Iklan

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Kantor Pusat Basarnas dari underpass Kemayoran, 2012

Kantor Pusat Basarnas

Badan SAR Nasional (Basarnas) adalah lembaga negara non-kementerian yang bertugas melaksanakan tugas Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya penanggulangan, pencarian dan penyelamatan disaat-saat genting seperti bencana alam dan kecelakaan besar. Kantor Pusat Basarnas berlokasi di Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, bagian dari Bandar Baru Kemayoran.

Gedung Kantor Pusat Basarnas dengan gaya modernisme akhir itu dirancang oleh firma arsitek nasional Atelier 6 dan dibangun oleh BUMN pemborong Wijaya Karya awalnya sebagai kantor pusat dari Merpati Nusantara Airlines sejak 1995. Gedung tersebut disebut memiliki ketinggian 70 meter dengan jumlah lantai 16 lapis.

Kantor Pusat Basarnas dari underpass Kemayoran, 2012
Tampilannya terkesan aerodinamis. Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Sejarah Kantor Pusat Basarnas, awalnya adalah kantor pusat BUMN penerbangan

Rencana pembangunan tersebut sudah dicanangkan paling awal Januari 1991, saat kantor pusat maskapai penerbangan milik negara, Merpati Nusantara Airlines, masih terpencar-pencar. Awalnya akan dibangun dengan cara kolaborasi bersama pengembang swasta (seperti yang dilakukan BRI dengan Gedung BRI 2), tetapi Merpati memutuskan membangun sendiri gedung kantor pusatnya, dengan dana dukungan dari Garuda Indonesia dan pinjaman dari Bank Danamon karena biayanya jauh lebih murah. Perancangan di Atelier 6 sendiri dimulai akhir tahun 1992 hingga sekitar 1993, dan pembangunannya dimulai Juni 1993 hingga rampung pada April 1995.

Sekitar November 1993, majalah TEMPO mengklaim bahwa pembangunan Kantor Pusat Merpati tertunda sementara karena faktor ketidaksepakatan dari Kementerian Perhubungan selaku pemilik Merpati soal biaya pembangunan saat itu. Tetapi, di laporan majalah Konstruksi, proyek senilai 52,5 milyar rupiah nilai 1995 itu hanya tertunda oleh masalah birokrasi di Pemda DKI Jakarta soal ketinggian lantai dasar dan pemancangan yang lambat perihal keberadaan klinik Garuda Sentra Medika untuk mencegah dampak pencemaran suara.

Kantor Pusat Merpati dalam tahap konstruksi, 1994. Foto oleh Majalah Konstruksi

Merpati selaku pemilik dan tenant utama gedung ini, pindah ke gedung baru ini sejak 10 Juni 1995, melalui iklan yang dicetak di harian Kompas. Penggunaan gedung ini akhirnya diresmikan oleh Soepandi, Dirut Merpati Nusantara Airlines merangkap Dirut Garuda Indonesia pada 6 September 1995. Maka, secara kronologis, Kantor Pusat Basarnas menjadi bangunan kedua yang berdiri di kawasan Bandar Baru Kemayoran setelah Gedung Perum PKK/Jamkrindo; namun mendahului Taman Kemayoran Condominium.

14 tahun kemudian, Merpati, ditengah kondisi keuangan yang berdarah-darah, terpaksa menjual kantor tersebut ke Badan SAR Nasional dengan banderol Rp 180 milyar, atau Rp 319,7 milyar rupiah nilai 2024, atau hanya bernilai setengah dari biaya pembangunan gedung berlaku nilai riilnya akibat inflasi.

Muncul rencana Merpati untuk pindah kantor pusat ke Makassar; karyawan Merpati menentang keras rencana tersebut dan Merpati akhirnya dipaksa menyewa kantor di gedung yang dulunya mereka miliki. Kebijakan menyewa kantor tersebut dikritik oleh Menteri BUMN kala itu, Dahlan Iskan, sebagai pemborosan, dan meminta Merpati secepatnya meninggalkan Kantor Pusat Basarnas.

Per Februari 2019, Badan SAR Nasional menjadi pemilik dan pengguna gedung terbesar, disusul Merpati dan Bank Mandiri. Terdapat helikopter di depan gedung, tepatnya helikopter tersebut mulai dipajang belum jelas. Berdasarkan data Google Street View, helikopter tersebut diperkirakan sudah dipajang sejak 2014.

Gedung Basarnas mengalami kebakaran ringan, diduga karena kulkas yang konslet, pada 1 November 2021. Tidak ada korban tewas maupun kerusakan yang berarti.


Iklan

Arsitektur Kantor Pusat Basarnas adalah warisan Merpati

Kantor Pusat BASARNAS yang bermassa kotak dirancang lebih ke fungsional dan dicitrakan sebagai simbol Merpati sebagai maskapai penerbangan perintis. Nuansa tersebut didapat dari podium dan elemen miring pada bagian fasada bangunan, menunjukkan nuansa aerodinamis seperti yang ditunjukkan pada logo Merpati. Kontras dengan kantor pusat Garuda Indonesia kala itu yang menempati bekas kantor bursa efek dengan tampilan mengotak.

Selain desain bangunan sendiri, finishing bangunan berlantai 16 dengan luas lantai total 20.267 meter persegi ini menegaskan nuansa aerodinamis dan bersihnya, dengan kaca curtain wall dan komposit (aluminium) berwarna sedikit kebiruan, dengan tambahan sedikit polesan warna cokelat pada podium.

Building
Tekukan miring yang memberi ciri aerodinamika.
Foto oleh herry_pharma

Struktur kantor pusat Basarnas terdiri dari pondasi dalam tiang pancang pratekan, dan struktur utama rangka terbuka dengan paduan tembok geser/shear wall, dengan pelat lantai menggunakan beton pratekan post-tensioning. Struktur bangunan sendiri dirancang sesuai dengan standar perancangan bangunan tahan gempa.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaKantor Pusat Merpati
AlamatJalan Angkasa Blok B15 Kav. 2-3 Kemayoran, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekAtelier 6 (arsitektur, struktur, mekanik & elektrik)
Studio T (interior)
PemborongWijaya Karya (kontraktor utama)
Arparindo Sejahtera (interior)
Lama pembangunanJuni 1993 – April 1995
Diresmikan6 September 1995
Jumlah lantai16 lantai
2 basement
Tinggi gedung (Majalah Konstruksi)70 meter
Biaya pembangunanRp 52,5 milyar (1995)
Rp 457,5 milyar (inflasi 2024)
Referensi: Majalah Konstruksi #204 April 1995

Sumber

  1. Retnowati, Saptiwi Djati; Dwi Ratih (1995). “Karakter Dinamis Gedung Perusahaan Penerbangan Merpati”. Majalah Konstruksi No. 204, April 1995.
  2. KOMPAS, 10 Juni 1995 (iklan).
  3. owi/kim (2011). “Terlalu Mewah, Kantor Merpati Harus Pindah“. Jawa Pos News Network, 2 November 2011. (arsip)
  4. Hendra Gunawan (2011). “Merpati Kontrak di Bekas Gedung Sendiri“. Kompas.com, 10 Februari 2011. (arsip)
  5. Bernadus Wijayaka; ANTARA (2021). “Gedung Basarnas Terbakar.” Beritasatu, 1 November 2021. Diakses 16 April 2022 (arsip)
  6. Indrawan; Linda Djalil; Bambang Aji et. al. (1993). “Merpati, Tunda Dulu.” TEMPO, 20 November 1993, hal. 87
  7. ANTARA (1995). “Merpati akan sewa enam Boeing 737 untuk ganti DC-9.” Harian Analisa, 7 September 1995, hal. 6

Lokasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *