Yep, waktunya beranjak dari kursi nyaman anda dan ketergantungan informasi dari internet, dan merasakan sedikit rasa tidak nyaman menelusuri koran secara fisik. Begitulah yang Setiap Gedung Punya Cerita rasakan selama 5 tahun meneliti sejarah bangunan modern Indonesia.
Sensasinya beda, mengingat topik mengenai sejarah bangunan modern sangat jarang dieksploitasi oleh sejarawan, pecinta bangunan bersejarah di Indonesia, masyarakat umum, atau bahkan arsitek sendiri! Plus sensasi kertas berasam dan berbau khas yang bisa membuat anda sakit kepala!
Nah, untuk menarik minat masyarakat Indonesia supaya mau dan mampu menggali sejarah dari koran-koran daerah, SGPC membuat daftar istimewa mengenai tempat anda bisa menelusuri arsip koran lama. Jadi jangan lagi menjawab “ah Indonesia ngga punya tempat menyimpan koran lama”, kami tahu tempatnya dan kini kami bocorkan lokasi tersebut.
Ciptakan sejarah versi anda dengan koran dan majalah!
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta
Perpusnas adalah lembaga negara non-kementerian yang berkantor dan beroperasi di dua tempat di Jakarta, satu di Medan Merdeka Selatan dan di Salemba. Sebagai tempat deposit, Perpusnas juga menyimpan banyak koleksi majalah dan koran.
Menyoal majalah dan koran disimpan, lokasinya terpencar.
Majalah (non-depo) | Perpusnas Medan Merdeka Selatan lt. 23 Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11 Gambir, Jakarta Pusat, Jakarta |
Surat kabar (fisik) Majalah (deposit) | Perpusnas Salemba lt. 8 Jalan Salemba Raya No. 28A Senen, Jakarta Pusat, Jakarta WA 081381058567 |
Surat kabar (mikrofilm) | Perpusnas Medan Merdeka Selatan lt. 8 |
Menarik untuk disimak…. | Cukup banyak koran daerah yang bisa anda baca seperti Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Jawa Pos, Bali Post, atau koran nasional semacam KOMPAS, Sinar Harapan dan sebagainya. Kami rasa koran nasional cukup lengkap. Namun, alangkah baiknya lihat monumen/perpustakaan lainnya bila Perpusnas tidak memilikinya. |
Yang biasanya diincar…. | Majalah berita dan apapun yang terbit di era kolonial Belanda sampai era revolusi; plus saat peristiwa Gerakan 30 September 1965. |
Yang harus diketahui…. | Kelengkapan untuk sebagian koran dan majalah tidak 100 persen lengkap. Harus kontak ke WA Perpusnas atau akses OPAC untuk konfirmasi. Syukurnya, pasca-pandemi Perpusnas sudah tidak memungut fotokopi atau melarang foto koleksinya. GRATIS, yang mahal hanya biaya transport dan hotel. Plus, hati-hati saat membuka koran, karena kondisi kebanyakan edisi 1960an-80an rapuh! |
Digital? Males ke sana! | OPAC menyediakan koran-koran lama dari terbitan era kolonial ke 1993 (Dinamika Berita Banjarmasin). Sangat direkomendasikan mengontak WA Surat Kabar Lama Perpusnas Salemba |
Jam buka | Medan Merdeka Selatan – Hari kerja 8.00-16.00, Akhir pekan 9.00-15.30, Libur nasional tutup Salemba – Senin-Sabtu 8.00-15.00, Minggu dan libur nasional tutup |
Hotel terdekat | Medan Merdeka Selatan – Mercure Sabang, MaxOne Sabang dan Ashley Sabang, lokasinya sangat dekat, tinggal jalan kaki. Mau murah, Jalan Jaksa banyak pilihan, dan banyak bule menginap disana. Salemba – Hotel Townhouse Oak selangkah langsung sampai; tapi kalau mau yang berbintang, Acacia Salemba atau MaxOne bisa diperhitungkan. |
Perpustakaan Medayu Agung, Surabaya
Perpustakaan Medayu Agung adalah perpustakaan swasta di kawasan perumahan Kosagrha, Kec. Rungkut, Surabaya yang dikelola oleh Yayasan Medayu Agung pimpinan seorang mantan wartawan Oei Hiem Hwie sejak 2001.
Terselip di antara rumah-rumah penduduk kalangan menengah Kota Pahlawan, perpustakaan ini menyimpan banyak koleksi majalah lama dan koran-koran yang dikoleksi Hwie sejak kembali dari Pulau Buru.
Walau media massa dan beberapa netizen kita kerap mempromosikan Medayu Agung sebagai tempat disimpannya artifak sejarah era Bung Karno dan arsip seniman kiri Pramoedya Ananta Toer, dalam konteks SGPC, Medayu Agung layak anda kunjungi mengingat koleksi koran-koran regional Jatim sejak awal 1980an relatif memuaskan.
Alamat | Jalan Medayu Selatan IV No. 42-44 Rungkut, Surabaya, Jawa Timur |
Menarik untuk disimak…. | Surabaya Post, KOMPAS, Jawa Pos dan koran-koran berbahasa mandarin. Beberapa edisi koran yang dimaksud yang tidak dimiliki Stikosa AWS, Monumen Pers Nasional dan Perpusnas tersedia. Medayu Agung juga tak langsung menjadi kolektor majalah – TEMPO, Gatra, Prisma, Jakarta-Jakarta, Popular bisa anda dapatkan. Archigeeks wajib telusuri Surabaya Post, terutama tulisan Josef Prijotomo dan Johan Silas, karena banyak opini mengenai arsitektur di harian tersebut. |
Yang biasanya diincar…. | Kebanyakan media massa masih tergoda dengan koleksi era Bung Karno dan naskah Pramoedya Ananta Toer. Realitanya, mudah dijumpai koran dan majalah era Orde Baru. Incaran pengunjung biasanya mimin kurang pastikan, tetapi mimin perkirakan sejarah kota Surabaya dan Jawa Timur. |
Yang harus diketahui…. | Kelengkapan koran regional disini cukup lengkap setelah awal 1980an. Hati-hati dengan pajangan koran lama dari 1970an, karena kemungkinan tidak tersedia. Koran kebanyakan tidak dibundel melainkan disimpan dalam plastik. Plus, siapkan uang banyak untuk keanggotaan, fotokopi dan transport. Medayu Agung tidak memperkenankan pengunjung memfoto koleksi mereka; wajib untuk difotokopi dengan pungutan, seperti Perpusnas Salemba pra-pandemi. Disarankan tidak menyinggung politik saat Hiem Hwie ada di sana. |
Digital? Males ke sana! | Medayu Agung tidak menyediakan fasilitas menelusuri koleksi secara digital. |
Jam buka | Senin-Jumat 9.00-15.00, Sabtu 9.00-13.00, Minggu dan libur nasional tutup |
Hotel terdekat | Jauh dari sentra perhotelan, sehingga memerlukan biaya transport (Blue Bird dan ojek online). Hotel Gunawangsa MERR dan RedDoorz di Rungkut bisa jadi alternatif. |
Perpustakaan Stikosa-AWS, Surabaya
Stikosa AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya – Almamater Wartawan Surabaya) adalah sebuah universitas swasta yang dibentuk pada 11 November 1964 oleh pendiri Surabaya Post A. Azis dan Kepala Jawatan Penerangan (Japen) Propinsi Jawa Timur R. Moejadi Notowardojo.
Walau merupakan sekolah tinggi swasta yang berfokus pada dunia jurnalistik dan media, Stikosa AWS juga dikenal memiliki perpustakaan yang menyimpan koran lama – hanya Surabaya Post – dan majalah-majalah.
Alamat | Jalan Nginden Intan Timur I No. 18 Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur |
Menarik untuk disimak…. | Perpustakaan Stikosa-AWS eksklusif menyimpan Surabaya Post. Edisi yang tidak dimiliki Perpustakaan Medayu Agung, Monumen Pers Nasional dan Perpusnas tersedia. Archigeeks wajib telusuri Surabaya Post, terutama tulisan Josef Prijotomo dan Johan Silas, karena banyak opini mengenai arsitektur di harian tersebut. |
Yang biasanya diincar…. | Mengingat koleksinya terbatas di Surabaya Post, potensi paling diincar adalah Sejarah Kota Surabaya atau Jawa Timur. |
Yang harus diketahui…. | Kelengkapan Surabaya Post sporadis. Ada 1950an, 1960an dan 1970an. Beberapa koleksinya pernah terendam banjir, bahkan Stikosa sepertinya agak terlambat mengoleksi koran Surabaya Post edisi lama. Hati-hati dengan koran lama dari 1950an-60an, karena kondisinya sangat rapuh. Plus, karena ditumpuk horisontal, perpustakaan ini bisa menjadi “gym” karena harus susah-payah menaikkan bundel koran. Persiapkan uang untuk keanggotaan, tetapi yang lainnya gratis. |
Digital? Males ke sana! | Stikosa AWS tidak menyediakan fasilitas menelusuri koleksi secara digital. |
Jam buka | Senin-Jumat 9.00-15.00 |
Hotel terdekat | Cukup dekat dari sentra perhotelan (tidak seperti Medayu Agung), tetapi untuk keselamatan anda, tidak disarankan jalan kaki alias memerlukan biaya transport (Blue Bird dan ojek online). Hotel Gunawangsa MERR lebih dekat. |
Jogja Library Centre, Yogyakarta
Jogja Library Centre adalah salah satu dari dua fasilitas perpustakaan yang dimiliki oleh Dinas Perpustakaan & Arsip DI Yogyakarta; selain Grhatama Pustaka di Sleman. Berbeda dengan di Grhatama Pustaka, JLC eksklusif menyimpan koleksi buku langka, surat kabar terjilid dan majalah.
Alamat | Jalan Malioboro No. 175 Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, D.I. Yogyakarta |
Menarik untuk disimak…. | Kedaulatan Rakyat, Berita Nasional/Bernas, Yogya Post, Suara Merdeka, Sinar Harapan dan KOMPAS. Edisi yang tidak dimiliki Perpustakaan Medayu Agung, Monumen Pers Nasional dan Perpusnas tersedia. |
Yang biasanya diincar…. | KOMPAS cukup sering dibaca para pengunjung casual, karena statusnya sebagai koran nasional. |
Yang harus diketahui…. | Karena ditumpuk horisontal, perpustakaan ini bisa menjadi “gym” karena harus susah-payah menaikkan bundel koran. Koran era 1970an-80an yang agak rusak biasanya tersedia melalui komputernya. |
Digital? Males ke sana! | DPAD DIY tidak menyediakan fasilitas menelusuri koleksi secara digital. |
Jam buka | Sebelum 1/1/2024, Senin-Kamis dan Sabtu 8.00-15.30; Jumat 9.00-15.30 Sejak 17/10/2024, Selasa-Kamis 8.00-15.30, Jumat 9.00-14.30, Sabtu-Senin tutup Kontak DPAD DIY untuk informasi lebih lanjut. |
Hotel terdekat | Hotel Meru Yogyakarta dan Malyabhara selemparan batu dari JLC. Yang mau murah, kawasan Jalan Malioboro terlalu melimpah untuk dipilih. |
Monumen Pers Nasional, Surakarta
Monumen Pers Nasional adalah museum yang dibentuk atas prakarsa Persatuan Wartawan Indonesia pada tahun 1977 dan terealisasi setahun berikutnya dengan peresmian Monumen Pers Nasional oleh Presiden Soeharto pada Februari 1978. Museum ini menyediakan artifak sejarah terkait dunia media massa dan perjuangan pers nasional.
Menariknya, produk unggulan museum kelolaan Kementerian Komunikasi dan Informatika – musuh banyak netizen milenial dan gen Z Indonesia – adalah arsip korannya yang relatif melimpah. Anda memang tak suka Kominfo, tapi kalau menyukai sejarah, mau tak mau anda harus mengakui tekad Kominfo.
Alamat | Jalan Gajahmada No. 59 (Bundaran Ngesus/Persis Solo) Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah |
Menarik untuk disimak…. | BANYAK. Tidak bisa disebut satu per satu. Ketersediaan Pikiran Rakyat dan Suara Merdeka cukup melimpah. Namun ketersediaan Harian Ekonomi Neraca, pesaing harian Bisnis Indonesia, cukup lengkap disini. Edisi harian yang tidak dimiliki Perpustakaan Medayu Agung/Stikosa AWS, Jogja Library Centre dan Perpusnas tersedia disini. |
Yang biasanya diincar…. | Koran era Hindia Belanda dan era Revolusi (1945-49). |
Yang harus diketahui…. | Berbeda dengan perpustakaan yang disebut sebelumnya, Monpers menyediakan akses melalui komputer yang tersedia. Tetapi, karena digitasi masih berjalan, tak semua edisi yang tersedia secara fisik terdigitasi. Konsultasikan kepada petugas untuk mendapatkan akses fisiknya dengan dua syarat: bila terjadi masalah serius pada akses digital, atau koran yang dimaksud belum ada pada daftar koran digital. |
Digital? Males ke sana! | Buka saja link ini. Tidak semua koran yang telah didigitasi di Monpers tersedia. |
Jam buka | Setiap hari 09.00-15.00, libur nasional tutup |
Hotel terdekat | Hotel Sahid Surakarta selemparan batu dari MPN. Alternatif lain? Naik KRL dari Yogyakarta. |
Ada yang lain?
Diatas merupakan fasilitas perpustakaan/arsip yang mimin manfaatkan selama 5 tahun melakukan penelusuran demi mengisi konten blog ini – dan merupakan yang setidaknya paling lengkap dan komprehensif.
Namun, ada beberapa perpustakaan yang mimin sempat kunjungi namun tidak disertakan disini karena beberapa faktor seperti aksesibilitas, pengelolaan maupun koleksi yang belum memenuhi ekspetasi SGPC.
Beberapa perpustakaan lain juga mimin belum sempat kunjungi karena faktor lokasi, keperluan maupun waktu. Media yang menyediakan arsipnya secara langsung juga mimin kecualikan seperti KOMPAS (KOMPASdata), InfoBank (InfoBank Store), Datatempo (cari saja sendiri) dan Jawa Pos (WA 08113475001). Sebagian edisi juga masuk Warung Arsip.
Bila anda menemukan koran-koran lama di perpustakaan daerah anda yang SGPC belum kunjungi atau media massa yang membuka arsipnya sendiri, colek kami di kolom komentar.
Semoga daftar ini membantu anda dalam melaksanakan riset sejarah atau memuaskan keingintahuan anda.
Setiap Gedung Punya Cerita
Tinggalkan Balasan