Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Bagi pembaca SGPC yang kurang mengapresiasi arsitektur, mungkin pemilihan gedung untuk saat ini akan kurang menyenangkan. Atau juga buat yang mendalami sejarah hidup perkotaan Kota Kembang Bandung, gedung ini juga tidak begitu sip di benak anda. Ia adalah Hotel Kumala.

Hotel yang berlokasi di Jalan Asia-Afrika No. 140, Kecamatan Lengkong, Bandung ini memiliki 63 kamar, terdiri dari lima lantai dan satu basement. Perluasan hotel berbintang dua itu dirancang oleh tim arsitek dari Waskita Karya dengan Hidayat Setjadipradja – saat dibangun merupakan Wakil Kepala Cabang Waskita Jawa Barat – sebagai arsiteknya; CV Intero untuk strukturnya dan Penta Associates untuk tata ruang interiornya.

Hotel Kumala
Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Sejarah Hotel Kumala Bandung: Dibeli Panghegar gara-gara kepentok Perumtel

Hotel Kumala Bandung berdiri sejak 1958 sebagai hotel berlantai 3 dengan 1 ruang bawah tanah, menampung 47 kamar dengan gaya arsitektur jengki atau pertengahan abad 20. Namun hotel ini memiliki kelemahan yang tersembunyi dibalik menterengnya tampilan ala jengki yang populer di zaman kini, yaitu interiornya yang tak tertata rapi dan kurang nyaman.

Pamor Hotel Kumala merosot pada tahun 1970an, sehingga pemilik lama menjual Hotel Kumala. Adalah H.E.K. Ruhiyat, pemilik Hotel Panghegar di Jalan Merdeka, yang mengincar hotel tersebut karena hotelnya tidak bisa diperluas oleh keberadaan fasilitas pemancar mikro Perumtel.

Kebetulan, ketika Ruhyiat mengincar Hotel Kumala, pasar pariwisata di Kota Kembang sedang mekar-mekarnya dan Hotel Panghegar mulai ramai dikunjungi. Hotel itu dibeli sekitar 1977-78 dan akhirnya dirombak ke atas, dengan jumlah kamar bertambah menjadi 65 kamar per Februari 1979. Hotel hasil perluasan keatas tersebut diresmikan pemakaiannya pada 28 Januari 1979 setelah sebulan uji coba operasional mulai 20 Desember 1978.

Sayangnya, kepemilikan Panghegar di Hotel Kumala tak bertahan lama. Demi mendanai akuisisi Hotel Savoy Homann rancangan Albert Aalbers yang jaraknya 400 meter barat hotel bintang dua itu, Panghegar melego kepemilikan Hotel Kumala ke pemilik independen lain pada tahun 1987, bersamaan dengan akuisisi hotel bersejarah itu. Saat ini hotel berlantai 5 tersebut masih beroperasi, tentunya dengan renovasi yang mustahil SGPC akan telusuri.


Iklan

Arsitektur dan profil Hotel Kumala Bandung

Desain lama: Untuk ke lantai 3, sempatkan mampir ke kamar orang di lantai 2

Hotel Kumala tahun 1960an. Bandung tempo dulu.
Tampilan sebelum renovasi. Foto oleh Hotel Kumala via Konstruksi

Saat pertama didirikan, Hotel Kumala Bandung berdiri sebagai gedung berlantai 3 dengan 1 ruang bawah tanah, menampung 47 kamar yang terdiri dari 13 kamar di lantai lobi, 17 di lantai 2 dan 3 seluas 22,5 dan 35 m2 – dan rubanah dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan.

Eksteriornya dirancang dengan gaya arsitektur jengki atau pertengahan abad 20, terlihat dari eksterior kotak-kotak dari beton bertulang sebagai kanopi dan atap beton melengkungnya. Di dalam, wartawan Majalah Konstruksi melaporkan bahwa hotel lama memilik koridor sempit, kamar mandi yang tak tertata dan kamar lantai 3 hanya bisa diakses via kamar di lantai 2.

Desain baru: Masih jengki yang ditinggikan

Seperti yang mimin terangkan di bagian atas tulisan ini, perluasan ke atas Hotel Kumala Bandung dirancang oleh tim arsitek dari Waskita Karya dengan Hidayat Setjadipradja (Wakil Kepala Cabang Waskita Jawa Barat) sebagai arsiteknya, CV Intero untuk strukturnya dan Penta Associates untuk tata ruang interiornya. Pembangunannya berlangsung 8 bulan, dari sekitar April 1978 hingga Desember 1978.

Perluasan ke atas tidak banyak menyimpang dari desain arsitektur jengki yang diusung sebelumnya, termasuk penggunaan kanopi kotak-kotak betonnya. Yang membedakannya adalah pemanfaatan ciri khas 1970an yaitu bentuk tonjolan di lantai atas dan bekas reklame yang dipasang di atap bangunan. Ketika pertama dibangun, hotel ini juga memiliki diskotik di basemen.

Secara bagian dalam, Hotel Kumala kini memiliki 63 kamar yang terbagi ke dalam empat kelas, Superior, Deluxe, Junior Suite dan Presidential, dan menyediakan ruang rapat dan restoran.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaHotel Kumala Panghegar (1979 – 1987)
AlamatJalan Asia Afrika No. 140, Lengkong, Bandung, Jawa Barat
Arsitek (perluasan)Waskita Karya (arsitektur)
CV Intero (struktur)
Penta Associates (interior)
Pemborong (perluasan)Waskita Karya
Selesai dibangun (asli)1958
Lama pembangunan (perluasan)April 1978 – Desember 1978
Jumlah lantai5 lantai
1 basement
Jumlah kamar63

Referensi

  1. “Hotel Kumala dirombak sesuai dengan selera masa kini menjadi Kumala Panghegar”. Majalah Konstruksi, Maret-April 1979, hal. 58-67
  2. Hedy Susanto & Setiaji Purnasatmoko (1993). “Membawa Hotel ke Jalan Terang.” Majalah Prospek, 17 April 1993, hal. 36-37
  3. “Ruhiyat, jurutulis yang jadi Direktur Utama.” Majalah Konstruksi, Maret-April 1979, hal. 62-63
  4. Halaman resmi Hotel Kumala Bandung, diakses 9 Juni 2022 (arsip)
  5. Detail di halaman Traveloka dan Tiket.com, diakses 9 Juni 2022

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

  1. Dian komala Avatar
    Dian komala

    Saya sangat merasa terhormat, bahagia dan sangat beruntung dapat menginap d hotel kumala bandung yg merupakan hotel dengan penuh cerita masa lampau seakan mesin waktu membawa saya ke tahun 1960 dan saya merasa berada d masa itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *