Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi kemanusiaan yang bertugas menjalankan kegiatan kemanusiaan atau kepalangmerahan yang sesuai dengan Konvensi Jenewa 1949 yang bertujuan meringankan penderitaan korban perang atau bencana tanpa memandang suku, agama, ras dan antargolongan; tetapi tugas organisasi PMI yang paling dikenal adalah donor darah. Organisasi tersebut berpusat di Gedung Markas Besar Palang Merah Indonesia di Jalan Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta Selatan, tenggelam oleh menjulangnya K-Link Tower, Menara Brilian dan Smesco Centre.

Gedung Palang Merah Indonesia hanya memiliki empat lantai dengan luas floorplate 2.400 m2 dan dirancang oleh tim arsitek dari Tripanoto Sri Konsultan.

Pusat donor darah nasional, tidak perlu menyaingi mal. Foto oleh Akhmad Fauzi, CC-BY 3.0

Iklan

Gedung Markas Besar PMI dari masa ke masa

Sejarah Gedung Palang Merah Indonesia memang agak panjang. Selama keberadaannya, PMI berpindah kantor 5 kali, sekali ke Yogyakarta karena ibukota Jakarta diduduki Belanda, dan baru kembali ke ibukota pada tahun 1950 dengan menempati gedung bekas NERKAI (Nederlandse Rode Kruis, Afdeling Indie) di Jalan dr. Sutomo No. 8 Gambir, Jakarta Pusat (sekarang Badan Pusat Statistik). Baru tiga tahun kemudian PMI menempati gedung barunya di Jalan Abdul Muis No. 66 (sekarang Gedung Dinas Teknis DKI Jakarta), yang konon merupakan sebuah bangunan yang berdiri sejak 1865. Fanatik bangunan antik bakal makin kebakaran jenggot membaca paragraf berikutnya.

Karena faktor usia dan kondisi gedung yang kurang nyaman dengan atap bocor dan plafon yang rusak, PMI sejak era 1970an ingin pindah ke lokasi baru yang lebih representatif dengan cara tukar guling. Keinginan tersebut seharusnya bisa terwujud dengan membarter lokasi tanah seluas 10.000 m2 dan gedung tua di Abdul Muis No. 66 dengan tanah dan gedung baru di Gatot Subroto Kav. 96 bersama dengan perusahaan bernama PT Tripoda. Sayangnya, lahan tersebut tersangkut masalah sengketa tanah yang akhirnya beredar di media-media massa di bulan Agustus 1984.

Sementara waktu, dalam rangka persiapan pindah ke gedung baru, PMI sejak Juni 1984 pindah kantor ke Jalan Pasar Minggu Raya 16A (sekarang sebuah rukan), namun sebulan kemudian pemilik gedung mengusir PMI karena ada sengketa kepemilikan terpisah. Maka organisasi kepalangmerahan Indonesia tersebut menumpang di kediaman Sekjen PMI di Kebayoran Baru (Jalan Erlangga V No. 1) selama sebulan hingga pada 22 Agustus 1984, PMI mendapat ruangan kantor yang lebih representatif di Manggala Wanabakti – baik secara kondisi ruang kerja maupun arsitekturnya. Sementara gedung di Jalan Abdul Muis No. 66 sudah dibongkar PT Tripoda.

Tetapi tidak semua fungsi kerja organisasi kepalangmerahan tersebut ada di gedung rancangan Soejoedi Wirjoatmodjo, yang ongkos sewanya dibayar PT Tripoda. Sebagian masih ada di Jalan Erlangga V. Dan itu semua tidak akan berlangsung lama karena kantor baru PMI dalam waktu setahun kedepan akan rampung. Baca bagian di bawah.


Iklan

Gedung baru Palang Merah Indonesia di Mampang Prapatan, kado 40 tahun PMI

Seperti yang kita bahas sebelumnya, Palang Merah Indonesia melakukan tukar guling aset dengan PT Tripoda, sehingga mendapatkan tanah dan gedung baru di Jalan Gatot Subroto yang ternyata bermasalah karena ada tiga klaim pemilik lahan tersebut yaitu PT Tripoda, Bank Dagang Negara dan sebuah perusahaan berinisial PT B.

Syukurnya permasalahan tersebut bisa ditangani oleh PT Tripoda, membuat pembangunan kantor baru Palang Merah Indonesia bisa dilaksanakan melalui upacara peletakan batu pertama pada tanggal 31 Oktober 1984. Upacara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PMI saat itu, dr. Suyoso Soemimedjo dan para sesepuh organ kepalangmerahan.

Tripanoto Sri Konsultan adalah arsitek Gedung Palang Merah Indonesia yang secara desain tidak wah dan sederhana itu. Gedung tersebut memiliki luas 2.410 m2 yang terdiri dari 4 lantai perkantoran dan sebuah gudang seluas 800 m2.

Pembangunan gedung yang biaya konstruksinya mencapai Rp. 1,135 milyar (1985, setara Rp. 20,7 milyar nilai 2023) berlangsung lancar tanpa drama mulai November 1984 hingga selesai pada awal September 1985, bertepatan dengan HUT PMI dan memulai boyongan dari Manggala Wanabakti dan Kebayoran Baru ke gedung ini. Baru pada tanggal 16 Desember 1985, Presiden Soeharto meresmikan penggunaan gedung ini.

Data dan fakta

AlamatJalan Gatot Subroto Kav. 96 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekTripanoto Sri Konsultan
Lama pembangunanNovember 1984 – September 1985
Diresmikan16 Desember 1985
Jumlah lantai4 lantai
Biaya pembangunanRp. 1,135 milyar (1985)
Rp. 20,7 milyar (inflasi 2023)
Referensi: KOMPAS, 1/11/1984; 11/12/1985; 17/12/1985; Berita Yudha 1/11/1984

Referensi

  1. “Gedung PMI dengan biaya Rp. 1,2 milyar dimulai pembangunannya.” Berita Yudha, 1 November 1984, hal. 7
  2. sas (1984). “Gedung Mabes PMI mulai dibangun.” KOMPAS, 1 November 1984, hal. 6
  3. di (1985). “Gedung baru PMI pusat.” KOMPAS, 11 Desember 1985, hal. 3
  4. sk (1985). “Markas Pusat PMI diresmikan.” KOMPAS, 17 Desember 1985, hal. 1
  5. Halaman resmi Palang Merah Indonesia, diarsip 10 Agustus 2022

Facebook Palang Merah Indonesia


Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *