Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Menara Utama Televisi Republik Indonesia, dirancang oleh tim arsitek Yodya Karya dengan RBW Consulting Engineer pimpinan Wiratman Wangsadinata sebagai perancang strukturnya, dan pembangunannya dipimpin oleh Ir. M. Arifin dan digarap Waskita Kajima, dibangun sebagai bagian dari perluasan dan perbaikan kualitas siaran Televisi Republik Indonesia setelah booming pembangunan gedung-gedung tinggi di Jakarta pada tahun 1970an; pada saat itu Wisma Nusantara dan Balai Kota DKI Jakarta sudah menyalip tinggi menara lama TVRI – dibangun oleh NEC – yang hanya berketinggian 85 meter.

Menara TVRI
Foto oleh mimin SGPC

Menara yang tingginya mencapai 144,7 meter ini[mfn]147,3 meter dari pintu lift yang terbenam 2,6 meter di bawah permukaan tanah[/mfn] dibangun mulai April 1975 dan selesai dibangun pada bulan Agustus 1977 dengan biaya 379 juta rupiah. Studionya sendiri, sebagai bagian dari paket pembangunan Menara TVRI, baru diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1982.

Fungsi menara pemancar TVRI saat itu adalah tiga. Pertama, sebagai pemancar siaran untuk kawasan Jabotabek, Banten Utara dan Karawang hingga sejauh 90 kilometer; kedua, sebagai perantara transmisi microwave dari stasiun Perumtel Gambir dan Gatot Subroto masing-masing ke Jatiluhur (untuk Gambir) dan stasiun SKSD Palapa di Cibinong (untuk Gatot Subroto) dan selanjutnya dipancarkan ke seluruh Indonesia dengan satelit Palapa, dan terakhir sebagai penyalur siaran lapangan (outside broadcasting) dari lokasi acara ke stasiun TVRI Senayan.


Iklan

Dengan semakin modernnya dunia penyiaran, fasilitas microwave sudah tidak lagi digunakan, dan Menara TVRI mulai tenggelam oleh gedung-gedung menjulang lainnya seperti Hotel Fairmont, Gedung Nusantara I DPR-RI dan Hotel Mulia. Itu di daerah Senayan yang sekompleks dengan TVRI. Di kawasan Sudirman dan Rasuna Said, supertall yang dibangun membuat pemancar lama di Gelora ini ompong kalau menyangkut pancaran siaran. Hal yang sama menimpa menara TVRI lama saat Menara TVRI ini dibangun.

Menara TVRI memiliki postur beton 101,8 meter dan besi pemancar 42,9 meter, dibangun di atas pondasi Caisson dan poer. Pembangunan eks menara pemancar utama ini menggunakan sistem slip-form, yang juga sudah teruji saat membangun silo PUSRI Palembang dan BULOG di Jakarta Utara.

Bali Post, 8 September 1977

Tulisan SGPC ini telah mematahkan anggapan bila Menara TVRI dibangun pada 1962 atau 1994, dan memiliki ketinggian 230 meter. Bahkan mematahkan anggapan penulis blog lain dan sebuah buku yang mengatakan bahwa Menara TVRI adalah buah karya baginda teknik sipil Indonesia, Roosseno.


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Gerbang Pemuda No. 8 Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekYodya Karya
RBW Consulting Engineers
PemborongWaskita Kajima
Lama pembangunanApril 1975 – Agustus 1977
Tinggi struktur147,3 meter (dari dasar pintu lift, KOMPAS)
144,7 meter (dari permukaan tanah, Konstruksi)
Biaya pembangunanRp 379 juta (1977)
Rp 16,4 milyar (inflasi 2020)
Referensi: Majalah Konstruksi Juli-Agustus 1977; KOMPAS 27/11/1976

Referensi

  1. Soeharto.co
  2. Bali Post, 8 September 1977
  3. “Menara TVRI, Bangunan Tertinggi di Jakarta”. Majalah Konstruksi, Juli-Agustus 1977.
  4. iie; arf (1976). “Melebihi Tinggi Monas”. KOMPAS, 27 November 1976.
  5. Muhammad Sapri Pamulu, Ph.D. (2015). “The Latest Development in Civil Engineering”. Jakarta: Witness Media. Halaman 23: Director of PT RBW Consulting Engineers (…) significant projects handled were a.o.: ….. the 145 m TVRI Television Tower. (arsip online)

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *