Kompleks perkantoran Gubernur Jawa Tengah, berlokasi di Jalan Pahlawan, Semarang, adalah kawasan perkantoran yang dibangun untuk pemerintah daerah Jawa Tengah. Kompleks Gubernur Jawa Tengah ini memiliki 5 gedung, diantaranya gedung Setwilda berlantai 12, banquet hall Grhadika Bakti Praja, kantor DPRD Jawa Tengah, dan tiga gedung kecil lainnya.
Keseluruhan gedung-gedung di kompleks tersebut dirancang oleh tim arsitek Pola Dwipa dan dibangun oleh Wijaya Kusuma Contractors.
Kantor Gubernur Jawa Tengah (12 lantai)
Gedung berlantai 12 ini merupakan gedung tertinggi di Provinsi Jawa Tengah saat selesai dibangun pada 1987, bersamaan dengan tahun dibukanya Intiland Tower (versi Paul Rudolph/Intiland/Konstruksi yang dianggap Setiap Gedung Punya Cerita sesuai dengan data foto). Dirancang oleh tim arsitek lokal Pola Dwipa pimpinan Ir. Soeroso S.R. dengan bantuan dan ide dari arsitek tersohor Soejoedi Wiroatmodjo, rancangan Kantor Gubernur Jawa Tengah sudah selesai dilaksanakan pada 1978.
Keterlibatan Soejoedi dalam Kantor Gubernur Jawa Tengah tidak lepas dari peran Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah 1974-1983 dan Dubes RI untuk Malaysia 1972-1974, yang mengagumi pendekatan rancangan Soejoedi pada KBRI Kuala Lumpur, dan mengajaknya membantu Soeroso S.R. merancang Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Desainnya mengusung nuansa arsitektur tropis seperti menggunakan bidang miring, yang secara tahun desainnya, mendahului Paul Rudolph dengan Intiland Tower-nya yang rancangannya baru beredar di depan media pada 1982. Sayangnya, ketiadaan sumber data, Jakartasentrisme warisan Orde Baru dan inferiorisme nasional membuat gedung ini tidak dilirik sebagai textbook case arsitektur tropis di Indonesia, kalah dengan Intiland Tower.
Pembangunannya dilakukan bertahap untuk menyesuaikan dengan kemampuan APBD Jawa Tengah. Tahap terawal hanya 5 lantai yang sudah dibangun dan bisa digunakan, dan lanjut ke 7 lantai berikutnya di tahun selanjutnya hingga selesai dibangun 1987. Tanggal peletakan batu proyek kantor gubernur Jawa Tengah masih dicari, tapi ada selentingan tahun 1988 gedung ini mulai dimanfaatkan oleh DPRD Jawa Tengah sebelum “gedung berlian” mereka rampung. Bangunan dengan luas lantai total 17 ribu meter persegi ini menggunakan pondasi Frankipile, struktur atas beton bertulang dengan beton pracetak.
Gedung yang kini ditempati oleh keseluruhan operasional Gubernur Provinsi Jawa Tengah ini sudah direnovasi dengan fasilitas ramah disabilitas per Mei 2019.
Grhadika Bakti Praja
Di samping kiri gedung Gubernur Jawa Tengah 12 lantai adalah gedung banquet hall alias Grhadika Bakti Praja yang dibangun sedikit lebih terlambat. Masih dibangun oleh Wijaya Kusuma Contractors, dengan rancangan dari Pola Dwipa, gedung ini dibangun mulai dari tahun anggaran 1991/92 hingga selesai di pertengahan tahun 1992. Gedung tersebut hanya berlantai dua, dengan luas total 5 ribu m2. Lantai serbaguna berada di lantai dua.
Biaya konstruksi gedung ini mencapai 4,5 milyar rupiah (1992), namun sempat ditutup gara-gara tanah amblas di bulan Maret 1993, dan kini sudah beroperasi kembali sebagai ruang serbaguna umum.
Gedung DPRD Jawa Tengah
Sementara Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang berbentuk berlian memulai konstruksinya di tahun anggaran 1988/1989. Struktur utamanya selesai pada bulan April 1989 karena kerumitan strukturnya sehingga molor dari rencana awal (baca di bawah). Namun, butuh dua tahun merampungkan keseluruhan konstruksi, sehingga gedung tersebut baru bisa digunakan pada tanggal 28 Maret 1991, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 15 Juli 1991, dibawah candra sengkala Tunggal Gatra Trus Manunggal.
Kantor DPRD Jawa Tengah juga dirancang oleh tim arsitek Pola Dwipa, namun untuk strukturnya ditangani oleh Wiratman & Associates, perancang struktur bangunan terpandang di Indonesia.
Alasan digunakannya desain piramida terbalik alias berlian adalah untuk menegaskan motivasi kerja anggota dewan. Tak cuma sebagai citra memotivasi kerja, desain berlian bersifat fungsional. Website DPRD Jawa Tengah dan majalah Konstruksi edisi November 1989 masih memberikan urutan penempatan penghuni yang sama dari gedung tersebut, yaitu lantai:
- untuk Sekretariat Dewan
- sebagai kantor Ketua DPRD Provinsi
- untuk Komisi-komisi DPRD
- sebagai Ruang Paripurna
- untuk kantor-kantor fraksi
Menurut salah satu anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah 1987-92, J.B. Soekarno, kepada harian Suara Merdeka, pemilihan lima lantai kantor DPRD ini juga melambangkan lima sila falsafah Pancasila dan juga sesuai dengan tingkatan kerja dewan. Selain itu, sifat keterbukaan kepada masyarakat untuk menampung aspirasi diejawantahkan melalui teritisan yang terbuka lebar pada lantai 1 yang terhubung ke kantor sekretariat dewan.
Di sisi lain, bentuk berliannya merupakan perwujudan filosofis, yaitu keseimbangan dan kesetimbangan antara lembaga legislatif dan eksekutif yang berdampingan, sebagai perwujudan loro-loroning atunggal (dua tetapi satu).
Untuk mewujudkan rancangan tersebut, gedung ini dipenuhi oleh balok prestressing, seperti biasanya untuk memangkas jumlah kolom, dan memanfaatkan struktur atas bersistem “vierendeel” di kulit terluar bangunan. Balok prategang tersebut sebenarnya bersifat parsial karena, menurut Wiratman, “untuk mendapatkan keelastisan struktur (ductility)”. Bahkan sebuah kolom disertakan di pertemuan balok-kolom untuk mencegah adanya momen negatif setelah pra-tekan dilakukan. Kolom miringpun dipratekan agar struktur beton tidak cepat retak. Penjelasan lengkapnya bisa dibaca pada scan majalah Konstruksi yang SGPC sertakan.
Walau ada bangunan di seluruh dunia yang memiliki bentuk sejenis dan sudah dibangun dahulu, semisal gedung Radio Slowakia di Bratislava (1967-1984, karya Štefan Svetko dkk), saat gedung DPRD Jawa Tengah dirancang, Wiratman dkk malah kerepotan mencari referensi struktur untuk rancangan DPRD Jawa Tengah, bahkan dianggap olehnya adalah “yang pertama kalinya dibangun di Indonesia bahkan mungkin di dunia”, penilaian Wiratman ini dirasa tepat dengan asumsi bahwa Wiratman tidak mengetahui kantor Radio Slowakia juga dibangun dengan model piramid terbalik. Dengan struktur rumit tersebut, biaya pembangunan mencapai Rp. 10,5 milyar nilai 1989.
Pasca-pembangunan Gedung DPRD Jawa Tengah, pada Januari 2019, pihak dewan sudah berencana membangun gedung perluasan di belakang gedung eksisting karena ruang fraksi yang ada sudah kurang muat.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1980an dapat anda baca di artikel ini, sedangkan garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Kantor Gubernur Jawa Tengah
Alamat | Jalan Pahlawan No. 9 Semarang Selatan, Semarang, Jawa Tengah |
Arsitek | Pola Dwipa |
Pemborong | Wijaya Kusuma Contractors (struktur utama) Frankipile Indonesia (pondasi) |
Selesai dibangun | 1987 |
Jumlah lantai | 12 |
Gedung DPRD Jawa Tengah
Alamat | Jalan Pahlawan No. 9 Semarang Selatan, Semarang, Jawa Tengah |
Arsitek | Pola Dwipa (arsitektur) Wiratman & Associates (struktur) |
Pemborong | Wijaya Kusuma Contractors (struktur utama) Frankipile Indonesia (pondasi) |
Lama pembangunan | 1988 – Maret 1991 |
Diresmikan | 15 Juli 1991 |
Jumlah lantai | 5 lantai |
Biaya pembangunan | Rp 10,5 milyar (1989) Rp 142 milyar (inflasi 2020) |
Signifikasi | Struktural (inovasi struktur yang sangat rumit untuk mewujudkan gedung piramida terbalik) |
Referensi
- Urip Yustono (1989). “Balok Prestress 8 Arah Digunakan Pada Gedung DPRD, Bentuk ‘berlian’ untuk lebih memberi bobot.” Majalah Konstruksi No. 139, November 1989.
- Imam Yuda Saputra (2019). “Kantor Gubernur Jateng Mulai Ramah bagi Disabilitas“. Solopos, 11 Mei 2019. (arsip)
- Web resmi DPRD Jawa Tengah (arsip)
- Imam Yuda Saputra (2019). “DPRD Jateng Pengin Gedung Baru, Begini Saran Gubernur…“. Solopos, 19 Januari 2019. (arsip)
- Sukada, Budi A. 2012. “Membuka Selubung Cakrawala Arsitek Soejoedi.” Jakarta: Gubah Laras. Halaman 145.
- her; rif (1993). “Gedung Grhadika Bhakti Praja Dinyatakan Tertutup Untuk Umum, pondasinya ambles 20 sentimeter.” Harian Berita Nasional (Bernas), 10 Maret 1993, hal. 8
- Soemaryono (1992). “Pertama Kali di Indonesia, Gedung Serba Guna Bertangga Menggeliat.” Suara Merdeka, 27 Maret 1992, hal. 3
- “Presiden Resmikan Stadion dan Gedung DPRD.” Harian Berita Nasional (Bernas), 15 Juli 1991, hal. 8
- Soemaryono (1991). “Kamis Malam Besok, DPRD Jateng Gunakan “Berlian” Baru.” Suara Merdeka, 27 Maret 1991, hal. 12
Tinggalkan Balasan