Karena kami mulai kehabisan ide mengenai gedung yang akan dibahas, kami memutuskan mencari gedung yang bisa dikatakan tidak menarik buat dibahas. Dan ini merupakan rumah sakit. Ia adalah Rumah Sakit Husada di Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, salah satu rumah sakit swasta tertua yang beroperasi di Indonesia.
Sejarah rumah sakit ini ditarik kembali ke 28 Desember 1924 saat didirikan oleh Dr. Kwan Tjoang Sioe, dokter Tionghoa yang mendirikan sebuah poliklinik dibawah pengelolaan Kelompok Jang Seng Ie. Dalam perkembangannya, poliklinik tersebut bertransformasi menjadi sebuah rumah sakit yang luas, per 2006 menampung 82 tempat tidur rawat inap dan kapasitas total 500 pasien. Sayangnya, kami di SGPC tidak bisa memperkirakan evolusi gedung-gedungnya sebelum 1990an, karena minim informasi.
Enam tahun setelah perubahan nama dari Jang Seng Ie menjadi Rumah Sakit Husada yang merupakan saran dari Departemen Kesehatan RI, rumah sakit swasta tersebut menerima status Rumah Sakit Pusat Tingkat II Wilayah Jakarta Utara pada 1971. Perkembangan layanan kesehatan bersamaan dengan meningkatnya jumlah pasien di rumah sakit swasta tertua di Indonesia ini membuat mereka membangun bangunan perluasan baru. Adapun bangunan baru yang SGPC bisa ulas saat ini antara lain Menara Husada dan perluasannya, dengan gedung Rumah Duka.
Fasilitas baru di Rumah Sakit Husada sejak 1992
Gedung tertinggi yang berdiri di kompleks RS Husada adalah Graha Utama, atau dahulu bernama Gedung Menara Husada. Ia adalah bangunan berlantai 10 yang dirancang oleh tim arsitek dari PT Inti Era Cipta, pemenang dari sebuah sayembara yang diadakan internal kepada tiga peserta dari biro arsitek. Secara penampilan, gedung yang berdiri di beberapa bangunan lama RS Husada itu memiliki penampilan modern yang tidak begitu wah dan menarik.
Rancangan awal dari gedung ini, menurut Ir. Suparman Gunara dari PT Inti Era Cipta kepada Majalah Konstruksi (No. 181, Mei 1993), gedung ini merupakan gugusan dari dua bangunan sayap berlantai enam yang mengapit bangunan tinggi ini. Tetapi, karena faktor tertentu, hanya gedung utama berlantai 10 dan sayap berlantai enam yang difungsikan sebagai Instalasi Gawat Darurat, itupun dibangun terlambat sekitar 2008. Sayap kirinya sekarang ditempati oleh sebuah gerai Starbucks. Diperkirakan, berdasarkan rencana awal 23.000 m2, dengan dibangunnya gedung utama dan gedung sayap kanan, maka luas lantai total gedung ini mencapai 17.500 m2.
Karena fungsionalisme dipanglimakan dalam perencanaan gedung ini, maka tidak banyak detil arsitektur yang didapat. Gedung utama Rumah Sakit Husada difungsikan untuk pelayanan poliklinik, rawat inap VIP, lab, unit diagnosa hingga kantor pengelola, auditorium ATM dan apotik. Pembangunan gedung Graha Utama Rumah Sakit Husada dilaksanakan oleh BUMN kontraktor Wijaya Karya dari Juni 1992 hingga perkiraan rampung setahun kemudian sekitar Juli 1993, andai tidak ada keterlambatan lanjutan.
Bila merujuk pada foto udara Google Maps, pada 2004 RS Husada telah membangun rumah duka berlantai tiga di utara gedung yang kelak akan menjadi IGD, dan direnovasi 2019.
Data dan fakta (Gedung Utama)
Alamat | Jalan Mangga Besar Raya No. 137-139 Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | PT Inti Era Cipta |
Pemborong | Wijaya Karya |
Lama pembangunan | Februari 1992 – 1993 |
Jumlah lantai | 10 lantai |
Biaya pembangunan | Rp. 16 milyar (1993) Rp. 160,4 milyar (inflasi 2023) |
Referensi
- Dwi Ratih; Saptiwi Djati Retnowati (1993). “Gedung Menara Husada, Meningkatkan fasilitas sambil membangun citra baru.” Majalah Konstruksi No. 181, Mei 1993, hal. 55-56, 77-79
- Arsip halaman resmi Rumah Sakit Husada, diarsip 22 Oktober 2007
Leave a Reply