Artotel Gelora Senayan adalah sebuah hotel dan juga wisma atlet yang berdiri di bagian barat kawasan Gelora Bung Karno, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hotel karya tim arsitek Airmas Asri dengan 476 kamar tersebut merupakan hotel milik Pusat Pengelolaan Kompleks GBK dan dikelola oleh Grup Artotel.
Hotel ini berdiri sebagai pengganti guesthouse (penginapan) bagi para ofisial Asian Games 1962 yang tidak diberi jatah di kampung atlet alias maisonette, dibangun triwulan kedua tahun 1960 hingga sekitar Mei 1962. Pasca Asian Games penginapan tersebut berganti nama menjadi Hotel Asri, dan bertahan hingga pada akhirnya dibongkar sekitar sebelum 1989 untuk membangun hotel berlantai 17 ini. Ia juga menggantikan wisma-wisma atlet yang dibongkar untuk pembangunan Plaza Senayan.
Pembangunan hotel berbintang empat yang juga berfungsi sebagai pusat pelatihan atlet nasional dimulai awal November 1989 hingga selesai dibangun pada Oktober 1991 dan mulai digunakan dua bulan kemudian (Desember 1991) sebagai Hotel Atlet Century Park. Sebelum 2023, hotel ini dimiliki dan dikelola oleh sebuah usaha bernama PT Lingga Hamparan Krida.
Setelah 32 tahun, kepemilikan Hotel Atlet Century dikembalikan ke Pusat Pengelolaan Kompleks GBK. Dalam rangka optimasi aset kawasan Gelora Bung Karno dan sekitarnya, maka PPK GBK mengubah status ex-Century Park sebagai kerjasama manajemen. Grup Artotel – pengelola Artotel di Mangkuluhur City – ditunjuk sebagai pengelola hotel dalam sebuah pitching/tender yang diadakan PPK GBK. Maka, sejak 17 April 2024, hotel ini berganti nama menjadi Artotel Gelora Senayan
Artotel Gelora Senayan adopsi konsep olahraga, hiburan dan seni
Artotel Gelora Senayan dipasarkan baik secara cetak maupun online sebagai hotel bisnis, memiliki keistimewaan sebagai hotel yang berfungsi ganda sebagai wisma atlet yang sedang menjalani pelatnas. Di bawah pengelolaan Artotel, konsep yang diusung memadukan olahraga, hiburan dan seni.
Saat pertama dibangun, lantai 2 sampai lantai 4, sebanyak 120 kamar, digunakan sebagai penginapan bagi atlet dan dirancang untuk menampung maksimal 4 atlet per kamar, sisanya adalah kamar hotel sebanyak 476 buah dengan 6 kategori mulai dari tingkat deluxe sampai presidential suite, awalnya hotel ini memiliki 474 kamar.
Di masa-masa akhir eksistensi Hotel Century Park, restoran yang ada terdiri dari rumah makan Dapour, kedai Sweet Corner, dan 100 Eatery & Bar yang mengambil sebagian potongan depan gedung. Selain rumah makan, terdapat lounge premium, lapangan tennis dan kolam renang seperti halnya sebuah hotel resort.
Tetapi, sejak Artotel memulai kegiatannya, baru ada dua restoran yang buka yaitu Lidah Lokal dan kedai kopi Buka Mata. Artotel Gelora Senayan memiliki 12 ruang rapat bernama nama-nama tokoh pewayangan dan 1 ballroom untuk kebutuhan rapat, pernikahan atau acara-acara seremonial.
Arsitektur Artotel Gelora Senayan cukup besar
Artotel Gelora Senayan dirancang oleh firma arsitek (alias konsultan perencana) Airmas Asri, dan dirancang dengan gaya arsitektur pascamodern. Yusuf Setiadi, Direktur Airmas Asri, saat diwawancara awak media majalah Konstruksi, yang terbit pada Januari 1992, mengungkapkan filosofi rancangan hotel tersebut: menyatu dengan lingkungan, luwes, tidak menyaingi (menghormati, dalam bahasa arsiteknya) Stadion Gelora Bung Karno dari segi penampilan dan sosok, dan tidak terkesan besar.
Namun beberapa orang termasuk mimin melihat sosok Artotel Gelora Senayan besar, karena proporsi penggunaan lahan untuk gedungnya cukup besar (hal ini memang dirancang karena kebutuhan bangunan sebagai wisma atlet). Namun, hotel ini tidaklah monoton dan tidak terlalu mengotak alias luwes.
Bangunan berlantai 18 ini saat awal dibangunnya dilapisi cat poliuretan dan lapis bubuk aluminium. Namun hotel dengan luas 40.500 meter persegi ini sudah berubah lapis gedung dua kali. Perubahan pertama adalah kombinasi putih-jingga, dan kedua, saat ini, adalah lapis hitam dan putih. Struktur bangunan bawah/pondasi menggunakan pondasi frankipile dan struktur atas beton bertulang biasa dengan frame tembok geser, dengan lantai dicor di tempat.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Nama lama | Hotel Atlet Century Park |
Alamat | Jalan Pintu I Senayan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | Airmas Asri (arsitektur) Wiratman & Associates (struktur) |
Pemborong | Murinda Iron Steel |
Lama pembangunan | November 1989 – Oktober 1991 |
Jumlah lantai | 17 lantai |
Jumlah kamar | 476 + 120 asrama atlet |
Referensi
- Urip Yustono; Dwi Ratih; Rakhidin; Sorita (1992). “Hotel Atlet Century Park: Lunak dan Plastis Untuk menghormati Stadion Utama”. Majalah Konstruksi No. 165, Januari 1992, hal. 44-52
- Web resmi Hotel Atlet Century (arsip)
- Panitia Peneyelnggara Asian Games IV (1960). “Second Progress Report, Asian Games IV 1962.” Penerbit tidak diketahui, halaman 5.
- Panitia Penyelenggara Asian Games IV (1962). “Third Progress Report, Asian Games IV 1962.” Penerbit tidak diketahui, halaman 5.
- Kahfi Dirga Cahya (editor) (2013). “Dari Senayan Dengan Bangga….. (7)“. National Geographic Indonesia, 13 Desember 2013. (arsip)
- Radityo DM Ibrahim (1992). “Kilas: Century di Senayan”. Majalah SWA No. 11/VII, Februari 1992, hal. 109-110
- Bambang Sujatmoko; Joewarno; Taufik T. Alwie (1993). “Senayan, Siapa Punya”. TEMPO, 18 Desember 1993, hal. 32
- Prawito (1991). “Bintang Tiga di Senayan.” Warta Ekonomi, 30 September 1991, hal. 37
- Romys Binekasri (2024). “Tiba-tiba Hotel Century Senayan ganti jadi Artotel.” CNBC Indonesia, 17 April 2024. Diakses 20 Juli 2024 (arsip)
- Dyandramitha Alessandrina (2024). “ARTOTEL Gelora Senayan: Hotel konsep olahraga, seni dan gaya hidup.” Marketeers, 22 April 2024. Diakses 20 Juli 2024 (arsip)
Tinggalkan Balasan