Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Gedung Film Pesona Indonesia, sebelumnya dan masih bernama Gedung Film, atau Gedung Badan Sensor Film, dibangun sebagai hasil dari tukar guling tanah (ruislag) yang dilakukan Dewan Film Nasional dan Badan Sensor Film, bersama dengan bantuan dana dari pemasukan yang diterima Badan Pertimbangan Perfilman Nasional.

Gedung Film Pesona Indonesia
Gedung Film Pesona Indonesia. Foto oleh mimin SGPC

Gedung berlantai 8 ini, yang dibangun di atas tanah Departemen Penerangan, menurut ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) Kemala Atmojo, dimulai pembangunannya pada 1994, dan selesai pada pertengahan 1997, oleh pemborong bernama Pilar Sapta Sena, dan dirancang oleh tim arsitek dari Yodya Karya, BUMN arsitektur – rancangannya sendiri menurut SGPC ketinggalan zaman karena masih mengusung gaya internasional. Pembangunannya menghabiskan Rp. 10,8 milyar nilai 1997 (setara Rp 78 milyar nilai 2020), dan diresmikan oleh Menpen R. Hartono pada 24 Februari 1998.

Seperti namanya, gedung ini menjadi kantor lembaga negara dan lembaga indepeneden yang mengurusi bidang sinema dan perfilman, seperti Lembaga Sensor Film, Sekretariat Kine Klub Se-Indonesia (Senakki), BPI, Asosiasi Rekaman Video Indonesia (Asirevi) dan Sinema Wedding (salah satu perusahaan yang menyediakan sarana pernikahan di auditorium Gedung Film yang berkapasitas 1000 orang).

Namun per 2016, gedung yang bertetangga dengan Graha MLI, Graha Pratama dan Wisma Millenia berubah nama menjadi Gedung Film Pesona Indonesia setelah Kementerian Keuangan mengoper kepemilikan bangunan ini ke Kementerian Pariwisata, memicu isu tak sedap soal pengusiran badan-badan perfilman dari gedung ini.

Isu tersebut bisa dikatakan tidak terbukti; per website resmi masing-masing LSF, Senakki, BPI dan ikatan terkait sampai saat ini masih berkantor di gedung ini, bersama dengan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan dan Kementerian Pariwisata.

Lantai teratas dan atap gedung berusia 22 tahun kala itu ambruk pada fajar 7 Oktober 2020; tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Gedung tersebut sudah diperbaiki, berdasarkan foto Google Street View.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini


Iklan

Data dan fakta

Nama lainGedung Film
AlamatJalan M.T. Haryono Kav. 47-48 Pancoran, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekYodya Karya
PemborongPilar Sapta Sena
Lama pembangunan1994 – 1997
Diresmikan24 Februari 1998
Jumlah lantai8 lantai
Biaya pembangunanRp. 10,8 milyar (1997)
Rp. 80 milyar (inflasi 2023)
SignifikasiWedding
Referensi: Koran Tempo/Indonesiana 22/7/2016

Referensi

  1. Kemala Atmojo (2016). “Kontroversi Rencana Penghapusan Gedung Film“. Koran Tempo via Indonesiana, 22 Juli 2016. (Arsip)
  2. TIS (2016). “Gedung Film akan menjadi Gedung Pesona Indonesia”. Tabloid Kabar Film, 21 Juli 2016. (Arsip)
  3. Website resmi Sinema Wedding
  4. Foto dari Google Maps
  5. Kementerian Pariwisata (arsip)
  6. Ady Anugrahadi (2020). “Tak ada korban jiwa saat atap Gedung Lembaga Sensor Film roboh“. Liputan 6 SCTV, 7 Oktober 2020. Diakses 7 Oktober 2020 (arsip)

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *