Posting ini muncul karena salah satu anggota forum Skyscrapercity pernah meminta ke SGPC tentang gambaran teknis dan sejarah dari pembangunan “Terowongan Casablanca” (sebenarnya hanya underpass biasa) yang terlanjur diberi predikat berhantu dan seram, walau konstruksinya dimulai Desember 1991 dan diresmikan mulai 22 Maret 1993. Sangat muda usianya secara keseluruhan, hanya saja internet Indonesia tak ingat kemunculan terowongan itu. Yang diingat adalah tulisan heboh para netizen mengenai hantu dan kuntilanak di terowongan tersebut. Hal ini dijawab oleh blog ini dengan mengupload isi Majalah Konstruksi edisi November 1992 yang dibeli bersama dengan kumpulan Majalah Konstruksi edisi lama lainnya dari loakan buku.
Berikut penjelasan singkat mengenai terowongan ini dari sisi teknis dan sejarah pembangunan terowongan ini. Termasuk menghajar/mengonfirmasi narasi-narasi yang berkembang di kalangan para netizen Indonesia.
Bagian dari peningkatan jalan Jakarta
Pembangunan Underpass Rasuna Said, nama resmi underpass ini, adalah bagian dari peningkatan jalan raya arteri dari Pasar Pagi ke Pasar Kopi, penghubung baru Jakarta Barat dan Jakarta Timur, yang juga merenggangkan beban lalu lintas Jalan Gatot Subroto, HR Rasuna Said dan Latumenten. Proyek tersebut juga melibatkan perluasan jalan dari Jalan Prof. Dr. Satrio, Jalan Casablanca, Jalan Lapangan Ros (K.H. Abdullah Syafe’i) hingga Jalan FF atau sekarang bernama Basuki Rachmad.
Awalnya, proyek ini akan dibuat overpass, namun diubah ke underpass karena lahan yang dibutuhkan luas dan lokasi sitenya berbukit. Perancangan dilakukan oleh PT Laras Atistya Consultant dan dibangun oleh pemborong joint operation Yala-Hutama Jaya pada 1991 dan 1992. Terowongan diresmikan pada 22 Maret 1993 oleh Gubernur DKI kala itu Soerjadi Soedirdja, walau sebelumnya terowongan ini sudah bisa dipakai oleh masyarakat umum sebelumnya.
Underpass Casablanca alias Terowongan Casablanca dibangun di samping TPU Menteng Pulo (narasi underpass Casablanca dibangun di bekas tanah pemakaman kurang tepat, justru Jalan Casablanca yang membelah pemakaman Menteng Pulo), dibangun dengan dua bagian terpisah. Pertama, struktur dinding dan slab ujung-ke-ujung dicor secara menerus tanpa terputus (dilatasi). Retaining wall menggunakan beton biasa dengan ketinggian bervariasi dan tidak dicor. Hal diatas menghemat biaya dan mengatasi kesulitan menghadapi adanya jaringan utilitas, tetapi memakan waktu pembangunan yang lama. Penutup underpass, yaitu yang kedua, adalah girder (penopang) hollow slab (balok berongga).
Pembangunan terowongan ini dibangun dengan saluran air yang tidak menggunakan pompa, karena lahan sekitar Underpass Casablanca ini berbukit dan dekat sungai sehingga memudahkan perancangan saluran air.
Pembangunan dimulai dalam dua tahap. Tahap pertama diselenggarakan mulai Desember 1991 sampai Maret 1992 dengan biaya 1,8 milyar rupiah nilai 1991 (Rp 21 milyar nilai 2020) dari APBD DKI, yaitu dengan menggarap hollow slab, pemancangan pondasi tembok retaining wall, utilitas dan drainase. Tahap kedua, dari Juni hingga Desember 1992, yang menghabiskan biaya 6,5 milyar rupiah nilai 1992 (Rp 68,7 milyar nilai 2018) dan bersumber dari dana Inpres Depdagri tahun anggaran 1992/93, menggarap terowongan sendiri, balok girder, retaining wall dan utilitas.
Dalam pengerjaan proyek ini, telah berlangsung beberapa pengalihan lalu lintas, pertama dilaksanakan 9 Mei 1992 sampai sekitar Agustus 1992 dan kedua pada tanggal 12 September 1992 sampai 31 Desember 1992.
Referensi
- Rakhidin (1992). “Proyek Underpass Rasuna Said: Manfaatkan Site Untuk Optimasi Drainase”. Majalah Konstruksi No. 175, November 1992.
- ee (1992). “Jalur Cepat Kuningan Ditutup Dialihkan ke Jalur Alternatif”. KOMPAS, 8 Mei 1992.
- LTH (1992). “Info: Arus Lalin di Rasuna Said”. KOMPAS, 12 September 1992.
- hw (1992). “Sedang Dibangun, Jalan Baru Membelah Jakarta”. KOMPAS, 16 Januari 1992.
- SS/S35 (1993). “Gubernur DKI Buka Terowongan Jalan Rasuna Said”. Merdeka, 22 Maret 1993.
Leave a Reply