelum dibangun, di lahan gedung ini berdiri gedung GKBI lama berlantai 3, yang dibangun oleh Associatie NV dan diresmikan oleh Menteri Perdagangan Rachmat Muljomiseno pada tanggal 20 Mei 1959.

Gedung lama GKBI, lantai 3, dibangun 1959. Gedung di Jakarta tempo dulu, tahun 1990an, 1950an.
Gedung lama GKBI, 1990. Foto oleh Dahlan Rebo Paing untuk Majalah Prospek

Wisma GKBI dirancang oleh tim arsitek Hellmuth, Obata & Kassabaum (HOK) dan dibangun oleh Total Bangun Persada pada tahun 1994 sampai 1996, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1 Agustus 1996.

Wisma GKBI memang terlihat sangat menonjol tak hanya karena menjulangnya, melainkan karena prestisiusnya lokasi gedung ini. Bergaya pascamodern, gedung ini memiliki dua pintu masuk di Jalan Bendungan Walahar dan Jalan Jenderal Sudirman, dan memiliki desain yang cukup menarik, setback atau tonjolan perluasan lantai di sisi barat dan timur, dan elemen lengkung oval, menjadikan gedung tersebut memiliki banyak ruang kantor, yang diklaim oleh pihak Mulia, memiliki rasio pemanfaatan (usability ratio) 95 persen.

Pada tanggal 15 September sampai 23 September 1996, saat Wisma GKBI baru berusia setahun, gedung ini menjadi saksi dari pemasangan dasi terbesar di Indonesia, karya Nasruddin Daud, seorang pengusaha dasi, dengan panjang 117 meter dan lebar 6,3 meter. Penenun dasi cravat (dasi khas Kroasia) di kota Pula, Kroasia, bakal tertawa dengan dasi orang Indonesia sepanjang 117 meter karena mereka memiliki cravat sepanjang 808 meter, rekor Guinness World of Record, 8x panjang dasi Nasruddin dan juga tinggi Wisma GKBI itu sendiri.

Selain ditempati GKBI Investment dan anak usahanya, tenant yang tercatat menempati gedung ini per 2020 adalah Sony, pusat R&D Samsung Indonesia, Sugar Group Companies, konsultan bisnis McKinsey, hingga Kedubes Afrika Selatan. Wisma GKBI di masa lalu pernah menjadi pusat switching jaringan dari Excelcom sebelum disatukan di Grha XL.


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Jenderal Sudirman No. 28 Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekHellmuth, Obata & Kassabaum
PemborongTotal Bangun Persada
Lama pembangunan1994 – 1996
Diresmikan1 Agustus 1996
Jumlah lantai (perkiraan)37 + 3 basement
Tinggi gedung (CTBUH)131 meter
Referensi: Mulialand; Total Bangun Persada; CTBUH

Referensi

  1. Web resmi Mulialand, diakses 7 Juni 2020 (arsip)
  2. Arsip web resmi Total Bangun Persada, diarsip 27 Oktober 2018
  3. “Presiden Resmikan Wisma GKBI Jakarta”. ANTARA, 2 Agustus 1996. Diakses via Soeharto.co, 7 Juni 2020 (arsip)
  4. gun (1996). “Mulialand Akuisisi Pemilik Gedung GKBI”. KOMPAS, 1 Juni 1996, hal. 2
  5. “Digelar, Dasi Terpanjang di Dunia: Makna dari Sebuah Dasi…..” Media Indonesia, 16 September 1996
  6. Situs resmi: Sony, Samsung Indonesia, Gulaku, McKinsey & Company, Pemerintah Afrika Selatan
  7. Excelcomindo Pratama (2000). “Excelcom Bersatu di GrhaXL dan Tampil Dengan Logo Baru”. Excelcomindo Pratama, 16 Agustus 2000. Diarsip pada 29 Januari 2001, diakses 21 September 2019.
  8. ANTARA (1959). “Para Pengusaha Nasional Indonesia Hadapi Udjian.” Merdeka, 21 Mei 1959, hal. 2

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *