Melanjutkan tulisan booming hotel di era 1990an di Yogyakarta, adalah Hotel Hyatt Regency yang bertempat di Jalan Tentara Pelajar, Sleman, Yogyakarta. Hotel tersebut dimiliki oleh PT Antilope Madju, anak perusahaan Jakarta Setiabudi Internasional, memiliki 269 kamar yang menempati bangunan berlantai tujuh, dan dikelilingi sepenuhnya oleh lapangan golf.
Sejarah Hotel Hyatt Regency Yogyakarta “sudah dimulai” sejak 14 November 1995. Harian BERNAS mendapatkan informasi bahwa Jan Darmadi Corporation – pengelola hotel Bali Hyatt dan Travelodge Ancol – akan membangun sebuah hotel besar seluas 24 hektar di Ngaglik, Kabupaten Sleman. Proyek tersebut sepenuhnya dilaksanakan mandiri oleh Jan Darmadi, setelah investor asal Hong Kong yang awalnya akan mendampingi JDC dalam pembangunan hotel ini mundur. Proyek tersebut akhirnya terealisasi dalam sebuah peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 15 November 1995.
Proyek yang dibangun oleh Decorient Indonesia tersebut berlangsung hingga selesai dibangun pada bulan Agustus 1997, dan mulai beroperasi sejak 1 September 1997. Sebulan setelah operasional, hotel ini diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Joop Ave, tepatnya 18 Oktober 1997. Pembangunan Hyatt Regency di Sleman menelan biaya Rp. 171 milyar rupiah (setara USD 70 juta nilai 1997).
Desain arsitektur Hyatt Regency Yogyakarta, yang dirancang oleh tim arsitek Shimizu Lampiri, memadukan tiga unsur ciri khas Yogyakarta. Perpaduannya bisa dilihat dari bentuk arsitektur yang diadopsi oleh hotel berbintang lima ini; bentuk gedung yang berundak dan monumental, dan penempatan kolam renang, diilhami oleh Candi Borobudur yang menjadi obyek wisata andalan di Magelang dan Yogyakarta; penempatan arah hotel ke Gunung Merapi yang menjadi unsur kedua dan ketiga dari perancangan hotel ini – Gunung Merapi sendiri dan Keraton. Material kayu untuk bangunan depan dan “porte cochere” (kanopi) dan penggunaan batu Muntilan untuk lantai cukup dominan.
Joop Ave, pada malam peresmian, memuji desain hotel ini sebagai yang “most beautiful and most unique” (terindah dan terunik), mirip bentuk candi.
269 kamar Hyatt Regency (Agoda) dibagi ke dalam tiga tipe suite dan tiga tipe kamar biasa, menawarkan pemandangan baik ke arah lapangan golf maupun Gunung Merapi, dengan fasilitas seperti biasa untuk hotel bintang lima (kolam renang, padang golf), lima rumah makan (Kemangi Bistro, Bogey’s, Cemara dan Panorama (teras) dan Paseban (lounge)), ballroom berkapasitas 1000 orang (650 m persegi), dan ruang rapat yang dinamai setelah gunung berapi di Jawa (Merapi, Bromo dan Semeru).
Data dan fakta
Alamat | Jalan Palagan Tentara Pelajar, Ngaglik, Kab. Sleman, DI Yogyakarta |
Arsitek | Shimizu Lampiri Consultants |
Pemborong | Decorient Indonesia |
Lama pembangunan | November 1995 – Agustus 1997 |
Dibuka | 1 September 1997 |
Jumlah lantai | 7 lantai |
Jumlah kamar | 269 |
Biaya pembangunan | Rp. 171 milyar (1997) Rp. 1,25 triliun (inflasi 2021) |
Referensi
- Umi S. Ayus (1997). “Hotel Hyatt Regency Yogyakarta”. Majalah Konstruksi No. 257, Agustus 1997, hal. 47-53
- tif (1997). “Kilasan Ekonomi: Hyatt Regency di Yogyakarta.” KOMPAS, 1 September 1997, hal. 2
- Halaman resmi PT Jakarta Setiabudi Internasional, diakses 9 Mei 2021 (arsip)
- Halaman resmi Hyatt Hotels, diakses 9 Mei 2021 (arsip)
- ptg/ddc (1997). “Joop Ave: Hotel Jangan Hanya Mengeluh Kurang Tamu.” Harian Berita Nasional (Bernas), 20 Oktober 1997
- dhi (1995). “Hotel Hyatt Hadir di Yogya”. Harian Berita Nasional (Bernas), 15 November 1995
- win/dhi (1995). “Dibangun Hotel Terlengkap di Yogya”. Harian Berita Nasional (Bernas), 16 November 1995
- cpn (1997). “Hyatt Regency Yogyakarta 1 September Mulai Beroperasi.” Harian Berita Nasional (Bernas), 1 September 1997
Tinggalkan Balasan