Terhimpit di antara sebuah hotel besar dan mall besar milik pengembang besar, berdiri sebuah hotel berbintang empat berlantai tiga yang dimiliki oleh Grup Sanbe di bawah nama PT Sanbe Karya Persada, yang juga memiliki hotel Courtyard by Marriott di Bandung. Hotel tersebut bernama Hotel New Saphir Yogyakarta. Hotel yang saat ini menyediakan 206 kamar memiliki sejarah yang cukup panjang dan berkaitan erat dengan perkembangan pariwisata di kota ini.

Hotel New Saphir Yogyakarta
Hotel New Saphir, Januari 2023. Foto oleh mimin SGPC.

Iklan

Ia pertama berdiri sebagai Yogyakarta International Hotel yang dikelola oleh PT Yogya Pariwisata Promotion pimpinan Onggo Hartono yang dikenal sebagai pengembang real estate ternama di Kota Gudeg. Hotel tersebut memulai pembangunannya bukan sebagai YIH, melainkan sebagai Hotel Shinta pada bulan Juni 1973 mengantisipasi perhelatan PATA 1974.

Namun, proyek tersebut macet di tahap konstruksi rangka. Baru pada sekitar tahun 1986 konstruksinya berlanjut di bawah bendera Yogyakarta International Hotel – menurut kabar majalah Travel Indonesia. Hotel tersebut memulai operasionalnya sejak November 1987 dengan 51 kamar.

Tetapi pada akhir tahun 1988 dan awal 1989, jelang peresmian, muncul tantangan. Seorang manajer mengundurkan diri, konon gegara batalnya acara musik seorang artis Taiwan yang rencananya diadakan di YIH, serta diberhentikannya beberapa karyawan dan penundaan pembayaran uang tip ke karyawan.

Penambahan kamar YIH masih bertahap, dengan target 150 kamar hingga akhir tahun 1989. Pada tanggal 29 Maret 1989 Gubernur DIY Sri Pakualam VIII meresmikan operasional hotel ini dengan 68 kamar dan status bintang tiga dari Departemen Pariwisata Postel.

Yogya International Hotel 1992. Yogyakarta tempo dulu
Yogya International Hotel pada tahun 1992, menganut gaya arsitektur pascamodern. Foto oleh M. Taufiqurohman/Majalah Prospek, 14 Maret 1992

Iklan

Tetapi, progresnya baru lebih terlihat pada awal tahun 1992, saat pengembangan perluasan kamar dengan total sekitar 220 kamar (versi BERNAS 21/02/1992 dan Travel Indonesia, Prospek 240 kamar) dirampungkan bersamaan dengan perubahan pengelolaan ke tangan Century Hotels, pengelola Hotel Atlet Century Park, efektif pada 19 Februari 1992. Kepada awak media Majalah Prospek (14/03/1992), durasi kontrak pengelolaan tersebut berlangsung 10 tahun.

Kerjasama tersebut selesai pada 15 Desember 1996, enam tahun lebih singkat dari durasi kontrak pengelolaan. Sejak itulah perubahan nama terjadi cukup sering: Acacia Yogyakarta (16/12/1996-31/08/1997 – satu pengelola dengan Acacia Jakarta) dan kembali ke Yogya International Hotel (1/09/1997-31/05/1998).

Dari 1 Juni 1998 hingga 31 Agustus 2001, Century Hotels kembali mengelola hotel tersebut dibawah nama Century Saphir Yogyakarta, sekaligus mengawali merk Hotel Saphir. Di posisi ini, jumlah kamar yang ada menjadi 206 kamar. Bersamaan dengan kembalinya nama YIH, terjadi perpindahan kepemilikan.

Pada bulan Juni 2008 Hotel Saphir menambah 106 kamar menjadi 312 kamar, didorong oleh tingginya minat pelancong dan penyelenggara acara pada hotel tersebut. Tambahan tersebut berada di dalam Plaza Saphir, yang sekarang dijual ke Grup Lippo sehingga direnovasi dan berganti nama menjadi Lippo Mall Yogyakarta.

Pada tahun 2012, Sanbe mengakuisisi kepemilikan Hotel Saphir dari pemilik kedua, PT Yogya Pariwisata Promosindo, sekaligus sejak 2015 me-rebrand hotel legendaris tersebut sebagai Hotel New Saphir Yogyakarta.

