Wisma Asia adalah kawasan perkantoran di kawasan Slipi yang menjadi kantor dari Bank Central Asia di Jakarta bagian barat dan beberapa anak usahanya, termasuk eks afiliasinya Asuransi Central Asia dan Central Asia Raya. Kompleks tersebut berdiri di perempatan Jalan Letjen S. Parman dan Jalan Kemanggisan Utama
Seperti halnya gedung kantor BCA lainnya, gedung I dirancang oleh John & Associates dan dibangun oleh pemborong ternama Total Bangun Persada; sementara gedung II diduga dirancang oleh tim arsitek Airmas Asri atau Megatika Internasional dan dibangun oleh Multikon.
Wisma Asia I
Pada dasarnya desain Wisma Asia I melanjutkan ciri khas arsitektur gedung kantor BCA pada umumnya di Tanah Air, yaitu lengkung yang mengarah keluar. Pihak John & Associates kepada pewarta Majalah Konstruksi menjabarkan bahwa lengkung keluar tersebut melambangkan menolak bala, berdasarkan kepercayaan hong shui. Khusus untuk gedung ini, pola U juga ditemukan di sisi barat wajah gedung dari lantai 5 sampai 19.
Eksterior gedung berlantai 21 itu dilapisi oleh kaca berwarna hijau dan panel aluminium berwarna perak metalik, memberi citra BCA pada gedung ini seperti halnya gedung kantor BCA lainnya saat itu. Struktur bangunan dibangun dengan pondasi tiang pancang sebanyak 436 titik berkedalaman maksimal 27 meter, dan struktur atas open frame dengan balok lantai pratekan dan dinding geser pada core. Karena setback pada desain gedung, Wisma Asia memiliki transfer beam.
Pembangunan gedung dengan GFA 32.127 meter persegi ini dimulai 10 November 1995 dan selesai sekaligus diresmikan pada 8 Agustus 1997 (dianggap hari baik oleh BCA). Pihak BCA membayar Total Bangun Persada Rp. 26 milyar (1997, setara Rp. 185 milyar nilai 2020) untuk pembangunan gedung ini; tidak ada data resmi mengenai biaya pembangunan totalnya.
Wisma Asia II
Pada 2005, BCA kembali membangun gedung baru di sekitar kompleks Wisma Asia. Tidak diketahui pasti siapa perancang gedung kedua ini, yang bila merujuk pada pengakuan salah satu buruh proyek, Ivo Anggrayanty, dalam blognya, mengarah ke Airmas Asri, Megatika Internasional atau Indomegah Cipta Bangun Citra. Pembangunan gedung berlantai 18 dengan satu basement ini dilaksanakan oleh Multikon (Multibangun Adhitama Konstruksi) dan selesai dibangun pada tahun 2007.
Blogger Ivo Anggrayanty menyebutkan Wisma Asia II dirancang tahan gempa dan tahan kebakaran karena gedung ini dirancang sebagai penyimpanan aset nasabah dan dokumen penting BCA, ditunjang dengan tebal tembok eksterior mencapai 50 cm. Gedung ini bisa dikatakan merupakan gedung pintar karena sistem mekanik dan listriknya dipersatukan.
Seperti kakaknya, Wisma Asia II ditopang oleh core, dan lapisan eksterior bangunan bergaya pascamodern ini menggunakan panel aluminium dan jendela kaca.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Letjen S. Parman Kav. 79 Palmerah, Jakarta Barat, Jakarta |
Arsitek (gedung I) | John & Associates |
Pemborong (gedung I) | Total Bangun Persada |
Pemborong (gedung II) | Multibangun Adhitama Konstruksi |
Lama pembangunan (gedung I) | November 1995 – Agustus 1997 |
Selesai dibangun (gedung II) | 2007 |
Jumlah lantai (gedung I) | 21 lantai 2 basement |
Jumlah lantai (gedung II) | 18 lantai 1 basement |
Referensi
- Umi Suswatiani (1997). “Wisma Asia: Memanfaatkan lahan sempit semaksimal mungkin”. Majalah Konstruksi, September 1997, hal 43-46.
- Ivo Anggrayanty (2017). “BCA Wisma Asia II”. Blog pribadi, 22 Februari 2017. Diakses 26 April 2020. (arsip)
- Website resmi Multikon, diakses 26 April 2020. (arsip)
- Hilda B. Alexander (2016). “Thamrin City Bukan Milik Sanusi“. Kompascom, 5 April 2016. Diakses 26 April 2020. (arsip)
- Website resmi Total Bangun Persada, diarsip 1 Juli 2019.
Tinggalkan Balasan