Iklan

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Apartemen Istana Sahid

Apartemen Istana Sahid adalah apartemen kelas atas yang berlokasi di dalam kawasan Sahid di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Ia dikembangkan oleh Sahid Inti Dinamika dan dikelola langsung oleh Grand Sahid Jaya yang lokasinya berdampingan dengan Istana Sahid. Pihak Sahid Inti Dinamika mengatakan kepada majalah Konstruksi bahwa biaya pembangunannya dan investasinya mencapai Rp. 140 milyar tidak termasuk harga tanah.

Apartemen Istana Sahid
Foto: Google Street View

Iklan

Sahid sebenarnya telah berencana membangun apartemen di kawasan ini sejak Juli 1991. Dalam rangka membangun kawasan bisnis baru alias superblok bernama Sahid City, pihak Sahid berencana membangun apartemen kembar dengan 24 lantai untuk mengisi pasar bagi penghuni jangka panjang yang saat itu hanya memanfaatkan Hotel Sahid Jaya. Selain apartemen kembar, rencana lain yang masuk dalam proyek Sahid City berupa apartemen eksekutif dan gedung perkantoran.

Namun, realisasi apartemen tersebut baru terjadi saat konstruksinya dimulai pada Februari 1993. Apartemen kembar tersebut dibangun oleh Jaya Konstruksi hingga selesai dibangun pada Maret 1995, dimana pada saat yang bersamaan, apartemen tersebut resmi diserahterimakan kepada pembeli.

Perancangan Apartemen Istana Sahid tidak terlalu latah menggunakan arsitek asing

Apartemen Istana Sahid, memiliki dua menara, bernama Mawar dan Melati. Tidak diketahui pembagian per menaranya (asumsi 94), Apartemen Istana Sahid memiliki 188 unit total yang dibagi menjadi 108 unit dua kamar tidur, 76 tiga kamar tidur dan 4 penthouse. Ketika pertama dipasarkan pada Februari 1993 dan diwartakan Media Indonesia pada September pada tahun yang sama, harganya ditaksir paling murah 600 juta sampai 3 milyar rupiah (1993, setara Rp 6 – 30,5 milyar nilai 2020).

Hal yang membanggakan dari apartemen ini adalah meskipun berlokasi di tengah kota, pihak Sahid Jaya tidak terlalu mau latah menggunakan arsitek asing. Blok apartemen kembar berlantai masing-masing 23 dan 3 basement ini dirancang oleh Parama Loka Consultant, dipengaruhi oleh lingkungan Hotel Sahid Jaya dan masih mengusung kearifan lokal khas Indonesia, dengan memanfaatkan panel keramik berwarna jingga, dipadukan dengan granit di lantai terbawah.

Demi memperoleh citra eksklusif, setiap lantai Apartemen Istana Sahid hanya diberi lima unit hunian dan diposisikan dipojokan lantai untuk mendapatkan pemandangan maksimal. Lanskapnya dirancang dengan nuansa Bali untuk mengenyahkan rasa bosan bagi penghuni, disamping menyediakan fasilitas tenis, kolam renang, sasana kebugaran, biliar dan jalan untuk jogging.

Tetapi tidak seratus persen Istana Sahid dirancang oleh insinyur kebanggan anak bangsa dan menggunakan produk anak bangsa. Pihak Sahid menunjuk Dale Keller untuk merancang interior dari apartemen ini, dan sanitairnya konon menggunakan produk dari Italia.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaSahid Palace Executive Apartments
AlamatJalan Jenderal Sudirman No. 86 Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta
Jumlah menara2 (Mawar dan Melati)
ArsitekParama Loka Consultant (desain gedung)
Dale Keller & Associates – Facia International (sekarang Webb+) J.O. (interior)
Limaef (struktur)
PemborongJaya Konstruksi (struktur dan finishing)
Frankipile Indonesia (pondasi)
Candra Irwan (lanskap)
Lama pembangunanFebruari 1993 – Maret 1995
Jumlah lantai23 lantai
3 basement
Jumlah unit188
Biaya pembangunanRp. 140 milyar (1995)
Rp. 1,3 triliun (inflasi 2020)
Referensi: Majalah Konstruksi #202 Februari 1995

Referensi

  1. Aria; Saptiwi Djati Retnowati (1995). “Apartemen Eksekutif Sahid Palace: Produk Komunikasi Yang Terjalin Harmonis”. Majalah Konstruksi No. 202, Februari 1995, hal. 46-54
  2. Advertorial (1994). “Sahid Palace Executive Apartment: Hunian Eksklusif di Berliannya Segitiga Emas”. Majalah Properti Indonesia No. 7, Agustus 1994, hal 64-65
  3. Tom/JS/PY (1993). “Sahid Palace Executive Apartment: Sajikan Suasana Hotel Berbintang”. Media Indonesia, 11 September 1993.
  4. Budi Setyanto (1991). “Sahid Jaya Makin Mekar.” Warta Ekonomi, 29 Juli 1991, hal. 38

Lokasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *