Hotel Orchid Palace adalah sebuah hotel berlantai 4, berbintang 3 yang berlokasi di kawasan Jalan Letjend S. Parman di Jakarta bagian barat, yang sekarang ditempati Taman Anggrek Residence.

Istana Slipi yang konon adalah rumah untuk salah satu istri Presiden Soekarno, Hariyati. Jakarta tempo dulu 1960an
Istana Slipi, 1960an. Foto oleh PT Wisma Kartika

Kisah perjalanan lahan ini dimulai pada tahun 1963. Saat itu Presiden Republik Indonesia Soekarno, dikabarkan membeli lahan di kawasan Grogol Petamburan untuk selanjutnya dibangun sebuah istana untuk istri keenamnya Hariyati. Istana tersebut kemudian diberi nama Istana Slipi. Namun, catatan lain dari buku profil PT Wisma Kartika pada 1974 menyebutkan bahwa PT Bluntas, pendahulu PT Wisma Kartika milik Induk Koperasi Angkatan Darat, membangun Istana Slipi sebagai sebuah guesthouse.

Pada tahun 1966, pemerintah melalui Tim Penertiban Keuangan Negara (Pekuneg) menyerahkan Istana Slipi kepada Wisma Kartika selaku penerus PT Bluntas. Sempat pihak Wisma Kartika menjual istana ini kepada kedutaan besar maupun perusahaan swasta, atau menjadikannya sebuah country club, tetapi upaya tersebut tidak menghasilkan apa-apa.

Hotel Orchid Palace - Kompas, 13 Agustus 1977
Iklan Hotel Orchid Palace, menampilkan gedung utamanya yang berlantai 4.
Sumber: KOMPAS, 13 Agustus 1977

Iklan

Pada 1 November 1968, dibentuk kerjasama antara PT Wisma Kartika dan perusahaan asing bernama Indo-Pacific Development & Investment Ltd. (Indo-Pacific Limited) yang pada akhirnya mendirikan PT Palace Hotel. Dua bulan kemudian, tepatnya 5 Februari 1969, PT Palace Hotel meneken kesepakatan manajemen dengan waralaba hotel Amerika Holiday Inn. Kerjasama tersebut memang berlangsung cukup baik; setahun kemudian, pada Januari 1970, pihak PT Palace Hotel, Indo-Pacific Limited, DPRD DKI Jakarta, Holiday Inn dan arsitek Belanda F.J. de Pinero melakukan tinjauan langsung ke lokasi pembangunan di Istana Slipi.

Rencananya, Hotel Holiday Inn memiliki 300 kamar, terdiri dari gedung 4 lantai dengan 83 kamar dan gedung 12 lantai dengan 217 kamar. Rencana gedung 12 lantai batal dilaksanakan. Gedung baru tersebut dipadukan dengan rumah Hariyati. Versi Udo Kultermann dan Yayasan Aga Khan, arsitek kenamaan Hong Kong Tao Ho merancang gedung empat lantai tersebut sebagai “gedung perluasan”.

Penampilan Hotel Orchid Palace, 1970an-1980an awal. Sumber: koleksi kartu pos Mustafa Setiyo Nugroho/Filateli-ku (atas izin yang bersangkutan).
Hotel Orchid Palace saat dibangun, sekitar 1974. Jakarta tempo dulu 1970an
Dalam masa konstruksi, 1973-74. Foto oleh PT Wisma Kartika.

Rencananya konstruksi hotel dimulai pada medio bulan Maret 1970, namun akibat permasalahan keuangan PT Palace Hotel dan dinamika perekonomian global, Holiday Inn mundur dari Palace Hotel di tahun 1971 dan proyek tersebut molor pembangunannya. Baru setelah pihak Indo-Pacific Limited menyuntikkan pinjaman ke anak usaha Inkopad itu, proyek Palace Hotel baru dimulai Mei 1973 dan rampung pada tahun 1977. Hotel tersebut dibuka pada tanggal 15 Agustus 1977. Keseluruhan proyek dibangun oleh Nindya Karya.

Pada tahun 1991, pihak Hotel Orchid Palace, menandatangani kesepakatan dengan pihak swasta lain untuk meningkatkan status hotel tersebut menjadi hotel bintang lima. Entah bagaimana, hotel tersebut dibongkar sekitar tahun 1994-1995 (ada yang tahu?), dan kini lahannya sudah dibangun blok apartemen Taman Anggrek Residence.


Iklan

Deskripsi singkat

Hotel Orchid Palace, seperti yang dijelaskan sebelumnya, memiliki 4 lantai, dan hanya 85 kamar menurut laporan majalah Progress terbitan September 1977. Lokasinya tergolong sangat strategis kala itu; di iklannya, diklaim bisa ditempuh selama 10 menit ke pusat kota dan 20 menit ke Halim Perdanakusuma dari Hotel Orchid Palace. Tetapi, per Agustus 1986 dalam laporan Travel Indonesia, bahasa pemasaran Hotel Orchid Palace berubah karena – menurut pihak hotel – dalam waktu 20 menit bisa sampai di Bandar Udara Soekarno-Hatta, yang kelak merupakan yang terbesar di Indonesia.

Interior hotel dikabarkan mengekor gaya Inggris dan arsitekturnya lanskapnya dipengaruhi nuansa Romawi dan Yunani, menawarkan pemandangan yang asri dipadu dengan Taman Anggrek Slipi (sekarang Mall Taman Anggrek) yang indah. Hal inilah yang membuat Hotel Orchid Palace menjadi tempat spot foto pra-wedding. Hotel ini memiliki lima kelas: standard, moderate, superior, suite standard dan suite superior.

Fasilitas rapat yang tersedia terdiri dari balai sidang Soekarno Hall berkapasitas 400 orang, dan tiga ruang rapat bernama setelah tokoh pewayangan (Nakula, 50 orang; Sadewa, 75 org; dan Pandawa, 125 org). Selain taman yang asri, hotel ini awalnya dikabarkan memiliki lapangan tennis, dan lapangan squash, tetapi belakangan mereka membuat kolam renang (video The Lens ada di bawah ini).

Iklan – Hotel Orchid Palace sudah tinggal nama……. tengok Agoda atau Booking dot com (lokasi dekat Mall Taman Anggrek) untuk hotel-hotel lainnya di Jakarta, dari harga terjangkau sampai pelayanan markotop

Data dan fakta

AlamatJalan Letjen S. Parman, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jakarta
PemborongNindya Karya
Lama pembangunanMei 1973 – 1977
Diresmikan15 Agustus 1977
Dibongkar1994
Jumlah lantai4 lantai
Jumlah kamar83
SignifikasiSejarah
(elemen kediaman keluarga Presiden Soekarno)
Referensi: Majalah Progress #126 September 1977; Nindya Karya 2004

Referensi

  1. ANTARA (1969). “Holiday Inn Akan Dibangun di Slipi”. KOMPAS, 6 Februari 1969, hal. 2
  2. Wr (1970). “Holiday Inn – 1076”. KOMPAS, 30 Januari 1970, hal. 2 & 7
  3. Mk (1974). “Bekas Istana Haryati Diubah Jadi Hotel Internasional”. KOMPAS, 16 Mei 1974, hal. 2
  4. Iklan Hotel Orchid Palace. KOMPAS, 13 Agustus 1977
  5. ank (1977). “Orchid Palace Hotel Telah Dibuka”. Majalah Progress No. 126, September 1977, hal. 61-62
  6. djp (1991). “Kilas Ekonomi: Hotel Bintang Lima”. KOMPAS, 10 Desember 1991, hal. 2
  7. Banu Adikara (2013). “Soekarno Bangun Istana Slipi Untuk Hariyatie“. Warta Kota, 16 Agustus 2013. Diakses 29 April 2020 (arsip)
  8. Sukardi Rinakit (2005). “The Indonesian Military After the New Order”. Kopenhagen: NIAS Press. ISBN 978-8-79-111406-9. Halaman 175
  9. Udo Kultermann (1986). “Architecture in South-East Asia 2: Indonesia“. MIMAR: Architecture in Development No. 21, Juli-September 1986, hal. 45-52. Kutipan di hal. 51 (arsip)
  10. Arsip web Nindya Karya, diarsip 6 Juli 2004
  11. PT Wisma Kartika (1974). “Dasawarsa PT Wisma Kartika.” Jakarta: Induk Koperasi TNI Angkatan Darat, halaman 67, 81-83
  12. “Orchid Palace Hotel – Jakarta’s Airport Hotel” (Orchid Palace Hotel, hotel bandara Jakarta). Travel Indonesia Vol. 8 No. 8, Agustus 1986, hal. 15-16

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *