Gedung besar dan megah di perempatan Jalan Angkasa dengan Gunung Sahari di Jakarta ini bernama Hotel Golden Boutique, sebuah hotel berkapasitas 258 kamar yang awalnya merupakan aset dari kelompok bisnis Golden Truly milik Sudwikatmono sebagai Hotel Golden.
Pembangunan yang dilakukan oleh pemborong Nusa Raya Cipta dimulai pada Desember tahun 1994, dan tutup atap pada tanggal 15 Desember 1995. Hotel tersebut, dalam sejarahnya pernah didampingi oleh Sunroute Hotel dari Jepang untuk pengelolaan hotel Golden saat mulai dibuka, dan selanjutnya dikelola Clarion Hotels. Saat itu, Hotel Golden memiliki 368 kamar hingga tahun 2011 menyusut menjadi 240 kamar.
Hotel tersebut diresmikan oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Joop Ave pada 7 Juni 1997, terlambat dari rencana pembukaan pada Desember 1996 karena alasan yang tidak dijelaskan oleh pihak Golden Truly. 61,4 milyar rupiah (1995, setara Rp. 510,7 milyar nilai 2021) biaya investasi dari sindikasi kredit Bank Universal dihabiskan untuk membangun Hotel Golden Boutique yang sekarang ada di tangan PT Jade Global Development (bukan afiliasi Golden Truly).
Arsitektur: Eropa modern vs. representasi budaya Indonesia
Hotel Golden merupakan hotel pertama kelompok bisnis Golden Truly saat dibuka, dengan 368 kamar, ruang banquet dan balai sidang berkapasitas 1500 orang dan luas lantai per kamar yang lapang untuk sebuah hotel berbintang tiga, dengan luas lantai total mencapai 63 ribu meter persegi.
Dirancang oleh arsitek asal Jepang Makoto Urashima bersama dengan Dacrea, rancangan Hotel Golden Boutique, menurut pihak Dacrea, terinspirasi profil burung saat melayang, dan seni tarian Bali. Lekuk gedungnya merepresentasikan burung; sementara penari Bali diwakilkan kepada pola fasad gedung dan mahkota gedung. Namun, di material pemasaran dari Hotel Golden Boutique, pihak hotel mengklaim bahwa arsitektur hotel tersebut diilhami oleh gaya arsitektur Eropa modern.
Saat awal dibangun, Hotel Golden dicat warna emas dengan sedikit aksen jingga, merefleksikan nama “golden”. Sayangnya – selama eksistensi 23 tahun lebih keberadaan hotel ini eksterior Hotel Golden berubah ke warna krem.
Profil hotel
Material pemasaran resmi Hotel Golden Boutique menonjolkan lokasinya yang dekat dengan Jakarta Fair, Monumen Nasional, Mangga Dua dan Pasar Baru, dan auditoriumnya yang luas sebagai hotel bintang tiga, yang kini mendapat status bintang empat.
Hotel Golden Boutique (Agoda) memiliki 258 kamar, terdiri dari kamar tipe Deluxe, Club, Executive dan lima jenis suite. Fasilitas yang tercatat di Hotel Golden Boutique terdiri dari rumah makan The Nest dan Piano Lounge, balai sidang berkapasitas 1200 orang dan 11 ruang rapat/balai sidang kecil, sasana kebugaran, massage untuk keluarga, dan kolam renang.
Tambahan 13/09/2021 untuk detail mengenai Sunroute Hotel, dari pemberitaan Media Indonesia.
Data dan fakta
Nama lama | Clarion Hotel Golden Jakarta Hotel Golden |
Alamat | Jalan Angkasa No. 1 Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | Makoto Urashima (arsitektur) Dacrea (architect of record) |
Pemborong | Nusa Raya Cipta |
Lama pembangunan | Desember 1994 – Mei 1997 |
Diresmikan | 7 Juni 1997 |
Jumlah lantai | 15 lantai |
Jumlah kamar | 258 |
Biaya pembangunan | Rp. 61,4 milyar (1995) Rp. 510,7 milyar (inflasi 2021) |
Referensi
- Umi S. Ayus (1997). “Hotel Golden”. Majalah Konstruksi No. 252, Juni 1997, hal. 42-46.
- ksp (1997). “Jakarta Masih Perlu Hotel Berbintang”. KOMPAS, 9 Juni 1997, hal. 3
- ira (1995). “Info Jabotabek: Cerah, Prospek Hotel di Jakpus”. KOMPAS, 16 Desember 1995, hal. 2
- Arsip laman resmi Hotel Golden, diarsip tanggal:
- Laman resmi Hotel Golden Boutique, diakses 12 Januari 2021 (arsip)
- Herning Banirestu (2014). “Dua Srikandi di Bisnis Properti PT Jade Global Development“. SWA (Online), 21 Februari 2014. Diakses 12 Januari 2021 (arsip)
- Win/B-2 (1997). “Info Bisnis: Golden Hotel Mulai Beroperasi.” Media Indonesia, 5 Juni 1997, diarsip 5 Juni 1997
Tinggalkan Balasan