Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Iklan

Gedung-Gedung di Summarecon Kelapa Gading

Semua sudah kenal dengan Kelapa Gading. Tetapi, tak semua orang tahu sejarahnya. Atau kalau ada, biasanya kurang lengkap, punya agenda tertentu atau tidak mudah diakses karena materialnya masih berbentuk fisik. Di artikel ini akan dibahas Kelapa Gading karya pengembang senior PT Summarecon Agung yang menjadi embrio dari Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Bundaran Kelapa Gading
Mengenang kembali suasana Bundaran Kelapa Gading sebelum dicemari LRT. Foto oleh mimin SGPC

Kelapa Gading awalnya adalah tanah berawa yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tetapi bagi sekelompok pengusaha nasional, Soetjipto Nagaria, Budi Susanto, H. Sjamhudi dan H. Zaelani Zein, yang mendirikan PT Summarecon Agung pada tahun 1975 dan bersama-sama telah memiliki lahannya sejak awal 1970an, dengan kemunculan beberapa perumahan yang dibangun pemerintah, pabrik-pabrik swasta dan Jalan Perintis Kemerdekaan, tanah mereka di Kelapa Gading adalah peluang besar mereka.

Proyek Kelapa Gading pun dikerjakan mulai September 1976 (tentunya setelah tahap perizinan dan pembebasan lahan) dengan pengurugan tanah rawa dan berdasarkan cerita salah satu pendirinya (Budi Susanto) sudah mulai menempati rumah di Kelapa Gading Permai pada Maret 1977. Bagaimana proyek ini bisa meluas hingga sekarang? Menurut Budi Susanto, kuncinya ada pada komitmen penuh pengasuh proyeknya, harga yang ditawarkan sangat menarik, purna jual yang prima dan keamanan yang dijamin (oleh keberadaan Kopassus di Gudang Bulog [hal yang jamak di era Presiden Soeharto] dan rumah-rumah petugas Paspampres) – bukan soal lokasi seperti yang selalu dikampanyekan oleh pengembang properti lain.

Semenjak era 1980an dan 1990an Summarecon membangun fasilitas niaga, umum dan jalan-jalan akses ke kawasan Kelapa Gading sebagai tanggapan atas kebutuhan masyarakat sekitar sebagai sebuah kota baru. Hampir 50 tahun berlalu, Summarecon Kelapa Gading menjadi pilihan tinggal buat lebih dari 100 ribu orang dengan (data pengembang) 30 ribu rumah tapak, hampir 3 ribu rumah susun dan lebih dari dua ribu rukan. Dalam penjelasan versi SGPC kali ini akan dijelaskan beberapa bangunan penting yang mengiringi keberadaan wilayah Kelapa Gading, sejak Summarecon naik kelas pasar di tahun 1984-an dengan menghadirkan sebuah Klub Kelapa Gading.

Data kebanyakan disadur dari buku “Creating Land of Golden Opportunity” oleh Hermawan Kartajaya dari Markplus & Co. sementara sumber pendukung disadur dari banyak buku, majalah maupun sumber lain termasuk dari laman Summarecon.

Tulisan ini tidak menyertakan Mall Kelapa Gading dan Apartemen The Summit, karena keduanya sudah dibahas secara panjang lebar di artikel SGPC sebelumnya. SGPC akan membahas The Kensington Kelapa Gading di artikel berikutnya.


Iklan

Klub Kelapa Gading

Klub Kelapa Gading pada tahun 1980an. Foto oleh Summarecon Agung/repro SWA, November 1989

Klub Kelapa Gading, sesuai namanya, adalah sebuah gelanggang olahraga yang dibangun oleh Summarecon Agung untuk para penghuni Kelapa Gading Permai. Salah satu pendiri, Soetjipto Nagaria, merasa tidak cukup bila KGP hanya berisi perumahan dan tempat berdagang (rukan sudah dibangun sekitar 1982-83). Ia berkesimpulan bahwa sebuah proyek real estate dianggap ramai bila penghuninya gampang mencari tempat makan, belanja dan berolah raga.

KKG yang awalnya bernama Kelapa Gading Sports Club ini mulai dibangun pada tahun 1983 dan selesai pada akhir tahun yang sama. KKG menjalani grand opening pada Mei 1984. Gedung berlantai dua ini menjadi pintu masuk Summarecon untuk menarik kalangan menengah-atas supaya tinggal dan beraktivitas di Kelapa Gading Permai.

Eksterior lama. Foto oleh majalah Konstruksi.

Ketika dibuka, KKG dirancang oleh tim arsitek internal Summarecon, mengadopsi gaya arsitektur modern yang megah tetapi tidak formal, dengan polesan kaca berwarna gelap dan lapisan keramik. KKG memiliki kolam renang standar olimpiade, 17 lapangan tenis, lapangan bulutangkis, sanggar kebugaran, arena squash, arena bilyar, tempat bermain tenis meja dan lapangan sepak bola. Dalam advertorial di majalah SWA edisi November 1989, Soetjipto mengatakan KKG sebagai pionir klub olahraga kawasan real estat.

Pada tahun 2000, KKG direnovasi luar-dalam dan mendapatkan namanya yang lebih meng-Indonesia, dan pasca renovasi KKG kini memiliki 3 ruang serbaguna, 2 ruang rapat dan sebuah taman, sementara lapangan sepak bola juga dialihfungsikan menjadi daerah jogging.


Iklan

Apartemen

Summarecon membangun empat apartemen selama 30 tahun terakhir di wilayah Kelapa Gading, dimulai dari Apartemen Summerville untuk kalangan atas, dilanjutkan dengan Wisma Gading Permai untuk kalangan menengah, The Summit dan yang ter-gress, Apartemen Sherwood Residence.

Apartemen Summerville

Foto dapat anda lihat disini

Apartemen Summerville merupakan apartemen pertama yang dibangun oleh Summarecon Agung sekaligus menjadi apartemen pertama di Summarecon Kelapa Gading. Ia selesai dibangun di pertengahan tahun 1991, menaungi 5 blok apartemen (Alamanda, Bougainville, Cattleya, Dahlia dan Edelweiss) yang keseluruhannya menampung 42 unit hunian. Ia dirancang oleh tim arsitek dari Enviro-Tec (yang juga merancang Plaza Kelapa Gading) bersama dengan Arkonin. Tidak perlu mimin jelaskan siapa kontraktornya, karena SGPC tidak menemukan infonya.

Dalam catatan tim penulis dari Markplus & Co., apartemen ini disebut memiliki penampilan khas karena tidak begitu menjulang dan sejuk berkat taman disekitarnya. Apartemen ini disebut menarik ekspatriat (menurut laporan Procon Indah 1991 yang dikutip Propertylink) karena lokasinya dekat dengan pabrik-pabrik. Manfaat lainnya adalah diberikan keanggotaan di Klub Kelapa Gading secara cuma-cuma.

Secara properti, apartemen 42 unit ini terbagi ke dalam enam tipe, yaitu 1 kamar tidur (62 m2), 2 kamar tidur (102, 108 dan 110) dan 3 kamar tidur (148 dan 152).


Iklan

Wisma Gading Permai

Wisma Gading Permai
Menara Satu di Bundaran Sentra KG, 2012. Foto oleh mimin SGPC

Wisma Gading Permai yang berdiri berseberangan dengan Apartemen Summervile merupakan apartemen kedua yang dibangun di Kelapa Gading. Apartemen untuk kalangan menengah ini terdiri dari tiga menara, dua berlantai 21 dan satunya berlantai 24. Netec Architects dari Singapura merancang desain apartemen yang arsitekturnya datar-datar saja, sementara strukturnya oleh nama besar Davy Sukamta & Partners, dan pembangunan gedungnya digarap oleh PT Mivan Indonesia. Apartemen tiga menara ini berdiri di atas bekas Bursa Mobil Kelapa Gading lama yang muncul di tahun 1989.

Perancangan WGP berlangsung di tahun 1995 dan memulai pembangunannya dari akhir bulan Mei 1996 (pemancangan pondasi oleh Indopora) hingga selesai di akhir tahun 1997 untuk menara A dan awal 1998 untuk menara B dan C (versi advertorial, bila tiada aral melintang). Sementara itu, pemasaran apartemen yang berlangsung di bulan yang sama dengan awal tahap pondasi berlangsung sukses, dimana penjualannya mencapai 780 unit per akhir Juni 1996 setelah diperkenalkan kepada masyarakat umum.

Tim penulis dari Markplus & Co. menyebutkan bahwa sasaran pasar Wisma Gading Permai adalah keluarga muda yang ingin hidup praktis ala modern. WGP memiliki 969 unit apartemen (Data lama Properti Indonesia menyebutkan Wisma Gading Permai memiliki 892 unit (A: 304, B: 317, C: 271), sementara Majalah Konstruksi menyebut tower A dan C 306 unit dan tower B 357 unit, dengan pencacahan total 969 unit. Versi Markplus & Company adalah 970 (hal. 72) atau 965 unit (hal. 139), lebih dekat dengan versi Majalah Konstruksi) dan 54 unit rukan, terbagi ke menara A dan C (21 lantai) yang masing-masing menampung 306 unit hunian (37 m2/unit) dan 19 unit rukan (162 m2/unit, 2 lantai) sementara menara B yang lebih tinggi menampung 357 unit hunian (46 m2/unit) dan 16 unit rukan (198 m2/unit, 2 lantai). Menara B tersambung ke menara A dan C oleh gedung berlantai 4 yang difungsikan sebagai entah rukan, kantor atau fasilitas umum seperti taman kanak-kanak.

Apartemen ini punya fasilitas renang, taman bermain, parkir untuk 439 kendaraan roda empat di lantai basement dan 320 kendaraan roda empat di lantai 1. Pasca-perampungan WGP, Summarecon sebenarnya membangun Apartemen Gading Timur, yang diperkenalkan ke publik pada September 1996 dan sudah dalam tahap konstruksi, sayangnya Kerusuhan Mei 1998 meledak dan proyek yang dibangun oleh Mivan Indonesia terhenti karena perusahaan tersebut kabur, dan Summarecon akhirnya mencoret proyek ini dari program kerja perusahaan. AGT sekarang ditempati oleh rukan Gading Park View.

Apartemen Sherwood Residence

Apartemen Sherwood
Menara Satu di Bundaran Sentra KG, 2012. Foto oleh mimin SGPC

Sherwood Residence merupakan apartemen ter-gress yang dibangun oleh Summarecon di Kelapa Gading. Terdiri dari tiga menara apartemen yang saling bertempelan (keseluruhan berlantai 24 dengan ketinggian 87,4 meter (CTBUH)) dan rumah bandar bernama Sherwood Garden Residence, kompleks hunian ini membidik kalangan menengah dengan harga per huniannya mencapai 1 sampai 2,2 milyar rupiah. Proyek ini diperkenalkan secara bertahap, 2011 untuk apartemen dan rumah bandar setahun kemudian.

Ia dirancang oleh tim arsitek Anggara Architeam untuk arsitekturnya sementara tulang rangkanya digarap Davy Sukamta & Partners, dan pembangunannya dilakukan Wijaya Karya Gedung mulai 2011, tutup atap pada bulan Januari 2013 dan akhirnya rampung pembangunannya sekaligus serah terima unit apartemen kepada penghuni maupun investor akhir 2013. Sherwood menyediakan 354 unit apartemen (6 unit/lantai), terdiri dari 2, 3, 4 kamar tidur dan griya tawang, dan 42 unit rumah bandar. Secara lanskap, apartemen Sherwood dihiasi dan dipenuhi oleh pepohonan, menurut Summarecon mencapai 70 persen dari 1,6 hektar luas lahan Sherwood Residence.


Iklan

Bangunan Niaga

Cukup banyak proyek niaga yang dibangun oleh Summarecon di Kelapa Gading. Selain Mall Kelapa Gading yang dibahas panjang lebar di blog ini, terdapat beberapa proyek-proyek rukan dan ruko yang dibangun oleh baik Summarecon maupun pengembang non-Summarecon. Ruko/rukan mimin simpan sebagai tambahan dari artikel ini di lain waktu; saat ini mimin bahas dulu Menara Satu dan Summarecon Plaza.

Menara Satu
Menara Satu di Bundaran Sentra KG, 2012. Foto oleh mimin SGPC

Menara Satu adalah gedung kantor berlantai 12 yang berdiri di Bundaran Summarecon Kelapa Gading, dirancang dengan gaya arsitektur modern masa kini dan dibangun oleh Nusa Raya Cipta mulai Juni 2010 dalam sebuah upacara pemancangan pondasi pertama, hingga akhir tahun 2011. Ia mulai digunakan sejak 30 Mei 2012.

Menara Satu menyediakan ruang perkantoran dengan luas lantai bersihnya 18.600 m2 dari ruang keseluruhan (gross) 29.335 m2 dengan alokasi 7 lantai (lantai 1-7, 10.300 m2) disewakan dan 5 lantai sisanya (8-12, 8.300 m2) merupakan ruang kantor hak milik (strata title). Summarecon mengatakan bahwa per tahun 2012, 85 persen ruang kantor sewanya terisi; sementara ruang kantor hak miliknya laku 45 persen per 2011. Arsitektur yang diusung adalah stereotipikal bangunan era kontemporer, dimana lapisan kaca gandanya dipilih untuk mengurangi panas masuk sembari membuat cahaya matahari menerangi ruangan.

Plaza Summarecon
Plaza Summarecon. Foto oleh mimin SGPC

Sementara Plaza Summarecon adalah kantor pusat Summarecon Agung di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 42 Pulogadung, Jakarta Timur. Gedung berlantai 9 dengan gaya arsitektur pascamodern itu adalah ekspansi (atau pengganti?) gedung berlantai tiga yang ditempati raksasa real estat Indonesia itu sejak 1981.

Menurut iklan yang dicantumkan di Harian KOMPAS, gedung tersebut rencananya akan rampung pada Februari 1992. Summarecon meresmikan gedung barunya pada tanggal 23 November 1992. Saat ini, Summarecon menggunakan gedung dengan luas lantai 8.600 m2 sepenuhnya setelah awalnya menyewakan ruangan kantor kepada perusahaan lain.


Iklan

Referensi

  1. Hermawan Kartajaya; Yuswohady; Mathilda M.F. Christynar (2005). “Creating Land of Golden Opportunity: 30 Tahun Perjalanan Summarecon dari Rawa-rawa Menjadi Kota Penuh Warna.” Jakarta: Markplus & Co. ISBN 979-99065-5-5.
    • Bagian 1, bab 1: Perjalanan Summarecon 1975-1985, hal. 3-44
    • Bagian 1, bab 2: Perjalanan Summarecon 1985-sekarang, hal. 45-85
    • Bagian 2, bab 4: Summarecon Kelapa Gading, hal. 123-146
  2. Halaman resmi Klub Kelapa Gading
  3. Halaman resmi Summarecon Kelapa Gading, diakses 6 Agustus 2022 (arsip)
  4. Halaman resmi Apartemen Summerville
    • Versi 2022, diakses 6 Agustus 2022 (arsip)
    • Versi 2003, diarsip 4 Oktober 2013 (memerlukan Ruffle)
  5. Halaman resmi Apartemen Sherwood Residence, diarsip 24 Agustus 2012
  6. Halaman resmi Summarecon Agung (khusus Annual Report, klik disini)
  7. Halaman resmi Nusa Raya Cipta, diakses 7 Agustus 2022 (arsip)
  8. Summarecon Resmikan Gedung Perkantoran Menara Satu.” BeritaSatu, 30 Mei 2012. Diakses 7 Agustus 2022 (arsip)
  9. Iklan Plaza Summarecon. KOMPAS, 6 Februari 1992
  10. Advertorial (1989). “Summarecon Agung: Tumbuh mencipta teduh.” Majalah SWA No. 8/V, November 1989, halaman insert antara 82-83
  11. “100% Occupancy for Jakarta Apartments.” Majalah Propertylink No. 14/92, Mei 1992, hal. 37
  12. Indra Utama (1996). “Menjajal Pasar di Masa Sulit.” Majalah Properti Indonesia (InfoPapan) No. 30, Juli 1996, hal. 86-87
  13. Advertorial (1996). “Apartemen Gading Timur & Wisma Gading Permai: Alternatif tempat berhuni di Kelapa Gading.” Majalah Properti Indonesia (InfoPapan) No. 34, November 1996, halaman insert antara 35-37
  14. Joko Yuwono (1996). “Terobosoan Harga dan Lokasi.” Majalah Properti Indonesia (InfoPapan) No. 35, Desember 1996, hal. 86
  15. Umi S. Ayus (1997). “Apartemen Wisma Gading Permai.” Majalah Konstruksi No. 264, Desember 1997, hal. 53-56
  16. Vera Trisnawati; Urip Yustono (1988). “Kelapa Gading Sports Club: Sarana olah raga dan rekreasi bagi keluarga.” Majalah Konstruksi No. 124, Agustus 1988, hal. 79-82

Lokasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *