
Semua orang di kota Daeng tahu dengan hotel berbintang empat ini karena lokasinya yang strategis di depan Pantai Losari, yang merupakan tempat rekreasi andalan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan ini. Ia adalah Hotel Aryaduta Makassar, hotel berlantai 12 dengan kapasitas 224 kamar yang dikelola oleh Lippo Karawaci selaku pemegang merek hotel “Aryaduta”, sejak sekitar 2000an – SGPC tidak tahu pastinya.
Hotel ini awalnya dibangun dalam rangka revitalisasi hotel milik Pemprov saat itu. Kini, hotel rancangan Denton Corker Marshall tersebut dimiliki oleh PT Makassar Hotel Network yang merupakan afiliasi Grup Bosowa.
Sejarah Hotel Aryaduta Makassar: Hotel pemda kedua yang direhabilitasi Lippo
Sejarah Hotel Aryaduta di Makassar berakar dari proyek kerjasama pemerintah yaitu Pemprov Sulawesi Selatan dengan swasta yaitu Grup Lippo. Saat itu, Pemprov selaku pengelola sebuah hotel non-bintang bernama Hotel Pesanggrahan menawarkan lahan hotel seluas 4.655 m2 kepada grup real estate milik taipan Mochtar Riady untuk direhabilitasi.
Pihak pengelola hotel saat itu, PT Metropolitan Tatanugraha, kepada Majalah Konstruksi menjabarkan alasan pembangunan hotel ini yaitu kondisi Hotel Pesanggrahan yang kurang layak. Awalnya akan direncanakan berlantai 8 dengan 150 kamar, Lippo meminta agar jumlah kamar yang tersedia lebih dari 200, sehingga melahirkan gedung berlantai 11 dengan 230 kamar.

Konstruksi yang resminya dilakukan oleh Multibangun Adhitama Konstruksi (Multikon) dimulai pada bulan Desember 1994 melalui upacara pemancangan tiang pondasi pertama yang dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan HZB Palaguna. Awalnya hotel ini akan bernama Makassar Imperial Resort, namun pada bulan November 1995 PT Metropolitan Tatanugraha – 30 persen milik Pemprov dan 70 persen milik Lippo – meneken kerjasama pengelolaan dengan Sedona Hotels dari Singapura.
Konstruksi Hotel Sedona Makassar selesai pada tahun 1996, dengan operasional hotel dimulai pada 2 November 1996, dalam rangka persiapan konvensi nasional pembangunan benua maritim pada Desember 1996, yang akhirnya diresmikan sekiranya pada tahun 1997. Di hari yang sama, Menteri Pariwisata Postel Joop Ave meninjau persiapan hotel ini. Pembangunannya menghabiskan biaya 28 juta dolar AS atau setara Rp 65 milyar rupiah nilai 1996.
Sejak awal 2000an (jangan tanya kapan), hotel ini bernama Aryaduta Imperial Makassar sebelum akhirnya berganti nama menjadi sederhananya Aryaduta Makassar. Makassar Hotel Network mengakuisisi hotel ini dari Lippo Karawaci pada Juni 2008 dengan tebusan dilaporkan mencapai 17 juta dolar AS (Rp. 158 milyar nilai 2008, setara Rp. 293 milyar nilai 2024)
Arsitektur Hotel Aryaduta Makassar dirancang menjual pemandangan pantai
Secara desain arsitektur, Hotel Aryaduta Makassar yang menjulang dengan 11 lantai dirancang oleh tim arsitek Denton Corker Marshall dengan ujung tombaknya, yang tidak lain adalah Budiman Hendropurnomo, B.Arch. Prioritas Aryaduta saat dibangun adalah menjual pemandangan Pantai Losari, maka posisi bangunannya ikut seperti lahannya yang memanjang utara-selatan.

Hotel berlanggam pasca-modern itu dicat berwarna putih untuk unsur vertikal dan sisanya dicat merah. Untuk memperkuat idenya sebagai ilusi sebagai mercusuar di Teluk Makassar, hotel ini sempat diberi lampu sorot untuk memperkuat keberadaan jendela berbingkai hijau dan kaca panasap warna hijau untuk sebagian unsur vertikal.
Sementara untuk podium alias dua lantai terbawah hotel dipoles dengan batu Sopeng berwarna merah marun dan atapnya yang mirip bangunan lain di Tanah Air pada umumnya dipoles dengan genteng terracotta. Teknisnya gedung ini memiliki luas lantai sekitar 18.000 m2.
Secara properti, Hotel Aryaduta – seperti yang dijelaskan sebelumnya – memiliki 224 kamar yang terbagi ke dalam lima kategori, yaitu Superior, Deluxe, Terrace, Aryaduta Club (Room dan Suites) dan Presidential Suite. Hotel ini memiliki ruangan serbaguna alias ballroom berkapasitas maksimal 1.200 orang (awalnya hanya mencapai 600 pada tahun 1990an) dan beberapa ruang rapat. Sedang untuk prasmanannya, mengandalkan Bellini Restaurant, Le Bar Atelier dan The Rotunda (bar).
Infokilat
Nama lama | Hotel Sedona Makassar Imperial Aryaduta Makassar |
Arsitek | Denton Corker Marshall (arsitektur) Jata Nurman (struktur) |
Pemborong | Multibangun Adhitama Konstruksi |
Lama pembangunan | Desember 1994 – November 1996 |
Jumlah lantai | 11 lantai |
Jumlah kamar | 224 |
Biaya pembangunan | Rp. 65 milyar (1996) Rp. 525 milyar (inflasi 2024) |
Referensi
- Saptiwi Djati Retnowati (1996). “Hotel Sedona Makassar, Sebagian besar kamarnya menghadap ke laut.” Majalah Konstruksi No. 240, Desember 1996, hal. 43-47
- Saptiwi Djati Retnowati (1996). “Jati Diri Membedakan Bangunan dengan Lainnya.” Majalah Konstruksi No. 240, Desember 1996, hal. 44-45
- Halaman resmi Hotel Aryaduta Makassar, diakses 25 Juli 2022 (arsip)
- Arini (2009). “Pilih Ambil Alih.” Majalah Properti Indonesia No. 1181, April 2009, hal. 53
- “Hotel Sedona Makassar dilengkapi pusat data bisnis.” Berita Yudha, 5 Maret 1997, hal. 5
- “Lippo Group bangun Makassar Tower.” Berita Yudha, 4 November 1996, hal. 9
- Bazarudin (1995). “Sedona Hotel Makassar dikelola Sedona Singapura.” Berita Yudha, 15 November 1995, hal. 11
- “A Sedona in Ujungpandang” (Sedona di Ujungpandang). Majalah Travel Indonesia Vol. 17 No. 12, Desember 1995, hal. 17
Leave a Reply