Gedung berwarna putih di Jalan H.R. Rasuna Said Kavling B2, Jakarta Selatan, yang dipepet oleh “sahabat karib” Wisma Kodel dan kantor Bappenas ex Bakrie, adalah sebuah gedung berlantai 8 yang kini ditempati oleh Kedutaan Besar Arab Saudi sejak 2015. Dahulu, gedung yang berdiri di lahan berbentuk kotak dan awalnya merupakan lahan kosong ini adalah perkantoran sewa swasta yang dimiliki oleh Grup Codefin dan sebelumnya lagi PT. Tigaraksa Satria.
Gedung tersebut dibangun mulai Maret 1980 oleh Cipta Mustika (segrup dengan Tigaraksa), dan sempat tertunda gara-gara kenaikan harga bensin pada 1 Mei 1980, yang membuat kontraktor harus hitung ulang biaya konstruksi, serta kemauan klien untuk menambah jumlah lantai menjadi 7 lantai. Gedung bergaya modernis internasional ini selesai dibangun pada Febuari 1982, sebulan terlambat dari rencana karena keterlambatan pemasangan lift. Pada awal pembukaannya, Gedung TIRA ramai dengan penyewa.
Pada tanggal 27 Maret 2008 detikcom mewartakan bahwa PT Tigaraksa Satria, dengan alasan usia gedung, berencana menjual gedung tersebut dengan banderol 65,88 milyar rupiah (setara 118 milyar rupiah nilai 2020) kepada PT Inti Sarana Proteksi bagian dari Codefin Group, yang akhirnya terealisasi berganti nama menjadi Graha Codefin. Tidak ada catatan kapan penjualan dilakukan dan berapa nilai aktualnya.
Kejadian yang sama terjadi saat Codefin Group melego Graha Codefin miliknya ke Pemerintah Arab Saudi. Sejak 2015, Gedung TIRA menjadi kantor Kedutaan Besar Arab Saudi setelah menjalani renovasi.
Tidak jadi berbentuk lingkaran
Awal ide dari gedung ini adalah gedung berbentuk lingkaran, dan memiliki 3 gedung sesuai dengan logo pemilik gedung PT Tigaraksa, tetapi ide tersebut tidak jadi dilaksanakan sehingga digunakanlah dua gedung berbentuk segi delapan berlantai 5 dan 8 (awalnya berlantai 3 dan 5, tetapi diperluas atas permintaan pihak pemilik gedung). Rencana tower ketiga tidak dilanjutkan karena keadaan lahan yang tidak memungkinkan. Pemilihan gedung berbentuk segi delapan, kata Jeanne Dipotontro kepada pewarta Majalah Konstruksi, yang wawancaranya terbit pada Maret 1982, “memaksimalkan luas lantai”, dan “membantu cahaya natural masuk gedung”.
Konstruksi gedung ini menggunakan baja ringan dan campuran beton. Lapis luar gedung TIRA yang berwarna putih dicat menggunakan produk Warna Agung bernama Decolith. Produk ini masih beredar luas. Belum jelas kapan gedung ini dicat kuning dan jingga, sebelum Kedubes Arab Saudi mengembalikan warna putih khas gedung ini.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1980an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Nama lama | Gedung TIRA Graha Codefin |
Alamat | Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B2 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Ir. Raysoeli Moeloek IAI (perencana) Ir. Jeanne Dipotontro (pelaksana) |
Pemborong | PT Cipta Mustika (kontraktor utama) PT Frankipile Indonesia (pondasi) |
Lama pembangunan | Maret 1980 – Februari 1982 |
Tinggi gedung | 34 meter |
Jumlah lantai | 8 lantai |
Referensi
- NN (1982). “Gedung TIRA Hemat Energi”. Majalah Konstruksi, Maret 1982, hal. 30-39.
- NN (1980). “Keppres No. 30/1980: Mulai 1 Mei, semua harga BBM disesuaikan”. KOMPAS, 1 Mei 1980.
- “ir/qom” (2008). “Tigaraksa Lepas Gedung Tira”. Detikcom, 27 Maret 2008. (arsip)
- Bukti bahwa Tigaraksa dan Mustika segrup (arsip)
Leave a Reply