Hotel New Saphir Yogyakarta yang telah berkali-kali direnovasi tersebut memiliki 206 kamar yang terbagi ke dalam tiga tipe kamar (superior, deluxe dan triple superior) dan tiga tipe suite (Junior, Executive dan Royal). Ia menyediakan ballroom Malioboro dan 12 ruang rapat, restoran Promenade Cafe, kolam renang, lapangan tenis dan lounge lobby.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaHotel Shinta
Yogyakarta International Hotel
Hotel Century Yogya International
Acacia Yogyakarta
Hotel Century Saphir Yogyakarta
Hotel Saphir
AlamatJalan Adisucipto No. 38 Gondokusuman, Yogyakarta, DI Yogyakarta
Lama pembangunanJuni 1973 – awal 1992
Diresmikan29 Maret 1989
Jumlah lantai4 lantai
Jumlah kamar206 kamar

Referensi

  1. Profil Hotel New Saphir Yogyakarta di Agoda, diakses 1 Juli 2024
  2. “Yogya International Hotel aiming for 3 stars” (Yogya International Hotel sasar bintang 3). Majalah Travel Indonesia Vol. 10 No. 9, September 1988, hal. 28
  3. “Yogya International hotel holds grand opening” (Perayaan peresmian Yogya International Hotel). Majalah Travel Indonesia Vol. 11 No. 5, Mei 1989, hal. 30
  4. “Century International acquires hotel in Yogyakarta” (Century International ambil alih hotel di Yogyakarta). Majalah Travel Indonesia Vol. 14 No. 4, April 1992, hal. 19
  5. Slamet Subagyo; M. Taufiqurohman (1992). “Bagai Jamur di Yogya.” Majalah Prospek, 14 Maret 1992, hal. 29
  6. “Perkembangan kepariwisataan DIY naik 20 persen.” Harian Bernas (Berita Nasional), 30 Maret 1989, hal. 1 dan 7
  7. Lks (1989). “Diresmikan Gubernur DIY, Yogya International Hotel peroleh piagam bintang tiga.” Kedaulatan Rakyat, 30 Maret 1989, hal. 2
  8. ans (1992). “Yogya Inn diserahkan pada CIH.” Harian Bernas (Berita Nasional), 21 Februari 1992, hal. 5
  9. Anik Sulistyawati (2015). “Hotel di Jogja: Hotel New Saphir fokus rebranding.” Solopos, 9 Oktober 2015. Diakses 1 Juli 2024 (arsip)
  10. Annisa Dyah Supramita Hidayati (2013). “Peran Public Relations dalam membantu pemasaran di Hotel New Saphir Yogyakarta” (Tugas Akhir) Surakarta: Universitas 11 Maret Surakarta. Bab 3.

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

  1. Idam Laksana Avatar
    Idam Laksana

    Hotel ini cukup familiar buat saya. Tahun 1990an saya membuat acara seminar di ballroom nya, dan membuat acara lomba di Mix Club, diskotik yang ada di gedung extension (sebelum dibangun mall Saphir Square).

    Sekitar tahun 1997 atau 1998, di samping bangunan hotel, berdiri tempat hiburan Gudang Musik. Sebuah diskotik dan KTV, saat itu termasuk cukup ramai.

    Tahun 2012an, saya kebetulan ke Jogja, dan menginap semalam di hotel ini. Kesannya waktu itu, hotel kurang mendapat sentuhan renovasi.

  2. Tambahan, dulu sblm 2012 sewaktu ada Saphire Square (skrg Lippo Plaza), di atas mal nya ada kamar ekstensi dari Hotel Saphire, yg dihubungkan dengan jembatan menuju mal dan dua lift.

    Walaupun interior kamarnya agak simple kayak hotel budget cuma ruangannya besar, dan pemandangannya menghadap ke koridor kamar walau ada juga yang keluar. Seperti Whiz Cikini.

    Nah sehubungan dengan dijualnya Saphire Square dan diganti Lippo, maka jembatan dan hotel di atas mal jadi sirna dan dijadikan parkiran Lippo dan Cinemaxxx (Cinepolis)

    Saya tidak akan lupa detail itu, karena sewaktu saya mau masuk ke kamar ternyata sudah ada tamu di dalamnya.

    1. Terima kasih informasinya! Mimin sertakan ke dalam tulisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *