Bagi yang sering jalan-jalan ke Mangga Dua dan melewati tol dalam kota Jakarta seharusnya melihat gedung ini dari sisi barat jalan tol tersebut, berdampingan dengan Wisma SMR di utara, Apartemen Mitra Sunter di barat dan apartemen Mall of Indonesia di sisi timur. Gedung kantor tersebut bernama Graha Samudera Kirana. Gedung berlantai 12 itu dikembangkan oleh PT Nusa Kirana, pengembang properti milik beberapa tokoh Summarecon, pada tahun 1992.
Pembangunannya dilakukan oleh pemborong swasta PT Mataram Maju mulai November 1994 dan saat dilaporkan Majalah Konstruksi pada Maret 1996, direncanakan selesai pada Februari 1996. Disinyalir, pada bulan tersebut, gedung Graha Samudera Kirana yang memiliki luas lantai 29 ribu meter persegi sudah jadi. Nusa Kirana menghabiskan Rp. 30 milyar (1996) untuk membiayai pembangunan gedung ini.
Laporan majalah Warta Ekonomi tahun 1995 mencatat bahwa gedung tersebut berhasil diisi oleh 80 persen calon penyewa saat itu karena mahalnya harga sewa perkantoran kawasan Segitiga Emas Jakarta. Selain sebagai kantor sewa swasta, gedung ini merupakan kantor pusat dari PT Nusa Kirana yang menempati lantai 12 sampai 14.
Tak banyak kejadian krusial yang terjadi di gedung ini. Pada tanggal 12 Oktober 2022, PT Samudera Indonesia mencaplok kepemilikan Graha Kirana dari PT Nusa Kirana sekaligus mengubah namanya sebagai Graha Samudera Kirana. Tidak disebutkan berapa biaya akuisisi tersebut, tetapi pihak Samudera Indonesia, dalam keterangannya ke media massa, berencana akan memusatkan sebagian kegiatan perusahaan perkapalan tersebut di bekas gedung Graha Kirana.
Arsitektur Graha Samudera Kirana dirancang tidak lekang dimakan zaman
Desain gedung Graha Samudera Kirana dilakukan oleh arsitek dari Parama Loka Consultant. Desainnya dirancang tidak lekang dimakan zaman, elegan dan berwarna sederhana, bernuansa urban modern, dengan finishing cladding aluminium dan lapis granit, dan kaca berwarna biru.
Penggunaan cladding juga dimaksudkan agar gedung tidak terkesan gemuk. Strukturnya yang dirancang oleh insinyur kondang Davy Sukamta & Partners tidak memiliki keistimewaan yang bisa dijelaskan di blog ini, yaitu pondasi tiang pancang dan struktur atas rangka terbuka dengan core tembok geser.
Secara garis besar penggunaan kantor, Graha Samudera Kirana adalah gedung perkantoran sewa, alasan pengembang adalah pasar kantor sewa di Kelapa Gading dan Sunter yang masih sedikit, sekaligus untuk menarik minat perusahaan baru yang membutuhkan ruang kantor kecil.
Data dan fakta
Nama lama | Graha Kirana |
Alamat | Jalan Yos Sudarso No. 88 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jakarta |
Arsitek | Parama Loka Consultant (arsitektur) Davy Sukamta & Partners (struktur) |
Pemborong | Mataram Maju (struktur) Paramategak Beton (pilling) Hammer Sakti (pilling) |
Lama pembangunan | November 1994 – Februari 1996 |
Jumlah lantai | 14 lantai 1 basement |
Biaya pembangunan | Rp 30 milyar (1996) Rp 234,5 milyar (inflasi 2023) |
Referensi
- Saptiwi Djati Retnowati (1996). “Gedung Graha Kirana, Menjadi Land Mark di Kawasan Sekitarnya”. Majalah Konstruksi No. 222, Maret 1996, hal. 43-46, 58.
- Farid Mahmud; Sandi Merwanto (1995). “Menggeser Kantor ke Timur dan Utara.” Warta Ekonomi, 6 November 1995, hal. 69-70
- Laporan tahunan PT Samudera Indonesia 2022, diakses 18 Februari 2024 (arsip)
- Thresa Sandra Desfika (2022). “Samudera Indonesia (SMDR) akuisisi Graha Kirana.” Investor Daily, 9 November 2022. Diakses 18 Februari 2024 (arsip)
Tinggalkan Balasan