Iklan

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Rumah Indonet

Selama nyaris enam tahun SGPC melakukan riset sejarah bangunan, gedung ini nyaris mimin anggap sebagai bangunan misterius. Gedung tersebut diketahui berada di Jalan Rempoa Raya/Pahlawan No. 11 di Tangerang Selatan, Banten (atau Jakarta, karena langsung berbatasan). Ia adalah Rumah Indonet, kantor pusat dari perusahaan penyelenggara jasa internet dan hosting senior Indonet.

Tak ada catatan kapan Rumah Indonet selesai dibangun; dengan asumsi paling cepat Maret 1993 berdasarkan wawancara direktur utama PT Sigma Cipta Caraka saat itu Toto Sugiri dengan majalah Warta Ekonomi pada akhir 1992 – itupun kalau aral tidak melintang.

Gedung Rumah Indonet
Karena atapnya juga ditempati, maka gedung ini memiliki 4 lantai, diperkirakan selesai dibangun 1993. Foto oleh Edwin Karim/Majalah Asri

Iklan

Awalnya merupakan kantor dari perusahaan pengembang perangkat lunak dan outsourcing tenaga informatika PT Sigma Cipta Caraka, gedung rancangan Ir. Fong Wainan ini dirancang dengan gaya arsitektur pascamodern, mengusung perpaduan arsitektur nusantara dengan unsur-unsur arsitektur modern. Sebelumnya, perusahaan yang kini bernama TelkomSigma itu berkantor di Jalan Kebayoran Lama.

Namun, keberadaan Sigma disini tidak bertahan lama, karena sekitar 1998-99 Sigma pindah ke German Centre Bumi Serpong Damai. Barulah sejak 6 September 2010 Indonet menempati gedung dengan luas lahan 2.000 m2 Jalan Rempoa Raya/Pahlawan No. 11, dengan nama sekarang Rumah Indonet.

Tak banyak yang berubah dari yang anda lihat di foto Google Maps dengan yang kami lihat di isi artikel Majalah Asri terbitan Februari 1994 (No. 131). Majalah Asri melaporkan bahwa desain Rumah Indonet awalnya merupakan ide dari Sugiri yang juga penggandrung arsitektur nusantara Indonesia. Kekagumannya dipadu dengan suasana kerja yang nyaman dan berkesan di rumah.

Iklan Sigma Cipta Caraka pada 1995. Disini kami menemukan alamat lama Sigma sebelum pindah ke German Centre. Majalah SWA No. 2/X, Februari 1995

Maka, terkemas dari penampilan luarnya yang sarat marmer, kita bisa melihat permainan bentuk bangunan yang atapnya berbentuk segitiga, yang dinilai Asri “geometris, bersih dan fungsional,” menghasilkan efek “necis dan canggih, sesuai dengan produk yang mereka hasilkan,” yaitu produk perangkat lunak dan informatika. Indonet masih sama, tetapi produknya adalah jasa layanan internet.

Secara interior, terdapat sebuah atrium pada lobi masuk yang disebutkan oleh majalah Asri sebagai paduan “landscape office” dan perkantoran biasa. Menariknya, segitiga atap yang dijelaskan tadi bukan melulu dekorasi, ia adalah ruang yang cukup bagi Indonet mengadakan kegiatannya. Tidak ada catatan berapa luas lantainya, intinya hanya 4 lantai.


Iklan

Referensi

  1. Ade Latief (1994). “Membentuk Citra Sebuah Kantor.” Majalah Asri No. 131, Februari 1994, hal. 64-69
  2. Umi W. Moehadi (1992). “Toto Sugiri: Penjual Software Bertangan Dingin.” Warta Ekonomi No. 31-32/IV, 28 Desember 1992, hal. 87-89
  3. Pengumuman pindah alamat Indonet, 7 September 2010. Diarsip 26 Februari 2011

Lokasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *